Oleh: Aminnu Annafiyah
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan kabar hilangnya Mas Eril putra sulung Pak Ridwan Kamil yang terseret arus tatkala berenang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss. Hingga saat ini tim penyelamat dan otoritas keamanan setempat terus berupaya melakukan pencarian korban. Masyarakat Indonesia tentu turut prihatin dengan musibah yang menimpa keluarga Pak Ridwan Kamil seraya berdoa agar tim penyelamat dapat segera menemukan Mas Eril.
Peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita, bahwa air dan perairan adalah komponen alam yang selalu menarik bagi manusia dari kelompok umur anak-anak hingga orang tua. Selama manusia hidup di bumi, tidak mungkin sama sekali tanpa berinteraksi dengan air maupun perairan. Bahkan jika ada orang yang sejak kecil sangat ketakutan dengan air-pun, tidak mungkin dalam hidupnya sama sekali tidak pernah mendekat ke perairan.
Di bumi ini ada orang yang sangat cinta dengan air dan perairan, bahkan interaksi dengan air misalnya dengan main ski, polo air, bahkan menyelam menjadi kegemaran yang sangat dinikmatinya. Namun ada pula orang yang sejak kecil takut air, bahkan pelajaran olahraga di sekolah memilih bolos dengan alasan sakit jika masuk ke materi berenang. Rupanya tiba saatnya harus melamar pekerjaan, justru diterima sebagai ASN yang ditempatkan di daerah perairan yang ke manapun musti menumpang sampan. Maka suka tidak suka dia harus menikmati jalan hidupnya sebagai orang yang sehari-hari berada di perairan.
Setiap manusia memerlukan life skills atau ketrampilan hidup, yang menurut definisi WHO adalah kemampuan untuk berperilaku yang adaptif dan positif yang membuat seseorang dapat menyelesaikan kebutuhan dan tantangan sehari-hari dengan efektif. Tentu saja di dalamnya termasuk memiliki skill untuk bersahabat dangan air dan perairan.
Kecelakaan di perairan yang dialami Mas Eril adalah pelajaran sangat berharga bagi kita. Menurut kabar yang banyak beredar, Mas Eril memiliki ketrampilan berenang yang baik. Mas Eril sebagai seorang yang mampu berenang dengan baik-pun rupanya dapat terseret arus sungai Aare, dan tercatat di perairan itu bisa terjadi 15 hingga 30 kasus serupa setiap tahun. Maka bisa kita bayangkan betapa tinggi risiko bagi orang yang tidak memiliki kemampuan berenang apabila berada di kawasan perairan.
Anjuran Belajar Berenang
Sebagai sebuah kecakapan hidup, sebaiknya ketrampilan berenang perlu dilatihkan sejak dini. Kendati demikian tidak ada kata terlambat belajar berenang di usia dewasa maupun lansia. Mengenai anjuran belajar berenang biasanya banyak media menyitir Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdilah : “Segala sesuatu yang tidak mengandung dzikrullah (menyebut nama Allah) merupakan perbuatan yang sia-sia, senda gurau dan permainan belaka; kecuali empat perkara, yaitu: senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah dan mengajarkan renang.”
Ada sebagian ahli yang menarik simpulan atas hadist itu bahwa belajar berenang adalah sunnah, namun sebagian yang lain memahami hukumnya mubah. Penulis tidak memiliki kapasitas menilai hadist tersebut, namun sekiranya hukumnya mubah-pun berenang tetaplah aktivitas yang baik dan tidak sia-sia.
Setidaknya sebagai aktivitas fisik, berenang adalah olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran. Sebagai sebuah ketrampilan, berenang adalah kecakapan hidup yang bermanfaat untuk beraktifitas di perairan. Belajar berenang juga mekanisme dan ihtiar paling rasional untuk menjaga keselamatan diri dari risiko tenggelam di perairan maupun saat kebanjiran. Bahkan orang yang kompetensi renangnya tangguh bisa menyelamatkan nyawa orang lain yang akan tenggelam.
Maka menurut hemat penulis, sekiranya hadist di atas dihukumi mubah-pun, sebagai upaya pendidikan keselamatan mengajarkan anak-anak kita sejak dini untuk mampu berenang dengan baik sangatlah penting. Olahraga renang juga sangat bagus untuk kesehatan, kebetulan suami penulis pernah menerima penjelasan dari internist RSU PKU Muhammadiyah Bantul dokter Zainul Arifin, Sp.PD. Menurut dokter Zainul, olahraga renang sangat bermanfaat untuk melatih seluruh otot tubuh. Selain itu teknik pernafasan olahraga renang ada proses menahan sebentar Co2 yang hal ini bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah.
Oleh karena itu sepanjang dilakukan dengan benar, sungguh-sungguh, dan terukur, berlatih berenang yang hukum dasarnya mubah tidak akan sia-sia. Manfaat untuk pendidikan keselamatan, sekaligus memperbaiki status kebugaran dan kesehatan akan kita petik melalui berlatih renang yang benar. Tentu saja berenang dapat menjadi perbuatan yang sia-sia dan hanya menghabiskan waktu serta biaya jika sekedar berendam saja.
Belajar dari Jepang
Maret 2011 ketika Jepang dilanda gempa yang disusul tsunami, puluhan siswa dan guru sebuah sekolah dasar di Higashi-Matsushima, Prefektur Miyagi mampu mengapung hingga tiba pertolongan untuk mereka. Dalam peristiwa ini, sangat disyukuri para guru dan murid semua dapat diselamatkan. Para survivor ini menggunakan teknik renang mengapung khas Jepang yang disebut Uitemate.
Rupanya seluruh warga sekolah itu secara rutin berlatih teknik Uitemate saat di sekolah, sehingga mampu mengapung dalam waktu lama. Mereka selalu dilatih agar sangat mahir dengan teknik mengapung uitemate karena otoritas pendidikan setempat menyadari ancaman tsunami berpotensi sewaktu-waktu melanda kotanya.
Indonesia yang memiliki wilayah perairan sangat luas, dengan sederat ancaman bahaya banjir, bahkan memiliki banyak catatan kejadian tsunami sebaiknya belajar kepada Jepang dalam kesungguhan melaksanakan pendidikan keselamatan sejak dini melalui sekolah. Keahlian berenang harus menjadi kecakapan hidup setiap orang Indonesia yang sebaiknya dimulai sejak dini melalui setiap satuan pendidikan.
Hari ini kita mengikuti kabar hilangnya Mas Eril di sungai Aare Swiss, kendati beliau dikenal sebagai pemuda yang menguasai kompetensi berenang. Mestinya kejadian ini mengajari kita untuk khawatir, betapa berisikonya orang Indonesia yang rata-rata kemampuan renang di alam bebasnya kurang baik namun begitu asyik mandi di laut ketika piknik. Maka belajar berenang bagi anak-anak kita adalah pendidikan keselamatan yang sangat bermanfaat. Persis dengan bunyi hadist di atas bahwa mengajari berenang bukanlah perbuatan yang sia-sia.
Aminnu Annafiyah, Guru SMAN 2 Bantul