SKBM Sebagai Model Penguatan Dakwah Muhammadiyah
MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Era digital merupakan suatu realitas yang tidak dapat dihindarkan lagi bagi semua aspek kehidupan, tidak terkecuali dalam kegiatan dakwah. Secara umum, era digital merupakan suatu kondisi zaman ataupun kehidupan yang mana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi yang serba canggih. Di sisi lain, kemudahan koneksi melalui berbagai platform media digital memunculkan kekhawatiran terhadap semakin meregang dan merosotnya hubungan jemaah dengan kiai, ustadz, masjid, lembaga dakwah, hingga ormas Islam.
“Media digital tidak menjadikan keberagamaan di kalangan kaum milenial tergerus. Tetapi justru menunjukkan kebaikannya,” terang Agus Miswanto SAg MA dalam seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) pada Senin (23/5).
Menurut Agus, dakwah dan ibadah dengan kehadiran masa yang banyak bukanlah hal baru di Indonesia. Juru dakwah seperti KH Zainuddin MZ adalah salah satu contoh seorang dai yang cukup berhasil pada zamannya. Dengan mengembangkan model dakwah kharismatik, sehingga dijuluki sebagai dai sejuta umat.
Dakwah saat ini menurut Agus cenderung mengedepankan model kharismatik sehingga banyak digandrungi oleh generasi milenial. Demikian halnya dengan kanal-kanal video di internet seperti Youtube. Pengajian yang diselenggarakan secara live dengan menghadirkan dai kharismatik lebih diminati masyarakat.
“Dalam konteks masjid, masjid Jogokariyan Yogyakarta adalah model masjid yang memiliki daya pikat jemaah, karena mengembangkan manajemen yang menarik dan sering menghadirkan dai milenial,” paparnya.
Dalam materinya, Agus mengulas beberapa dai yang aktif di salah satu layanan video Youtube. Beberap diantaranya seperti Ustadz Abdul Somad yang mencapai 155 juta penonton dengan 2,45 Juata pelanggan (subscriber), ustadz Hanan Attaki 84 juat penonton dengan 2,22 Juta pelanggan, ustadz Das’ad Latief 205 juta penonton dengan 2,18 juta pelanggan, serta beberapa ustadz lainnya. Beberapa ustadz kondang tersebut berhasil menarik perhatian jemaah dalam jumlah yang banyak.
Berbeda dengan dakwah digital yang dikelola Muhammadiyah. TvMu misalnya. Sebagai media penyiaran Muhammadiyah, tvMu baru mencapai 44 juta penonton dengan 290 ribu pelanggan. Demikian halnya dengan para tokoh Muhammadiyah. hanya ada beberapa tokoh yang mempunyai saluran dakwah pribadi yaitu UFS Official Channel 794 ribu penonton dengan 14 ribu pelanggan, Fathurrahman Kamal Official 20 ribu penonton dengan seribu pelanggan serta OKA Tv dengan 37 ribu penonton dan 2 ribu pelanggan.
“Kanal Youtube pribadi yang dimiliki oleh dai Muhammadiyah sangat sedikit sekali, padahal jumlah dai Muhammadiyah sangat banyak,” sesalnya.
Salah satu cara terbaik menurut Agus yang perlu dilakukan adalah menggerakkan SKBM (Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah). yaitu pengajian 4 bulanan yang dikemas dalam bentuk festival. Kegiatan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 di PCM Bandangan. Jumlah jemaah yang hadir mencapai 10.000 dengan perolehan infaq mencapai 50 juta. Kegiatan ini dilakukan karena lemahnya girah bermuhammadiyah, aktivitas dakwah yang tidak tampak, AUM tidak bergairah dan bahkan mati, sehingga Muhammadiyah hanya dikenal sebagai organisasi rapat. Paradigma yang mendasari kegiatan tersebut adalah sebagaimana KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah berawal dari pengajian di Mushala—langgar—yang dimilikinya.
Beberapa kegiatan yang ada dalam SKBM antara lain adalah pertunjukan seni budaya (seni bela diri, tari, musik, suara, drama), bazzar atau stand ekonomi, pengobatan serta pemeriksaan kesehatan, pameran AUM, peresmian atau pembangunan AUM, serta ceramah agama.
“SKBM memacu gerak jaringan persyarikatan dari tingkat daerah, cabang, ranting, hingga jemaah masjid,” jelasnya.
Model selanjutnya yang perlu dikembangkan oleh Muhammadiyah lengkap Agus adalah model Kharismatik pengajian KH Zen Fanani, Kiai Muhammadiyah Tempuran Magelang. Beberapa karakteristik yang diusung dalam model dakwah tersebut antara lain adalah kekuatan kharismatik seorang dai, rutinitas, ketekunan, konsistensi dalam melayani jemaah, keterikatan jemaah dengan bersalaman setelah pengajian usai, hafalan bacaan salat, doa, dzikir, sebelum kajian dimulai, penataan ruangan yang baik sehingga menimbulkan kenyamanan, jemaah yang hadir mencapai 2000-an dari berbagai daerah di sekitar Magelang serta hanya dilakukan pengganti jika kyai Zen Fanani berhalangan.
Diakhir paparan, Agus Miswanto menyarankan untuk mengembangkan SKBM sebagai model penguatan dakwah Muhammadiyah; penguatan dakwah digital dengan menciptakan konten-konten dakwah kreatif melalui platform sosial media, memperbanyak situs-situs pemberitaan yang positif dan aktual, dan memperbanyak situs dakwah agama baik di ranting, cabang hingga masjid; serta pengkaderan dai-dai muda dengan membentuk pusat pengkaderan khusus dan pelatihan intensif. (dandi)