IMM Bergerak sebagai Suluh Bangsa: Upaya Menjaga Eksistensi

imm

IMM Bergerak sebagai Suluh Bangsa: Upaya Menjaga Eksistensi

Oleh: Asman Budiman

Kehidupan umat manusia sangat membutuhkan namanya eksistensi. Baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam beberapa pengertian eksistensi diartikan sebagai keberadaan seseorang atau kelompok yang di buktikan dengan kemunculan atau timbul sesuatu hal yang mengarahkan kepada keberadaan seseuatu hal.

Sebab itu orang yang telah mati tidak bisa disebut sebagai eksistensi, sebab keberadaannya telah tiada dan tidak ada. Bagaimana dengan hubungannya terhadap kelompok atau organisasi untuk menjaga eksistensinya.?

Pertanyaan yang sederhana namun sulit dilaksanakan. Sebab dalam sebuah eksistensi ada komitmen untuk menunjukkan diri bahwa keberadaannya masih ada. Sebab itu, dalam sebuah skema organisasi, untuk menunjukkan eksistensi, maka tindakan dan pikiran harus berjalan bersama untuk menggapai satu tujuan yang sama dan menghasilkan sebuah keberhasilan yang utama.

Begitupun pada keberadaan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), untuk dikatakan sebagai organisasi yang masih eksis, maka keberadaannya harus dirasakan oleh banyak kalangan.

Saat ini, kita sedang di perhadapkan dengan berbagai problem kebangsaan seperti fundamentalisme agama, krisis ahklak, krisis kemanusiaan, krisis kepemimpinan dan sebagainya.

Persoalan tersebut dibutuhkan peran organisasi kemahasiswaan dibutuhkan untuk mengambil posisi tersebut untuk menyuarakan dan menjadi suluh dalam perbaikan. Maka dibutuhkan kehadiran para pemikir intelektual Islam yang tergabung dalam IMM, untuk senantiasa berada pada posisi tersebut.

IMM sebagai suluh diartikan sebagai penerang dalam sebuah keadaan yang gelap gulita. Sehingga keberadaan IMM mampu memberikan pencahayaan kepada berbagai persoalan diatas.

Krisis yang terjadi saat ini, merupakan ulah dari anak bangsa yang merasa memiliki kekuasaan, kewenangan, serta kekuatan untuk mengatur bangsa ini dengan seenaknya.

Buya Hamka mengatakan dalam tafsirnya bahwa siapa yang menjaga kehidupan, kehormatan, merawat keberangaman seseorang maka seakan-akan ia telah merewat kehidupan semua umat manusia.

Buya safi’I Marif juga perna pernah mengatakan setiap orang seharusnya menjadi rumah kearifan, tempat semua orang bertanya, mencari solusi masalahnya dan sebagainya. Jika hal demikian dilakukan, tentunya akan mengurangi problem-problem bangsa saat ini.

Jika kemudian, di bawah ke rana IMM, maka IMM yang mendeklarasikan dirinya sebagai suluh bangsa itu, untuk bergerak menjadi rumah kearifan yang menjaga kehidupan seluruh mahkluk di alam raya ini.

IMM Sultra Sebagai Suluh Bangsa

Kita menyadari bahwa, Gerakan IMM akan sangat berpengaruh jika itu dimulai dari daerah-daerah. Sebab yang merasakan betul atas setiap kebijakan, masalah, dan sebagainya itu di daerah. Apalagi posisi Sulawesi Tenggara yang menjadi sentral dari pertambangan (investasi) nasional, menjadikan daerah Sultra sebagai lumbung masalah saat ini.

Tentunya bukan hanya persoalan investasi pertambangan saja, masih banyak kasus yang belum tuntas, mulai dari kasus HAM, korupsi pembangunan dan sebagainya menjadi tantangan besar untuk IMM Sultra terus bergerak menuju perbaikan.

Sebagai suluh bangsalah IMM Sultr kedepan mengambil peran untuk mampu menajdi dinamisator atas segala keadaan bangsa baik berkaitan dengan kebijakan nasional maupun daerah. Mendeklarasikan diri sebagai suluh bangsa, juga bukan hanya dalam konotasi Bahasa semata, dibutuhkan tindakan dari setiap perkataan yang diucapkan.

Itulah yang membuat IMM sampai saat ini masih terjaga. Yang dibutuhkan IMM Sultra saat ini ialah bagaimana gerakan kolektif dibangun atas dasar kesadaran satu visi dalam merebut momentum.

Inilah yang juga ditekankan oleh Fiet Hisbullah Khaidir dan Prof. Haedar Nasir untuk mencapai visi Bersama, maka dibuuthkan Gerakan kolektif semua komponen dalam organisasi. Sebab kata Haedar Nasir, untuk mencapai itu semua maka gerakan tersebut dilakukan dengan organisasi sosial.

Dengan gerakan kolektif, Itulah bagian dari proses menjaga eksistensi sebuah organisasi. Semua dalam kepemimpinan IMM adalah orang-orang terpilh dan pastinya sudah memiliki kualitas yang memadai, sehingga kesalahan-kesalahan yang sifatnya pribadi dan tendensius kepada person dapat diminamilisir.

Semua adalah pimpinan, sehingga seorang pemimpin menunjukkan dirinya mampu mengayomi dan merawat kebersamaan dalam kepengurusan. Jangan ada lagi pola kepemimpinan yang sentralistik, mari Bersama-sama menajdi suluh bangsa, menjadi pemikir dan pekerja dan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.

Selamat atas pelantikan DPD IMM Sulawesi Tenggara semoga senantiasa menjadi penggerak dan suluh (penerang) bagi semua kalangan, khususnya kepada mereka yang termarjinalkan oleh sistem dan keadaan. Semoga berkat rahmat ilahi selalu melimpahi perjuangan kita semua.

Asman Budiman, Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan DPD IMM Sultra Periode 2022-2024

Exit mobile version