PCIM Yaman dan Arab Saudi Bertadabur di Jabal Uhud

PCIM Yaman

PCIM Yaman dan Arab Saudi Bertadabur di Jabal Uhud

MADINAH, Suara Muhammadiyah – Jabal Uhud, termasuk salah satu bukit yang sangat memiliki nilai sejarah penting dalam sejarah Islam. Di bukit ini, terjadi peperangan yang sangat memilukan dalam sejarah Islam. Pasukan kaum Muslimin yang dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, bertempur habis-habisan dengan kaum musyrikin Kota Makkah. Kisah pilu ini, digambarkan oleh Rasul dengan menyebut bukit ini sebagai bukit yang nantinya akan bisa dilihat di Surga.

Jadi, umat Islam yang kini akan melaksanakan ibadah haji dan menyempatkan diri untuk berziarah ke Bukit Uhud, insya Allah saat berada di Surga juga akan menyaksikan kembali bukit ini. Kepiluan Nabi Muhammad saw di Bukit Uhud, tak lepas dari kisah pertempuran yang terjadi di kawasan ini. Dalam pertempuran itu, ratusan sahabat nabi gugur. Termasuk juga paman Rasul, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur dan dimakamkan di bukit ini.

Demi menapaki tilas perjuangan Rasulullah saw dalam perang tersebut maka Muhammadiyah Yaman yang diwakili oleh Ust. Arsyad Arifi dan Muhammadiyah Arab Saudi yang diwakili oleh Ust Muhammad Hamka serta Ust Mufti Maula menziarahi Jabal Uhud tersebut pada 25 April 2022. Berawal dari shalat subuh di Masjid Syuhada’ mereka berkeliling di perbukitan Uhud. Adapun yang ditemui adalah Jabal Rumah, tempat dimana pemanah saat itu berada, makam sayyidina Hamzah, dan Masjid Syuhada itu sendiri.

Perang di kawasan Uhud, bermula dari keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy seusai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka berencana menyerbu umat Islam yang ada di Madinah. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau sekitar bulan Maret 625. Menghadapi rencana penyerbuan tersebut, Rasulullah memerintahkan barisan pasukan Muslimin menyongsong kaum kafir itu di luar Kota Madinah. Strategi pun disusun.

Sebanyak 50 pasukan pemanah, oleh Rasulullah yang memimpin langsung pasukannya, ditempatkan di atas Jabal Uhud.

Mereka diperintahkan menunggu di bukit tersebut, untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya. Sedangkan pasukan lainnya, menunggu di celah bukit.

Maka, perang antara pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah yang berjumlah 3.000 orang, akhirnya berkobar. Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan yang gemilang.

Namun, kemanangan tersebut berbalik menjadi kisah pilu, karena pasukan pemanah kaum Muslimin yang tadinya ditempatkan di Bukit Uhud, tergiur barang-barang kaum musyrikin yang sebelumnya sempat melarikan diri.

Melihat kaum musyrikin melarikan diri dan barang bawaannya tergeletak di lembah Uhud, pasukan pemanah meninggalkan posnya dengan menuruni bukit. Padahal, sebelumnya Nabi Muhammad SAW telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan Bukit Uhud, walau apa pun yang terjadi.

Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut digunakan oleh panglima kaum musyrikin, Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) untuk menggerakkan kembali tentaranya guna menyerang umat Islam. Khalid bin Walid ini, sebelumnya memang digambarkan sebagai seorang ahli strategi yang  memimpin tentara berkuda. Akibat serangan balik tersebut, umat Islam mengalami kekalahan tidak sedikit. Sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada. Termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi SAW sangat bersedih atas kematian pamannya tersebut.

Kini, jika kita datang ke lokasi tersebut, kompleks terlihat makam Sayyidina Hmazah. Makam tersebut terlihat sangat sederhana, hanya dikelilingi pagar setinggi 1,75 meter. Dari luar hanya ada jeruji, sehingga jamaah bisa melongok sedikit ke dalam. Bahkan, di dalam areal permakaman yang dikelilingi  pagar itu, tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada makam di sana.

Arsyad Arifi berpesan bahwasannya kita semua patut mengambil ibrah dari perang Uhud ini, bahwasannya kita harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat terhadap apa yang Rasulullah saw gariskan demi keselamatan dunia akhirat. Ia juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga PCIM Arab Saudi terutama Ust Muhammad Hamka dan Ust Mufti Maula yang sudah membersamai dari awal kedatangan hingga kepulangan semoga Allah swt senantiasa membalas amal kebaikannya dengan sebaik-baik balasan.

Exit mobile version