Progres KKN Internasional dan KKN Muhammadiyah – ‘Aisyiyah
PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – KKN sebagai bagian kegiatan akademik di perguruan tinggi sekaligus sebagai bentuk pengabdian masyarakat tidak diselenggarakan oleh semu perguruan tingi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto menjadi salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan KKN di bawah koordinasi LPPM. LPPM Purwokerto sendiri mengadakan berbagai jenis KKN seperti KKN MAS, KKN 3T, KKN Internasional dan KKN reguler.
KKN MAS adalah bentuk KKN yang diselengarakan bersama-sama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah secara nasional yang melibatkan 33 PTM dengan lokasi KKN berpindah-pindah di seluruh Indonesia. KKN 3T adalah jenis KKN yang diselenggarakan di daerah tertinggal dan terluar. KKN Internasional diselenggarakan denga kerja sama antara UMP dengan PCIM Malaysia, sedang KKN reguler adalh KKN yang secara umum ditempatkan di Kabupaten di sekitar Jawa Tengah bagian barat dan Jawa Barat bagian timur.
KKN MAS, KKN 3T dan KKN Internasional berbeda dengan KKN reguler karena mahasiswa yang akan melaksanakan KKN melalui seleksi yang diselenggarakan LPPM dan yang lolos akan mendapatkan subsidi dari UMP. Seleksi untuk memilih mahasiswa peserta KKN sudah dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 21 dan 23 Mei 2022. Hasil wawancara mendapatkan peserta KKN MAS sebanyak 50 mahasiswa, KKN 3T 20 mahasiswa, KKN Internasional 7 orang dan KKN reguler 1218.
Pemberangkatan KKN direncanakan pada bulan Juli dengan lokasi KKN reguler di 6 Kabupaten yaitu Kebumen, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap dan Pemalang. KKN MAS akan ditempatkan di Gowa Sulawesi Selatan. KKN 3T akan ditempatkan di Sorong Papua Barat dan Tilu Nusa Tenggara Timur. Salah satu program unggulan semua jenis KKN yang menjadi ciri khas KKN yang dikelola oleh LPPM UMP adalah Gerakan Subuh Berjamaah.
Dr.Suwarno,M.Si sebagai Ketua LPPM UMP mengatakan bahwa hasil seleksi peserta KKN non reguler menggembirakan karena mendapatkan peserta dengan potensi tinggi. Maksud dilakukan seleksi terutama pada KKNMAs agar mendapatkan calon peserta yang sesuai dengan kebutuhan di lokasi kkn, sedang untuk KKN 3T dan Internasional agar mendapatkan peserta yang memiliki kompetensi yang menonjol untuk bisa beradapdasi pada daerah tertinggal atau negara lain. Suwarno berharap agar kiprah mahasiswa baik di desa-desa luar Jawa, daerah terluar dan tertinggal maupun di PCIM Kuala Lumpur dapat memberdayakan masyarakat di lokasi KKN.