Pesan Abdul Mu’ti untuk Lulusan UM Bandung, dari Siap Meminang Calon Istri sampai Berani Berkompetensi
BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Tak salah, bila Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd digelari “Bapak Muhammadiyah Garis Lucu”.
Atau bisa dikatakan, guru besar Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah tersebut sebagai AR Fakhruddin-nya Muhammadiyah, yang selalu menyelipkan joke ketika berceramah/orasi ilmiah.
Hal itu tampak ketika mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006 itu berorasi di hadapan para wisudawan/wisudawati UM Bandung, Sabtu (14/05/2022), di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung.
Sebelum menyampaikan orasi ilmiahnya, Abdul Mu’ti terlebih dahulu membawakan dua pantun:
Makan donat di restoran
Jangan lupa ajaklah teman
Selamat kepada para lulusan
Semoga menjadi kader bangsa yang berkemajuan
***
Burung tekukur hinggap di pohon
Menyanyi riang menyambut pagi
Selalu bersyukur kepada Tuhan
Untuk yang wisudawan siap meminang calon istri
Kontan saja, pantun yang dilontarkan pria kelahiran Kudus 2 September 1968 itu memancing tepuk tangan dan gelak tawa hadirin, terutama pantun yang kedua.
Selain itu, penulis produktif di berbagai media tersebut menyampaikan 3 kategori sarjana/lulusan universitas.
Pertama, sarjana sebagai job seeker. Biasanya, para lulusan kampus melamar kerja ke berbagai perusahaan dan lembaga.
Menurut pria berpeci itu, andai setelah mencari kerja tidak diterima oleh suatu perusahaan, maka silakan bergabung dengan partai politik.
“Tak sedikit parpol kita yang kekurangan kader. Karena dari parpol lah, selama ini banyak yang lahir sebagai pemimpin yang berpengaruh,” ungkap Abdul Mu’ti.
Kedua, sarjana sebagai problem solver. “Sarjana yang begini, dia cenderung responsif, bukan hanya menyelesaikan masalah dirinya, melainkan juga publik,” terang pria yang aktif di media sosial itu.
Adapun yang ketiga, papar Abdul Mu’ti, yakni sarjana sebagai inspirator. “Dia menginspirasi banyak orang dengan ilmunya. Atau dia bukan saja jadi job seeker, tapi juga job creator,” katanya.
Tak hanya itu, pria berkaca mata itu juga menyinggung soal era disrupsi yang berpengaruh terhadap bidang pekerjaan.
“Bayangkan, banyak ribuan jenis pekerjaan yang hilang, tapi melahirkan pekerjaan baru yang tidak masuk di kolom pekerjaan, misalnya YouTuber,” paparnya.
Melihat keadaan yang demikian, sambung Abdul Mu’ti, para lulusan sarjana membutuhkan 4 kompetensi guna menghadapi dunia yang serba cepat ini.
Pertama, kompetisi keilmuan. Sarjana atau lulusan UM Bandung, kata Abdul Mu’ti, haruslah menguasai disiplin ilmu yang dipelajari di kampus.
Kedua, kompetisi sosial. Bila lulusan sarjana dapat berkompetisi di bidang ini, lanjut Mu’ti, bukan hanya sukses secara karier, tapi juga dapat moncer di segala bidang. “Ini berhubungan dengan kolaborasi dan networking,” ucapnya.
Ketiga, kompetensi moral/kepribadian. Bagaimana pun, jelas Abdul Mu’ti, para sarjana di mana pun berada harus berakhlak positif.
Keempat, kompetisi kepemimpinan. “Perusahaan di dunia selektif terhadap calon pelamar. Mereka menerima pelamar yang punya pengalaman di bidang leadership,” tambahnya.
Abdul Mu’ti mengingatkan para wisudawan/wisudawati UM Bandung bahwa saat ini tak sedikit perusahaan yang mendahulukan kemampuan pelamar dibandingkan dengan ijazah.
“Bukan ijazah yang menentukan, melainkan kompetisi. Semoga para alumni UM Bandung dapat berkompetisi secara sehat dan profesional,” imbuhnya.
Sebelum menutup salam, alumnus MTSN Kudus itu pun berpantun lagi:
Burung pipit burug nuri
Dua dua hinggap di dahan
Mohon maaf pamit undur diri
Sampai jumpa di lain kesempatan
Untuk diketahui, pada wisuda ke-2 secara luring tahun 2022 ini, UM Bandung mewisuda 264 lulusan dari 4 fakultas, yakni Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Sosial dan Humaniora, Fakultas Agama Islam, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Wisudawan dari Fakultas Sains dan Teknologi 46 orang, Fakultas Sosial dan Humaniora 47 orang, Fakultas Agama Islam 76 orang, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis 95 orang.
Selain dihadiri para orang tua wisudawan/wisduawati, hadir pula Ketua Umum PP Aisyiah, Ketua PWM Jawa Barat, Ketua PWA Jawa Barat, LLDIKTI Wilayah IV, Kepala Kopertais Wilayah II Jawa Barat, dan lainnya. *** (Cecep Hasannudin)