Baru Dilantik Sehari, Komunitas ‘Aisyiyah Unismuh Tancap Gas Kuliah Tamu

Baru Dilantik Sehari, Komunitas ‘Aisyiyah Unismuh Tancap Gas Kuliah Tamu

Baru Dilantik Sehari, Komunitas ‘Aisyiyah Unismuh Tancap Gas Kuliah Tamu

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Sehari setelah dilantik, Komunitas ‘Aisyiyah Unismuh (KAUM) langsung tancap gas. Organisasi ini menggelar Kuliah Tamu dengan menghadirkan Anggota Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, yang juga Guru Besar bidang Kajian Gender dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Alimatul Qibtiyah PhD.

Kegiatan ini digelar di Ruang Rapat Senat Unismuh, Gedung Iqra Lantai 17, Jl Sultan Alauddin, Kamis, 9 Juni 2022.

Kuliah Tamu ini mengangkat tema, “Menakar Jaminan dan Perlindungan Hak Perempuan dalam Kebijakan Publik dan Implementasi”.

Dalam sambutan pengantarnya, Ketua KAUM Dr Ihyani Malik mengatakan bahwa kehadiran Alimatul Qibtiyah sebagai Profesor Kajian Gender memberi angin segar terhadap KAUM yang baru saja dilantik kemarin.

“Isu keperempuanan menjadi salah satu program kerja KAUM,” ungkap Dekan FISIP Unismuh Makassar itu.

Sementara itu, dalam pemaparannya Alimatul Qibtiyah memaparkan bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan peran yang sama untuk berkarya.

“Tidak boleh ada diskriminasi terhadap perempuan, dan yang paling penting jangan sampai perempuan mempunyai beban berlebih, karena semua peran dibebankan kepadanya. Padahal laki-laki bisa membantu meringankannya termasuk tugas dalam rumah tangga,” tandas alumni S2 University of Northern Iowa, Amerika Serikat ini.

Alimatul Qibtiyah melanjutkan, angka perceraian pada tahun 2022 ada pada angka 75% disebabkan perempuan tidak sanggup menanggung beban pekerjaan sendirian.

Anggota Komnas Perempuan itu juga menyinggung pandangan Islam tentang relasi laki-laki dan perempuan.

“Relasi laki-laki dan perempuan dalam posisi setara, tidak ada superioritas dan subordinasi. Masing-masing memiliki potensi, fungsi, peran dan kemungkinan pengembangan diri. Islam mengajarkan kepada pemeluknya bahwa perempuan dan laki-laki setara di hadapan Allah,” terang perempuan yang menyelesaikan pendidikan Doktor di Western Sydney University, Australia.

Ia menegaskan bahwa nilai-nilai kesetaraan tersebut bersifat qath’i dan mengikat sebagai landasan utama relasi gender dalam Islam

Kegiatan ini dihadiri sekitar 45 orang pengurus KAUM, yang merupakan dosen dan karyawan di Unismuh Makassar.

Exit mobile version