Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMP Tambah Doktor Lulusan Luar Negeri
PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas Jawa Tengah terus meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi doktor di kampusnya. Doktor baru tersebut atas nama Dodi Siraj Muamar Zain, Ph.D. yang meraih gelar doktor di University of Arkansas, USA.
“Alhamdulillah lulusnya Pak Dodi sebagai doktor dari University of Arkansas ini akan memperkaya khazanah keilmuan di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.” Kata Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UMP Feisal Aziez Ph.D. di Purwokerto, Rabu (8/6/2021).
Lebih lanjut Feisal mengatakan, hadirnya Dodi Siraj Muamar Zain Ph.D. di PBI UMP menambah daftar doktor di prodi yang saat ini berjumlah 7 orang.
“InsyaAllah di dua tahun ke depan akan bertambah setidaknya 2-3 doktor lagi. Mudah-mudahan ini bisa membawa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMP menuju ke arah yang lebih baik lagi,” katanya.
Feisal juga memberikan selamat dan berharap ilmu yang didapat oleh Pak Dodi bisa membawa manfaat dan berkah bagi dirinya pribadi, keluarga, dan masyarakat luas.
Sementar itu Dodi Siraj Muamar Zain PhD dalam penelitian disertasi menjelaskan penggunaan mobile devices sebagai alat belajar dan mengajar Bahasa Inggris bagi guru pra-jabatan atau Mobile technology for language learning and instruction: investigating beliefs and attitudes of Indonesian EFL preservice teachers.
“Saya tertarik untuk meneliti bagaimana respon terkait penggunaan mobile devices khususnya Smartphone dikalangan guru prajabatan,” katanya.
Untuk latar belakangnya, lanjut Dodi, terkait penggunaan teknologi yang semakin masif di dunia pendidikan yang diantaranya berupa penggunaan smartphone.
“Di samping itu juga karena adanya pandemi yang mendorong model pembelajaran jarak jauh, sehingga memungkinkan penggunaan smartphone yang lebih intensif di kalangan guru prajabatan baik sebagai alat bantu belajar maupun pembelajaran,” jelasnya.
Dijelaskan, untuk temuan penetilian, secara garis besar, adanya respon positif terkait penggunaan smartphone sebagai alat bantu belajar Bahasa Inggris dari para partisipan. Meskipun sebagai alat mengajar, masih terdapat indikasi penolakan ataupun sikap enggan untuk menggunakan smartphone khususnya pada pembelajaran tatap muka.
“Untuk pembelajaran jarak jauh, partisipan seluruhnya menerima penggunaan smartphone sebagai alat bantu mengajar. Selain itu, para partisipan menunjukkan keyakinan mengenai prospek cerah terkait penggunaan smartphone baik sebagai alat belajar maupun mengajar bahasa inggris di waktu yang akan datang,” pungkasnya. (tgr)