Ketua PP Muhammadiyah Terima Silaturahim Warga Wadas di Jakarta
JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kamis, 19 Mei 2022, sekitar pukul 09.30 WIB empat perwakilan warga Wadas diterima di ruang sidang Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta. Bertempat di Jalan Menteng Raya No. 62, Jakarta Pusat, M. Busyro Muqoddas selaku Ketua PPM menerima rombongan warga pencari keadilan atas rencana tambang batu andesit di Desa Wadas, Kec. Bener, Purworejo.
Sebelumnya, rombongan ini juga disapa beberapa pimpinan Muhammadiyah, di antaranya Bapak Agus Taufiqurrahman dan Bapak Marpuji Ali.
Agenda utama warga Wadas ke Jakarta ingin bertemu presiden dan menyampaikan secara langsung apa yang menjadi keinginan dan harapan warga atas persoalan izin penetapan lokasi penambangan di desanya. Namun, oleh karena sulitnya menembus prosedur bertemu presiden, warga memutuskan mengirimkan surat kepada presiden melalui sekretariat negara.
Mbah Marsono menyampaikan, keadaan di Wadas sudah sangat tidak kondusif dan sudah banyak adu domba. Padahal kasus kekerasan terhadap warga yang dilaporkan ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) saja belum ada tindak lanjut.
Salah satu pemuda Wadas, Umam, menuturkan bahwa yang sekarang diinginkan warga adalah bisa hidup tenang, damai, dan menjaga tanah air demi kehidupan bersama yang lestari.
“Masih ada alternatif. Kita tidak menolak Bendungan Bener, (tetapi, ed.) yang kita tolak adalah penambangan batu andesit di Desa Wadas,” tambah Pak Inzin dari Gerakan Masyarakat Pecinta Alam Wadas (Gempa Dewa). Sebagaimana yang diketahui, area perbukitan Desa Wadas yang rawan longsor akan berdampak pada risiko bencana longsor, apabila pertambangan batu andesit tetap dilakukan.
Dalam kesempatan ini, Busyro Muqoddas mengatakan Muhammadiyah mendukung upaya dan militansi warga Wadas. Salah satu bentuk dukungannya, Muhammadiyah memberikan hasil kajian berbentuk policy brief kepada Presiden, Ketua DPR RI, Gubernur Jawa Tengah, dan lain sebagainya.
Menurutnya, nestapa yang terjadi di Wadas adalah cermin negara yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak menunjukkan praktik konstitusional. Praktik ketidakberadaban dan tuna kemanusiaan pada warga Wadas jelas menabrak UUD 1945 yaitu, kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Bersama elemen masyarakat sipil lain, bersama PBNU, insyallah PP Muhammadiyah siap bersama warga Wadas mencari solusi terbaik bagi kelestarian hidup dan lingkungan di Wadas,” tutup Busyro Muqoddas yang juga merupakan mantan Ketua KPK RI.
Pada saat menerima warga Wadas, Bapak Busyro juga mempersilakan beragam elemen jaringan solidaritas bergabung di ruang yang sama. Di antaranya adalah Walhi, SP Kinasih, LBH Yogyakarta, Kader Hijau Muhammadiyah, LHKP PP Muhammadiyah, LLHPB PP Aisyiyah, Public Virtue, PP IPM, Hendro Senkoyo, dan sebagainya.