Jangan Ngaku kader IMM Kalau Gak Rutin Baca Buku
GORONTALO, Suara Muhammadiyah -Saat menghadiri acara milad UM Gorontalo ke-16, 10 Juni 2022, redpel suara Muhammadiyah dibajak untuk memberikan materi DAM PC IMM Kab Gorontalo.
Di hadapan kader muda IMM dari berbagai perguruan tinggi di Gorontalo tersebut, Isngadi Marwah yang mengaku pernah aktif di DPD IMM DIY menekankan perbedaan dasar antara kader IMM dan mahasiswa biasa.
Menurutnya kader IMM haram untuk ngomong sekedar nggedabrus tanpa sumber dan tanpa ilmu. Setiap kali bicara, Kader IMM harus punya dasar teori yang kuat. Itu semua mustahil dilakukan kalau kita tidak memaksakan diri untuk rutin membaca buku.
Kader IMM yang bicara hanya bersumber dari Wikiperdia apalagi dari media sosial harus dipertanyakan kekaderannya, dipertanyakan statusnya sebagai mahasiswa.
Redpel Suara Muhammadiyah ini juga menegaskan kalau ada aktivis IMM yang dalam satu minggu tidak mampu meluangkan membaca buku kurang dari 3 buku maka lebih baik tidak mengaku sebagai kader IMM.
“Semua buku, semua pemikiran harus dibaca. Tulisan orang kanan atau kiri siapapun harus dibaca dan ditelaah. Jangan takut sesat hanya dengan membaca buku. Justru Kita akan tersesat apabila hanya mau membaca buku dan pemikiran yang sejenis.” Tegasnya mengakhiri