UMY Juara 1 Mediation UNPAD, Angkat Persoalan Limbah Masker Medis
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Program Studi Ilmu Komunikasi yang tergabung dalam tim “Doa Ibu Creative” berhasil meraih juara pertama lomba Media in Action (Mediation) pada ajang Epicentrum 2022, salah satu lomba bergengsi yang diadakan Universitas Negeri Padjajaran (UNPAD) pada Jum’at (20/5). Tim Doa Ibu Creative ini diprakarsai oleh Daffa Uddin, Raihan Herdiansyah, Humam Alwafi, Najmi Sa’idah, dan Wildan Sudar
Lomba Media in Action ini sendiri mengusung tema “Aksesibilitas Informasi Media terhadap Limbah Medis Rumah Tangga”. Perlombaan yang menggunakan konsep Production House tersebut mengharuskan pesertanya menghasilkan tiga luaran lomba dalam bentuk videografi, audio, dan poster digital.
Najmi Sa’idah, salah satu anggota Doa Ibu Creative menjelaskan bahwa rangkaian festival ini cukup panjang. “Dari open registration pada 15 Maret – 15 April 2022 termasuk pemberian brief. Kemudian awal Mei pengumuman finalis, berlanjut final session untuk kembali presentasi pada 19 Mei dan berakhir pada pengumuman pada 20 Mei 2022,” jelasnya saat dihubungi pada Sabtu (28/5).
Tim UMY yang berhasil mengalahkan 4 tim lain dalam final perlombaan ini, membawakan karyanya yang berfokus pada permasalahan limbah infeksius yang tidak hanya merugikan bagi penderita COVID-19 saja. Tim Do’a Ibu Creative memberikan solusi bagaimana cara membuang sampah masker yang benar pada tiga output sekaligus.
“Setelah kita research, limbah medis lingkupnya ada banyak. Bisa jadi limbah infeksius yang biasanya dihasilkan oleh penderita COVID dan isoman seperti masker, swab test, suntikan, infus, sarung tangan. Namun dari tim kami sendiri, fokus lebih ke orang yang tidak terkena karena mereka juga mengeluarkan limbah medis salah satunya masker yang seringkali sampah masker diletakkan secara asal. Jadi kami di sini memberikan solusi bagaimana cara membuang sampah masker yang benar,” terang Najmi.
Berbeda dari video cara membuang sampah medis pada umumnya, penyampaian pesan dalam karya Doa Ibu Creative ini dikemas dengan ide cerita yang unik dan berbeda. Hal tersebut disampaikan oleh Daffa Uddin, tim Do’a Ibu Creative, pada Sabtu (28/5).
“Untuk eksekusinya, meski dalam satu tema namun ketiga outputnya memiliki perbedaan. Pertama, dalam bentuk video, mungkin sudah banyak video cara membuang masker dengan benar. Kami menemukan ide berbeda dimana di awal video kami menampilkan drama atau storyline. Di tengah video, menunjukkan pemeran yang ketakutan setelah menyaksikan berita limbah masker. Berlanjut pada adegan pemeran membuang sampah medis. Ini juga mendapat apresiasi dari juri karena pemilihan ide yang beda,” terang Daffa.
Sedang pada output audio, mereka menganalogikan melalui sudut pandang hewan laut yang terkena dampak dari limbah masker secara sembarangan. Begitu pula pada output poster, tim UMY membuat visualisasi dari audio tentang analogi hewan laut. “Di output ini kami ambil tagline yaitu sampahmu bisa jadi makananmu untuk memberi kesadaran pada masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Daffa Uddin juga menyampaikan bahwa tim Doa Ibu Creative bersama dosen pembimbingnya Erwan Sudiwijaya, S.Sos., MBA., M.A melalui proses yang cukup lama dalam pembuatan karya ini. Mulai dari brainstorming ide, survei lokasi, penentuan talent, hingga screening karya internal. Beruntung tim Doa Ibu Creative ini juga mendapatkan dukungan penuh dari pihak program studi Ilmu Komunikasi UMY.
“Kami mendapat dukungan penuh dari pihak prodi, baik materil maupun moril. Kami juga mendapatkan bimbingan dari dosen dalam bentuk diskusi dan konsultasi mengenai ketentuan-ketentuan lomba yang diberikan oleh panitia lomba. Dan yang paling penting untuk bisa sampai pada tahap ini diperlukan keinginan yang kuat dalam mencari info tentang lomba, serta dibersamai tekad kuat untuk berani mencoba,” ungkap Daffa. (NSN)