SALATIGA, Suara Muhammadiyah – Regenerasi kepemimpinan dalam sebuah organisasi adalah sebuah keniscayaan. Berkenaan dengan itu, DPD IMM Jawa Tengah tinggal menghitung hari mempersiapkan perhelatan akbar, Musyawarah Daerah (Musyda) XX Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Tengah.
Momentum Musyda tidak hanya sekedar memilih pemimpin baru, namun juga harus melahirkan ide dan gagasan pembenahan maupun pembaharuan untuk IMM Jawa Tengah ke depan. Perhelatan ini bukan hanya milik Immawan atau Immawati yang berkepentingan saja, melainkan momentum untuk seluruh IMMawan dan IMMawati bersumbangsih untuk melahirkan gagasan pembaharuan di dalam tubuh ikatan sehingga budaya patriarki tidak akan muncul di permukaan Musyda DPD XX IMM Jawa Tengah. Musyda bukan sebuah ajang berebut kedudukan semata, tetapi sebagai wadah untuk memberikan sumbangsih ide dan gagasan untuk kemajuan IMM ke depan.
Beberapa karakter berikut semestinya harus melekat pada setiap pimpinan IMM, baik di tingkat komisariat hingga DPD maupun DPP. Pertama, berIslam secara kaffah. BerIslam tidak hanya berhenti di ucapan namun harus mengimplementasikan kewajiban terhadap Allah SWT. Pondasi ke Islam yang kaffah mampu menjadikan agama sebagai alarm pengendali tingkah laku (jujur, amanah, fatonah, tabligh). Maka integritas kepemimpinannya dapat terbentuk.
Kedua, ber-Muhammadiyah secara kaffah. Artinya memahami ideologi Muhammadiyah secara mendalam dan dapat menjadikan kepribadian Muhammadiyah benar-benar sebagai landasan perjuangan IMM sebagai mana yang tertulis dalam enam penegasan IMM.
Ketiga, berfikir Visioner. Artinya, harus memiliki visi misi yang jelas selama kepemimpinannya dan harus disertai dengan indikator yang logis dan terukur.
Keempat, pandai me-manage organisasi. Di bawah arahan pimpinan yang cerdas, anggota yang dinilai kurang cakap pun akan bermanfaat (bergerak). Namun di bawah pemimpin tidak cerdas, , anggota yang cerdas pun tidak dapat bermanfaat secara optimal. Karena sejatinya pemimpin adalah penggerak dan pelopor. Kelima, memimpin dengan prinsip, kolektif kolegial dan mampu bersinergi dengan siapapun.
Akhir kata, selamat bermusyawarah IMMawan dan Immawati Jawa Tengah. Ingat pesan dari bidan kelahiran IMM Alm. Kakanda Djazman Al Kindi: “Jadikanlah IMM sebagai organisasi untuk belajar, untuk beramal, dan untuk mengabdi, sehingga IMM mampu terus melahirkan gagasan pembaharuan dan menjadikan Ikatan sebagai gerakan Ida dan melaksanakan Idenya”. (khosiyatika)