Meneguhkan Gerakan IMM dengan Perkaderan
PALEMBANG, Suara Muhammadiyah – Menanamkan ideologi gerakan IMM dari narasi menuju aksi, Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang (PK IMM FT UM Palembang) upaya internalisasi gerakan.
Menghadirkan penulis muda Sumsel, dan juga pengurus inti DPD IMM Sumsel sebagai salah satu narasumber DAD. PK IMM FT UM Palembang konsisten dalam membentuk kader yang militan berakhalak mulia. Darul Arqam Dasar (DAD) di Komplek Gedung SMA Muhammadiyah 8 Palembang, Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan berjalan dengan sukses, pada Jumat sd. Ahad (27-29 Mei 2022).
Ketua Umum PK IMM FT UM Palembang, Debby mengatakan DAD ini sangat penting bagi Komisariat IMM FT UM Palembang dalam menjaga regenerasi kepemimpinan. DAD ini menjadi kegiatan yang harus konsisten dilaksanakan, minimal sekali dalam periode kepemimpinan komisariat.
“Menjadi harapan peserta DAD bisa berproses, dan berkomitmen untuk siap menjadi penerus bagi IMM Fakultas Teknik UM Palembang. Mengamalkan tri kompetensi dasar IMM yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas,” terang IMMawan Debby.
Sementara itu, penulis muda Sumsel IMMawan Preli Yulianto setelah usai mengisi materi ke-IMM-an mengatakan IMM harus mampu dinamis mengikuti perkembangan yang ada. Tentu dibutuhkan strategi dalam berdakwah, dan yang terpenting nilai dakwah Islam yang murni (tajdid) itu benar-benar tersampaikan. Sehingga tujuan IMM benar-benar bisa direlisasikan.
“Mengingatkan kembali, ditafsirkan dari tujuan IMM untuk membentuk akademisi Islam yang memiliki akhlak mulia dalam usaha mencapai tujuan Muhammadiyah. Mas Musawir dalam prolog buku CTE Dari Narasi Menuju Aksi menerangkan tujuan IMM dapat dibilah menjadi 2 tafsir pemahaman. Pertama, tujuan IMM sebagai ideologi dalam jati diri kader. Kedua, eksternalisasi ideologi tersebut dalam wujud pergerakan,” jelas Preli selaku Penulis Buku Catatan Tinta Emas (CTE) Dari Narasi Menuju Aksi itu, Ahad (29/05/2022).
“Usaha internalisasi dan upaya eksternalisasi ideologi tersebut harus terus berjalan seirama, gerak ke dalam organisasi, harus seimbang dengan gerak keluar ke wilayah persyarikatan, ummat dan bangsa. IMM harus bisa mentranformasikan menjadi paradigma baru lepas dari paradigma lama, bukan hanya dari kader untuk kader, sekarang harus peka terhadap realitas sosial, melek (membaca) lingkungan kehidupan sekitar, mengejawantahkan gerakan IMM kebermanfaatan,” terang Preli juga Ketua DPD IMM Bidang Media dan Komunikasi DPD IMM Sumsel itu.
“IMM harus bisa menanamkan (jati diri) kader yang intelektualitas, religiusitas, dan humanitas sehingga dimensional gerakan menyeluruh dan mampu menjadi narasi untuk aksi. Gerakan seperti itu dikenal dengan ‘Gerakan Intelektual Progresif (GIP)’ adanya kesadaran kolektif (kosensus) sehingga IMM bukan organisasi yang semata-mata sah saja. Tetapi IMM itu sebuah organisasi gerakan (movement) yang menebar kebermanfaatan,” tandas Preli yang juga instruktur dasar itu.
Dalam kesempatan mengisi materi ke-IMM-an itu narasumber menyampaikan sejarah kelahiran IMM, dan ideologi gerakan IMM. Setelah selesai paparan diadakan sesi tanya jawab. Narasumber juga menyampaikan adanya hadiah Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi, untuk 2 peserta terbaik DAD. (py/rpd)