Kirim Lebih Banyak Kader, Pesantren Muhammadiyah Wiriosoedarmo Gandeng PCIM Mesir
KAIRO, Suara Muhammadiyah – PCIM Mesir menerima kunjungan dari Pimpinan Pesantren Muhammadiyah Wiriosoedirmo Gombong Kebumen. Bertempat di Aula Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir, PCIM menyambut sekaligus mengadakan ramah tamah bersama para rombongan tamu tersebut.
Tiba sejak Sabtu(21/5), rombongan Pesantren Wiriosoedirmo yang tiba di Mesir ialah Heri Pramono, S.Pd selaku mudir pesantren, Muhammad Khojim, S.Ag Kepala MI Muhammadiyah Semondo Gombong, Rashif Arka Muhammad, S.Si, M.B.A CEO International Program SMA Muhammadiyah Gombong, dan Said Akbar Ramadhan, Lc selaku Staf Pengajar Pesantren Wiriosoedirmo.
Selain untuk silaturahim kepada PCIM Mesir, maksud kedatangan rombongan pesantren yang juga para aktivis PCM Gombong tersebut ialah untuk menjalin berbagai kerjasama dengan lembaga setempat termasuk PCIM Mesir. “Kita juga ingin membuka jaringan untuk meningkatkan jumlah kader Muhammadiyah yang dapat melanjutkan ke Al-Azhar. Baik sebagai mahasiswa maupun sebagai pelajar ma’had (SMP-SMA) di Al-Azhar,” tambah Mudir Pesantren Wiriosoedarmo tersebut.
Di mata masyarakat Indonesia, lanjut Heri Pramono, Universitas Al-Azhar masih memiliki image yang baik sebagai tempat kaderisasi ulama berkualitas. Pesantren Muhammadiyah Wiriosoedarmo Gombong sendiri didirikan untuk mencetak kader ulama dan mengirim alumninya ke timur tengah. Hanya saja, keinginan meningkatkan kualitas SDM ini belum didukung dengan fasilitas dan jaringan yang memadai untuk dapat mengirim banyak kader Muhammadiyah ke timur tengah.
“Hal ini terbukti dengan realitas di lapangan bahwa permintaan dan kebutuhan kader ulama jauh lebih banyak dibanding ketersediaan SDM itu sendiri,” imbuh Heri yang juga merupakan Ketua Kwarda HW Kebumen.
Atas pertimbangan itu, ia dan rombongan PCM Gombong memberanikan diri untuk datang langsung ke Mesir dengan harapan PCIM Mesir dapat banyak membantu.
Memang ketika melihat jumlah, dibanding NU atau pesantren salaf maupun modern lainnya, kemampuan pesantren Muhammadiyah untuk dapat meloloskan alumninya dalam seleksi timur tengah oleh Kemenag relatif kurang untuk tidak mengatakan tertinggal jauh. Tentu saja ini cukup disayangkan. Hal ini ditambah kenyataan bahwa Muhammadiyah sendiri sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia belum mendapat kuota khusus beasiswa Al-Azhar tanpa seleksi, sementara ormas lain dan beberapa pesantren telah berhasil mengajukannya.
Menambahkan hal ini, Muhammad Khojim yang juga merupakan mudir pertama Pesantren Wiriosoedarmo bercerita bahwa ia seringkali mendengar keluhan tidak sedikit pesantren Muhammadiyah yang cukup kesusahan mencari pengajar berkualitas dari timur tengah.
“Disaat arus gelombang pesantren mulai merebak di Muhammadiyah dengan berdirinya berbagai MBS di banyak daerah, seharusnya dapat diimbangi dengan kemampuan kaderisasi ulamanya yang produktif. Dan itu akan terjadi jika memang dilakukan by design,” Tambahnya.
Hidanul Achwan, Ketua PCIM Mesir, menyambut baik kedatangan rombongan pesantren ke Mesir. Ia juga menyampaikan bahwa kenyataan masih sedikitnya kader Muhammadiyah yang mampu melanjutkan studi ke timur tengah memang cukup menyedihkan. Namun bukan berarti tanpa harapan.
“Selain berusaha mendorong PP Muhammadiyah untuk lekas menuntaskan MoU antara Muhammadiyah dengan Al-Azhar, kita juga selalu berkoordinasi dengan Pak Masykuri Ketua LP2M PP Muhammadiyah untuk terus menyusun formula terbaik agar lebih banyak kader pesantren Muhammadiyah dapat ke timur tengah.” Ucap Ketua PCIM Mesir tersebut.
Tentu saja ini semua demi kebaikan persyarikatan bersama. Adanya kunjungan dari Pesantren Wiriosoedarmo ini juga diharapkan dapat menelurkan beberapa kerjasama konkrit bersama PCIM Mesir untuk mendogkrak kaderisasi ulama di Muhammadiyah. (Hidan)