Silaturahim Syawal PRM Burikan Kota Kudus
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah Burikan Kota Kudus pada Ahad, 22 Mei 2022 M yang bertepatan dengan 21 Syawal 1443 H menggelar pengajian selapanan dan silaturahim Syawal di Gedung Dakwah Muhammadiyah Burikan.
Pengajian yang diawali dengan sambutan ketua PRM Burikan, Supardi, S.E., M.Kes. yang menyampaikan bahwa, “Pimpinan Ranting Muhammadiyah Burikan siap menerima dan menyalurkan hewan qurban para jamaah, dengan menyelenggarakan penyembelihan pada tanggal 10 Dzulhijjah 1443 H di lantai dasar Gedung Dakwah Muhammadiyah ini. Kami mengadakan pengajian selapanan bersamaan dengan momentum syawalan, dengan tujuan sambil berhalal bihalal sebagai bentuk silaturahim dan saling memaafkan antar jamaah dan simpatisan Muhammadiyah di desa Burikan dan sekitarnya.”
Ustadz Nailul Huda, L.C., sebagai pemateri dalam pengajian ini mengatakan, “Halal bihalal sebagai istilah yang sering digunakan oleh sebagian besar dari kita saat akan mengadakan pertemuan usai Hari Raya Idul Fitri. Halal bihalal tersebut dengan tujuan saling menghalalkan agar kita terhindar dari kerugian di hari Akhir. Silaturahim juga akan meningkatkan rasa kedamaian dari pihak yang bertikai atau terlibat dalam kesalahpahaman terhadap sesuatu.”
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang artinya: “Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: ‘Barangsiapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat).”
Salah tugas Rasulullah diutus adalah untuk memberikan penerangan terhadap pelaksanaan ajaran Islam dengan baik dan benar sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya: “Agama yang paling dicintai Allah adalah (yang bercirikan) lurus dan lapang.”
Lebih lanjut Nailul Huda, L.C. menyampaikan bahwa, “Agama Islam adalah agama yang hanif, menjauhi kesyirikan dan menguatkan tauhid. Islam sebagai agama yang lurus (al-hanifiyyah) dan lapang (as-samhah) adalah agama yang mempunyai karakteristik ringan dan mudah, sehingga Rasulullah melarang umatnya dalam memahami dan mengaplikasikannya untuk tasaddud (berlebihan), perfeksionis, pesimistik, dan beribadah sepanjang waktu. Islam merupakan agama yang di tengah-tengah, bukan agama yag lembek, bukan pula agama yang keras. Bukan agama yang mengajarkan untuk bermalas-malasan. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, dalam beribadah, Islam bukan agama yang memberatkan, sehingga kita harus menjauhi berlebihan dalam segala hal.” (Supardi)