MALANG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) senantiasa berkomitmen untuk melahirkan generasi unggul dan mandiri. Salah satu bentuk konkretnya yakni dengan pendirian program training dan penempatan kerja di Jepang oleh Vokasi Kampus Putih. Adapun program ini merupakan hasil kerja sama dengan OS Selnajaya yang memungkinkan para anak muda Indonesia untuk meniti karir di negeri Sakura.
Pada pembukaan pelatihan, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. memberikan motivasi kepada para peserta yang hadir. Menurutnya, program ini menjadi langkah UMM untuk memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri, khususnya Jepang. Ke depannya, akan ada banyak negara-negara tujuan lain yang bisa dipilih.
“Sampai saat ini, sudah ada dua gelombang yang sudah mengikuti rentetan pelatihan ini. Adapun materi yang diberikan yakni pelatihan bahasa hingga training kecakapan skill pada masing-masing bidang,” tuturnya.
Fauzan juga menegaskan bahwa program ini bukan program inovasi terakhir dari Kampus Putih. Saat ini, UMM sudah mulai membangun fasilitas beragam kegiatan training yang berlokasi di Karang Ploso. Berbagai pihak juga sudah digandeng untuk merealisasikan program-program menarik lainnya.
“Mudah-mudahan inovasi-inovasi seperti ini bisa terus berkembang dan mampu menjadi model untuk yang lain. Saya juga berpesan agar teman-teman peserta bisa memberi kesan baik ketika nanti bekerja di Jepang. Karena orang baik itu akan selalu dicintai dan dirindukan,” pesan Fauzan.
Sementara itu, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM Dr. Tulus Winarsunu, M.Si. menerangkan bahwa program ini berupaya untuk memberikan informasi terkait skema-skema pekerjaan yang dibutuhkan di Jepang. Selain itu juga memfasilitasi lulusan SMK, SMA, dan perguruan tinggi untuk mendapatkan akses pelatihan yang nantinya berujung pada penempatan kerja.
Lebih lanjut, ada dua skill utama yang diberikan kepada para peserta selama 6-12 bulan proses pelatihan. Pertama, yakni kemampuan bahasa Jepang yang akan mendukung proses penerimaan kerja. Kemudian yang kedua yakni skill pekerjaan di masing-masing bidang. Setelah itu mereka diharuskan untuk mengikuti ujian sebagai persyaratan bekerja di Jepang.
“Program training hasil kerja sama dengan OS Selnajaya ini juga membantu mengatur jadwal wawancara antara peserta dan user untuk memastikan penempatan kerja. Begitupun dengan penyiapan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk bisa berkarya dan bekerja di luar negeri. Jadi setiap orang bisa mendaftar menjadi salah satu peserta agar bisa diberangkatkan ke Jepang,” tambahnya usai pembukaan training gelombang dua, Rabu (18/5).
Sampai saat ini, ada lima skema pekerjaan yang sudah disusun. Di antaranya kaigo atau caregiver, produksi makanan dan minuman, building cleaning, perikanan dan budidaya serta pertanian. Para peserta training bisa memilih salah satunya selama persyaratan yang diberikan bisa terpenuhi dengan baik.
Sementara itu, Reza Ramadhan selaku Global Strategy OS Selnajaya menuturkan bahwa di gelombang pertama pada Januari lalu ada 17 orang yang sudah bergabung. Adapun angkatan tersebut dikhususkan untuk mereka yang ingin berkarir di bidang caregiver. Sementara di gelombang dua, ada 25 peserta yang terbagi menjadi lima bidang pekerjaan. Sehingga total ada sekitar 42 orang.
Fasilitas yang disediakan oleh Training Center UMM-OS Selnajaya juga mumpuni. Mulai dari penginapan asrama selama pelatihan, air dan listrik, buku-buku, dan juga materi dari para guru serta tutor yang ada. Adapun penghasilan yang nanti bisa diterima mencapai 13-15 juta tiap bulannya dengan kontrak selama lima tahun.
“Kalau kaigo atau caregiver memang pelatihannya cukup lama ya karena kan hubungannya lebih banyak dengan manusia, khususnya terkait bahasa. Apalagi yang dirawat adalah para lansia. Sementara kalau bidang lain relatif tidak perlu berinteraksi dengan orang banyak. Untuk biaya, ada dana talang yang bisa dimanfaatkan oleh para calon peserta. Nantinya, mereka bisa menyicil biaya pelatihan saat sudah bekerja. Jadi saya kira bantuan ini cukup memudahkan,” ungkapnya.
Pada dasarnya, para peserta akan melalui beberapa tahapan hingga nanti bisa berkarya di Jepang. Diawali dengan pelatihan, kemudian ujian bahasa serta skill, proses wawancara hingga keberangkatan menuju lokasi. Adapun UMM dan OS Selanajaya akan mengarahkan dan memfasilitasi di setiap proses tersebut. Reza menilai tidak ada kendala yang berarti selama proses pelatihan. Hanya saja pihaknya perlu menjaga motivasi para peserta. Apalagi materi yang diberikan sangat padat, model belajar tiap orang yang berbeda, serta waktu untuk beradapatasi.
Menurutnya, peluang yang tersedia cukup besar. Apalagi melihat kebutuhan sumber daya manusia (SDM) lima bidang pekerjaan di Jepang yang cukup banyak. “Tentu kami berharap program UMM-Selnajaya ini bisa turut membantu lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi dalam membangun karir yang bagus di luar negeri,” pungkasnya. (diko)