Buya Syafii Maarif Meninggalkan Dunia, Meninggalkan Perempuan Muda Berkemajuan

Buya Syafii

Foto Dok Istimewa

Buya Syafii Maarif Meninggalkan Dunia, Meninggalkan Perempuan Muda Berkemajuan

Oleh: Winda

Hari ini tiba juga. Jumat (27/05/22) penuh berkah, Buya Ahmad Syafii Maarif meninggalkan kita. Sosok sederhana dan tulus Buya, semua orang sudah tahu. Laku sehari-hari Buya menjadi saksi kesederhanaan dan ketulusan hidupnya. Nasyiatul Aisyiyah kehilangan, bukan hanya seorang ayahanda persyarikatan, tetapi seorang tokoh besar bangsa.

Banyak identitas tersemat indah dalam diri Buya: cendekiawan, ulama, bapak bangsa, tokoh pluralisme, tokoh toleransi, guru bangsa, dan banyak lainnya. Soal karakter, segala yang baik melekat erat dalam pribadi Buya: mudah bergaul dengan siapapun, toleran, berani, berwawasan luas, konsisten terhadap kemanusiaan, egaliter, dan lagi-lagi soal kesederhanaan dan ketulusannya.

Wafat di Yogyakarta, ingin dimakamkan di pemakaman biasa, meskipun punya hak bersemayam di Taman Makam Pahlawan. Ya, hingga akhir hayat kesederhanaan Buya masih nampak. Nasyiatul Aisyiyah berduka, tetapi ikhlas terhadap ketetapan-Nya. Serangan jantung menghentikan amal saleh Buya di dunia. Digantikan oleh surga yang dijanjikan Allah SWT.

Kini yang tertinggal adalah ajaran, pandangan, dan petuahnya. Pandangan Buya soal perempuan adalah setara, sederajat, dan merdeka. Buah pemikiran tersebut dituangkannya dalam buku “Islam dalam Bingkai Kemanusiaan dan Keindonesiaan” edisi revisi.

Keberpihakan terhadap perempuan tercermin dari sikap dan laku Buya, yang anti kekerasan terhadap perempuan, mendukung perempuan di dalam organisasi dan dunia politik, dan tidak berpoligami. Bagi kader Nasyiatul Aisyiyah sikap keberpihakan lebih utama dibanding sekedar wacana berbahasa.

Masih teringat goresan kata-kata Buya pada sebuah kolom di media massa, “Malala: Oase di Bumi yang Tandus.” Malala, seorang aktivis HAM di Pakistan, berjuang untuk pendidikan dan hak-hak perempuan. Ia ditembak saat pulang sekolah. Tersirat pesan pada goresan kalimat Buya, tentang sebuah harapan seorang perempuan yang tangguh, mandiri, berani, berpendidikan, dan berkemajuan.

Selamat jalan Ayahanda, Buya Ahmad Syafii Maarif. Doa kami mengiringi.

Winda, Sekdept Organisasi PP Nasyiatul Aisyiyah

Exit mobile version