Hari Bermakna: Syawalan, Silaturahmi, dan Soft Launching TK ABA Jetis

Hari Bermakna: Syawalan, Silaturahmi, dan Soft Launching TK ABA Jetis

Hari Bermakna: Syawalan, Silaturahmi, dan Soft Launching TK ABA Jetis

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pagi yang cerah itu, Ahad (16/5) di mana masih dalam suasana hari Idul Fitri, menjadi hari bemakna bagi keluarga besar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan ‘Aisyiyah (PCA) Jetis. Pada hari itu diselenggarakan acara Syawalan dan silaturahmi dengan dimeriahkan oleh acara soft launching TK ABA Jetis. Acara tersebut diselenggarakan di rumah wakaf Ibu Hj Mudjiati Sukarman, Jetisharjo No 286 RT/RW 19/05 Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta.

Beberapa tamu undangan yang hadir meliputi Para Pimpinan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, H Aris Madani, SAg, H Abdul Latief Baedhowi, SAg, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jetis, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se Cabang Jetis, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah, Pimpinan Nasyiatul ‘Aisyiyah, Amal Usaha Muhammadiyah di Wilayah Jetis, Ketua Takmir Masjid Nurul Iman, Satiman, Ketua Takmir Masjid Noor, Imam Bayu Nugroho, serta Ketua RT dan RW setempat.

Acara syawalan di mulai dengan sambutan dari Ketua Takmir Masjid Noor. Menurut Bayu selaku ketuanya, mengatakan sangat mengapresiasi kiprah agung Ibu Hj Mudjiati Sukarman dan keluarga. Dengan kerelaan hati, memberikan tanahnya untuk diwakafkan, sehingga lahirlah sebuah tubuh bangunan pemancar suluh keadaban utama. Yang dari sinilah akan lahir potensi generasi muda cerdas melintas batas.

“Kami sangat menghaturkan terima kasih dan apresiasi dari aksi luar biasa keluarga Ibu Hj Mudjiati Sukarman. Beliau telah mewakafkan tanah dan bangunannya kurang lebih 500 m2. Dan Insya Allah sesuai dengan amanahnya, kita akan jadikan sebagai TK dan rumah tahfidz al-Quran,” jelasnya saat memberikan sambutan.

Di satu sisi, Aris Madani juga mengatakan turut berbahagia dengan didirikannya TK dan rumah tahfidz di wilayah ini. Mengingat lokasinya yang strategis dan di dukung infrastruktur yang memadai, sehingga dirinya berkeyakinan dapat menunjang akses pendidikan, terutama pendidikan Islam yang berkualitas unggul dan maju.

“Kami mendukung penuh aksi keluarga Ibu Hj Mudjiati Sukarman atas kebaikannya untuk mewakafkan tanah dan bangunan yang sekarang tengah kita duduki ini sebagai wujud mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami berkeyakinan jika hadirnya rumah wakaf yang difungsikan sebagai pusat pendidikan anak-anak, mampu membangun kualitas generasi muda berakhlak mulia, luhur, dan cerdas di kehidupan masa depan. Sekali lagi terima kasih dan saya mengapresiasi setinggi-tingginya dengan kiprah keluarga besar Ibu Hj Mudjiati Sukarman. Semoga mendapat ganjaran berlipat ganda dari Allah SWT,” tegasnya.

Selain daripada itu, acara tersebut juga diisi oleh percikan embun keislaman yang disampaikan oleh H Muhammad Isnawan, SE., MPH dari Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam ceramahnya, Isnawan menekankan kepada seluruh jamaah sesudah Ramadan berlalu, kualitas ibadah harus terus digenjot dan dimasifkan. Baginya bulan syawal sebagai bulan peningkatan diri. Meningkatkan seluruh potensi-potensi ibadah, guna meraih ganjaran dan berkah dari Allah.

“Salah satu sikap cerdas umat Islam sesudah bulan Ramadan, harus mampu meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah. Ibadah harus dijalankan setiap hari, tidak boleh terlewati atau menyengaja meninggalkan. Ingat dosa Gusti Allah, ngeri tenan bapak-ibu (ingat dosa dari Allah, sangat mengerikan sekali bapak-ibu)”, urainya dengan suara lantang.

Dengan ibadah yang berkualitas, maka akan menggentus diri tampil sebagai manusia takwa. Ciri manusia takwa sesuai petunjuk Al-Quran adalah selalu memberi maaf, menahan amarah, dan gemar berinfak di waktu sempit (QS ali-‘Imran [3]: 134).

Isnawan juga mengingatkan agar umat Islam, terlebih kaum laki-laki harus melaksanakan salat secara berjamaah. “Wong Islam, utamane wong lanang, kudu salat berjamaah nek iso neng mesjid. (Orang Islam, utamanya orang laki-laki, harus salat berjamaah, kalau bisa di masjid). Karena salat berjamaah lebih utama dibandingkan dengan salat sendirian”, tegasnya.

Satu lagi, umat Islam harus mampu merekatkan silaturahmi. Silaturahmi merupakan ajaran Islam yang wajib dilakukan oleh seluruh umatnya. Tidak boleh tidak, walaupun kita dulunya saling bermusuhan, membenci, dan buruk sangka. “Bapak-ibu, momentum Idul Fitri sangat penting bagi kita semua untuk bergerak bersama dalam merekatkan silaturahmi. Inilah yang menjadikan urip awak dewe dadi ayem (hidup kita sendiri menjadi damai)”, paparnya.

Setelah acara, diadakan sesi foto bersama dengan keluarga Ibu Hj Mudjiati Sukarman beserta seluruh tamu dan jamaah yang hadir pada acara tersebut. (Cris)

Exit mobile version