Terbang ke Makasar, Suara Muhammadiyah Adakan Temu Agen Majalah
MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Rasanya tidak ada kata erak bagi Suara Muhammadiyah untuk berusaha berkembangbiak menjadi perusahaan yang berkemajuan di abad modern ini. Pada hari Ahad (15/5), rombongan Suara Muhammadiyah yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, MA lepas landas dari Yogyakarta dan terbang menuju Makasar, Sulawesi Selatan dalam rangkaian kunjungan kerja untuk temu agen dan mensosialisasikan logmart.
Acara dipusatkan di Ruang UBC, Lantai 2, Gedung Iqra’ Universitas Muhammadiyah Makassar. Beberapa tamu undangan turut hadir antara lain dari Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Dr KH Mustari Bosra, MA, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof Dr H Irwan Akib, MPd, Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP), Andi Adam, SPd., MPd, Agen Majalah Suara Muhammadiyah, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Wilayah Sulawesi Selatan.
Deni menuturkan alasan memilih Sulawesi Selatan karena wilayah ini merupakan salah satu jaringan agen terbesar nomor 4 di Indonesia. Bersamaan dengan itu, Deni mengucapkan terima kasih dan mengapreasiasi yang setinggi-tingginya atas komitmen untuk menjaga dan terus menggembangkan media persyarikatan tertua di Indonesia ini, yakni Suara Muhammadiyah.
“Eksistensi Majalah Suara Muhammadiyah di apreasisi oleh Pemerintah sebagai media yang tertua sekaligus sebagai media yang mampu bertahan lebih dari satu abad. Karena Suara Muhammadiyah sampai saat ini sudah berusia 107 tahun dari kelahiran 1915. Tidak ada media yang mampu bertahan hingga 107 tahun,” ungkapnya saat memberikan pengarahan dalam temu agen dan sosialisasi logmart di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan.
Deni membongkar dibalik kokohnya majalah Suara Muhammadiyah yang tidak lenyap tergilas oleh kemajuan zaman. Menurutnya hal itu ditopang oleh semangat komitmen dan konsistensi warga untuk membaca dan menyebarluaskan media dakwah ini. Karena jika bukan dari faktor warganya, maka hal tersebut tidak dapat teraktualisasi.
Lebih lanjut, saat ini dirinya tengah memegang tugas besar yang diamanahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tugas dalam meningkatkan dan memasifkan pendistribusian media persyarikatan ini.
“Sekarang bapak-ibu, terutama sekali di Daerah Jawa, banyak dikalangan warga Muhammadiyah, kalau Bahasa Jawanya itu “Kulakan” pikiran-pikiran keagamaan, panduan-panduan beribadah, itu dari orang lain. Seakan-akan tidak dirasa cukup dengan apa yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. Seakan-akan Muhammadiyah tidak memiliki pemikiran dengan berbagai macam pandangan-pandangan keagamaan. Sehingga dengan tanda kutip tadi, “Kulakan” ke pendapat-pendapat orang lain,” pungkasnya.
Suara Muhammadiyah tidak lepas dari kekurangan. Karenanya Deni berharap pertemuan ini dapat memberikan masukan-masukan dan pikiran-pikiran dalam rangka menjadikan majalah tersebut makin berkualitas dan tetap memancarkan cahaya benderang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. “Kami sangat membutuhkan sekali masukan dari bapak-ibu terkait media kita ini. Karena bertahannya media kita, berkembangnya media kita, tidak terlepas dari masukan-masukan dan pikiran-pikiran dari bapak-ibu semua, terutama agen dan pembaca Majalah Suara Muhammadiyah,” katanya. (Cris)