Prof Dadang Kahmad: Hidup Berkah Kalau Ikhlas Bermuhammadiyah

hidup berkah

Prof Dadang Kahmad: Hidup Berkah Kalau Ikhlas Bermuhammadiyah

CIREBON, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad mengingatkan seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah untuk bersungguh-sungguh menjalankan tugas agama Islam dan persyarikatan Muhammadiyah.

Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah (UM Bandung) ini juga berpesan agar warga Muhammadiyah tetap taat aturan dan taat terhadap semua keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ketika ada warga Muhammadiyah menjadi pemimpin amal usaha, hendaklah meninggalkan semua kepentingan lain yang tidak ada manfaatnya untuk Persyarikatan.

“Teruslah berlomba-lomba dalam kebaikan di mana pun dan kapan pun. Keberkahan hidup akan terus mengalir kalau ikhlas bermuhammadiyah,” tegas Prof Dadang dalam pengajian bakda Idul Fitri Pimpinan Daerah Muhammadiyah Cirebon, Kamis (26/5).

Prof Dadang mengatakan, bahwa karakteristik Muhammadiyah di samping berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah, juga menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, kenapa Muktamar Muhammadiyah yang sedianya dilaksanakan pada 2020, diundur beberapa kali, hingga fix dilaksanakan pada 18 November 2022, itu disebabkan berdasarkan kajian-kajian ilmiah ilmu pengetahuan.

“Jadi, Muhammadiyah itu sangat hati-hati, didasarkan kajian komprehensif, dalam memutuskan sesuatu hal, termasuk juga soal Muktamar,” katanya.

Soal berpedoman kepada Al-Quran, Prof Dadang mengungkapkan bahwa Muhammadiyah menafsirkannya dengan kaidah ilmu tafsir yang manhajnya bayani-burhani-irfani.

Dalam arti, kata Prof Dadang, Muhammadiyah tidak terikat terhadap mazhab tertentu, seperti kelompok-kelompok Islam yang lain.

Muhammadiyah membaca, mengartikan, dan menafsirkan Al-Quran dengan kemampuan para ahli yang dimiliki oleh Persyarikatan.

“Bahkan Muhammadiyah punya kitab tafsir yang bernama At-Tanwir yang disusun Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Kitab tafsir ini menggunakan tiga pendekatan, yaitu bayani, burhani, dan irfani,” katanya.

Mantan Ketua PWM Jabar ini lantas mengutif surah Ali Imran ayat 190-191.

Terkait ayat ini, Rasulullah SAW menangis seraya berkata bahwa banyak di antara umatnya yang hanya pandai membacanya saja tanpa mau mengkaji dan menafsirkannya lebih lanjut.

Oleh sebab itu, Prof Dadang merasa prihatin atas fenomena sekarang ini, ketika nilai-nilai akhlak dalam Al-Quran tidak diamalkan dalam kehidupan nyata.

Misalnya, banyak anak yatim yang dibiarkan tidak diurus. Ditambah lagi masyarakat sudah banyak yang terlalu mencintai dunia secara berlebihan.

Orang Muhammadiyah gemar sedekah

Prof Dadang juga menerangkan bahwa sebagai organisasi Islam modern yang banyak dipuji peneliti-peneliti level dunia, tidak lantas membuat Muhammadiyah kehilangan karakteristik lainnya.

“Orang Muhammadiyah itu punya karakteristik hebat, yakni gemar bersedekah, baik saat susah maupun saat senang. Kalau warga Muhammadiyah pada koret (pelit), tidak mungkin sekolah, rumah sakit, bisa berdiri,” ucap Guru Besar Sosiologi Agama UIN Bandung ini.

Tokoh Muhammadiyah yang produktif menulis ini lantas bercerita bahwa suatu saat dirinya pernah diundang Gus Solah (tokoh NU, adik kandung Gus Dur) ke Pesantren Tebuireng.

Di sana Prof Dadang menjelaskan tentang Muhammadiyah yang punya banyak sekolah, kampus, rumah sakit, dan amal usaha lainnya di seluruh Indonesia.

Kemudian di sela-sela waktu tersebut Prof Dadang berbincang dengan salah seorang kiai yang menanyakan kok Muhammadiyah bisa membangun sebanyak itu. Uangnya dari mana.

“Uangnya ya dari warga Muhammadiyah sendiri. Alhamdulillah Muhammadiyah itu memang kalau untuk urusan berbuat kebaikan selalu lebih cepat, selalu beramal saleh dalam kondisi apa pun, termasuk saat kondisi terburuk pandemi covid-19,” tuturnya.

Lebih lanjut Prof Dadang mengatakan bahwa karakteristik Muhammadiyah lainnya yakni pandai menahan marah dan tidak dendam kepada pihak lain.

Ketika ada bangunan masjid milik Muhammadiyah di Bireun – Aceh yang digergaji dan diganggu, kata Prof Dadang, Muhammadiyah tidak balik menyerang. Cukup menyerahkan kepada hukum yang berlaku.

“Jangan pernah dendam. Tetaplah berbuat baik kepada siapa pun,” katanya.

Exit mobile version