Mahasiswa Agroteknologi Diharapkan Menjadi Agen Jihad Pangan
PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Himpunan Mahasiswa Prgoram Studi (HMPS) Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) gelar Seminar Nasional AGRICULTURE EXP 2022 bertajuk “Pemanfaatan Potensi Agensi Hayati Dalam Budidaya Tanaman Sebagai Upaya Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan” di Aula AK.Anshori lantai 3 Gedung Rektorat Minggu (05/06/2022) lalu.
Acara dihadiri langsung Rektor UMP Dr Jebul Suroso, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Ir Aman Suyadi MP, Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP Sulistyani Budiningsih SP MP.
Acara juga menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya, diantaranya Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI DR Ir Mohammad Takdir Mulyadi MM.
Ketua Penitia acara seminar Ryan Tri Afriyanto mengatakan acara seminar nasional juga sebagai bentuk publikasi Prodi Agroteknologi khususnya dan UMP umumnya.
“Tujuan kegiatan ini, pertama untuk publikasi HMPS Agroteknologi serta Prodi Agroteknologi dan juga Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang selanjutnya untuk mengembangkan sumber daya dan sumber minat bakat dan wadah untuk mahasiswa yang ada di Indonesia contohnya dibidang pertanian,” jelasnya
Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP Sulistyani Budiningsih SP MP menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa HMPS Agroteknologi.
“Apresiasi sebesar-besarnya kepada mahasiswa di HMPS program studi Agroteknologi, karena acara ini selain menjalin silahturahmi juga membangun kebersamaan. Ini juga salah satu event untuk publikasi fakultas pertanian dan perikanan,” katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan agensi hayati menjadi salah satu metode yang ampuh mengatasi serangan hama. “Penggunaan agensi hayati ini menjadi salah satu metode yang ampuh untuk mengatasi serangan hama dan penyakit di lahan pertanian jadi hayati ini adalah musuh alami yaitu oragsnisme,” ucapnya.
Sementara itu Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan mahasiswa agrotekonologi harus menjadi petani milenial yang bergerak dinamis menjadi agen jihad pangan.
“Saya kira mahasiswa harus berdinamika kemudian nanti diakhir akan menemukan warna. Karena saya sepakat mahasiswa itu tidak boleh hanya membaca buku hanya berada di perpustakaan nanti akan menjadi petani-petani, karena anda semua para petani milenial adalah agen untuk bersama berjihad pangan,” pungkasnya. (Adt/Tgr)