Shalat Gaib Untuk Buya Syafii Maarif
Saya mengucapkan istirja’. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Tatkala saya membaca berita Buya Syafii Maarif wafat (27/5/2022). Kabar duka tersebut saya teruskan ke grup WA PRM Takerharjo. Gayung bersambut PRM bersepakat mendirikan shalat gaib. Karenanya pas khotbah Jumat, saya sampaikan kepada jamaah. Air mata berlinang dan tangis pun pecah. Kendatipun kami tidak pernah bertatap muka.
Setelah jumatan ketua PRM memberikan sambutan. Salat gaib adalah ibadah yang biasa dilakukan umat Islam untuk jenazah, tanpa ada mayat di hadapannya. Salat gaib dilaksanakan untuk mendoakan jenazah Buya yang fisik jenazahnya tidak terjangkau, karena berada di Yogyakarta.
Salat gaib sangat baik dilakukan berjamaah di masjid, juga boleh di rumah dan dilakukan secara munfarid (sendirian). Dalil salat gaib adalah hadis Nabi yang artinya :“Sungguh Nabi saw memberitakan kabar kematian Raja Najasyi di hari kewafatannya. Lalu beliau bersama para sahabatnya keluar ke tempat salat, membariskan sahabatnya dan bertakbir sebanyak empat kali (salat gaib).” (Alawi Abbas al-Maliki, Hasan Sulaiman an-Nuri, Ibânatul Ahkâm Syarhul Bûlugil Marâm, juz II, halaman 173).
Selanjutnya seribu tiga ratusan jamaah Muhammadiyah Takerharjo Solokuro Lamongan lalu mendirikan salat gaib untuk Buya Syafii Maarif. Tata caranya sebagai berikut :
Pertama, kami berniat salat gaib karena Allah.
Kedua, berdiri bagi yang mampu. Jamaah yang tak mampu, boleh salat dengan cara yang dimampuinya.
Ketiga, kami membaca empat takbir, termasuk takbiratul ihram.
Keempat, kami membaca surat Al-Fatihah. Ibnu Abbas meriwayatkan. Rasulullah saw bersabda: “Amarana Rasûlullâhi shalallâhu ‘alaihi wasallam an naqra‘a bi fâtihatil kitâb ‘alâ janâzah” Artinya: Rasulullah saw memerintahkan kami membaca surah Al-fatihah saat salat jenazah (HR Ibnu Majah).
Kelima, membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua. Minimal dengan membaca, Allahummâ shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad.
Keenam, membaca doa untuk jenazah setelah rakaat ketiga. Allahummagfir lahû warhamhû wa’fu ‘anhû. “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia, maafkanlah dan berilah ia keafiatan (nasib ukhrawi yang baik).
Ketujuh, membaca takbir keempat. Lantas membaca doa berikut: “Allâhumma lâ tahrimnâ ajrohû walâ taftinnâ ba’dahû wagfir lana walahû” (Ya Allah, janganlah engkau jadikan kami penghalang pahalanya, dan janganlah biarkan kami dalam ajang fitnah, umpatan atau buah bibir setelah ini semua, dan ampunilah kami dan dia).
Akhirnya salat gaib ditutup dengan salam. Semoga Allah merahmati, mengampuni dan memasukkan Buya ke dalam surga. Selain itu keluarga beliau diberikan kesabaran dan ketabahan.
Mushlihin, Takerharjo Solokuro Lamongan.