Prof Haedar Nashir: Hadirkan Strategi Syiar Muktamar Penuh Persaudaraan

Prof Haedar Nashir: Hadirkan Strategi Syiar Muktamar Penuh Persaudaraan

Prof Haedar Nashir: Hadirkan Strategi Syiar Muktamar Penuh Persaudaraan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir, MSi menghadiri acara Silaturahmi Nasional Majelis Pustaka dan Informasi Muhammadiyah Seluruh Indonesia Road To Muktamar pada Sabtu, (11/4) secara daring. Dalam acara tersebut, Prof Haedar memberikan arahan dan amanat penting terkait strategi syiar Muktamar Muhammadiyah.

Prof Haedar memberikan ucapan tahniah atas dilaksanakannya acara ini. Harapannya dari dilaksanakan acara ini menjadi wadah refleksi diri dalam membahas berbagai macam hal, ide, gagasan, pemikiran, dan langkah-langkah yang relavan. Baginya, MPI sebagai pilar pembantu pimpinan persyarikatan di dalam menyebarkan dan melaksanakan peran publikasi dan informasi, serta pengembangan pustaka Muhammadiyah.

“Di era kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun lewat sistem digital yang menjadi era baru, MPI harus hadir menjadi pilar terdepan dalam menjalankan peran Muhammadiyah untuk mampu bukan hanya beradaptasi di dalam kehidupan di era revolusi 4.0, tapi juga pada saat yang sama memanfaatkan era digital dan kehidupan revolusi industri 4.0 untuk menjadi sarana dakwah, dakwah Muhammadiyah, tabligh Muhammadiyah, termasuk lewat tulisan, sistem digital yang sangat rumit dan kompleks, tapi sangat efisien, cepat, dan mudah. Harus menjadi komitmen kelembagaan dan sudah di mulai,” katanya.

Prof Haedar percaya MPI akan terus mengembangkan persyarikatan Muhammadiyah untuk mampu berperan menjalankan fungsi dakwah dan tajdidnya di era kehidupan yang makin super modern, di mana revolusi Iptek menjadi kekuatan terdepan pada masa kini.

“Maka rumuskan berbagai macam ide dan langkah yang paling bisa kita lakukan agar Muhammadiyah mampu hadir di era digital dengan peran yang pro aktif, dinamis, progresif dan bisa menghadirkan dakwah yang mencerahkan, dakwah yang memberdayakan, dakwah yang memajukan, dan dakwah yang mencerdaskan kehidupan bangsa,”ujarnya.

Dalam konteks syiar Muktamar, MPI beserta seluruh organ yang menjadi bagian dari pelaksana Muktamar harus bersinergi dan berintegrasi untuk mensukseskan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari segi syiar. Prof Haedar mengingatkan bahwa perhelatan akbar Muktamar tahun ini masih dalam suasana wabah Pandemi Covid-19, meskipun harapanya wabah ini terus melandai dan akhirnya pada titik nanti, Allah menghilangkan wabah ini sebagai musibah besar dari muka bumi.

“Maka peran syiar yang bersifat digital, media sosial, dan penggunaan seluruh teknologi informasi yang meluas menjadi keniscayaan,” pungkasnya.

Era saat ini di mana manusia sudah terbiasa dengan informasi yang super cepat, mudah, dan akurat lewat media digital, teknologi informasi yang canggih saat ini, bahkan lewat media sosial yang mana sudah menjadi kebudayaan hidup sehari-hari, Prof Haedar menghimbau kepada MPI dan seluruh organ pelaksana Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk mensyiarkan dengan bagus, baik, dan luas.

“Curahkan perhatian untuk memproduksi berbagai macam informasi, gagasan, pemikiran, bahkan juga hal-hal menyangkut rencana dan pelaksana Muktamar itu sendiri dapat dilakukan oleh MPI dan seluruh organ pelaksana Muktamar ini untuk mensyiarkannya,” katanya.

Prof Haedar percaya bahwa dengan syiar yang kita rancang bangun dengan baik dan dilakukan secara total football oleh berbagai pihak akan menjadikan Muktamar ini syiarnya meluas dan membekas serta memberi makna. Bahkan menurutnya harus juga ada semacam demokratisasi proses syiar yang tidak hanya saja terkonsentrasi pada wilayah Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta saka, akan tetapi diharapkan dapat juga menjalar luas hingga ke wilayah-wilayah sampai di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

“Dengan itu, maka Muktamar ini akan dirasakan langsung oleh masyarakat luas. Apalagi tidak semua hadir dan tidak bisa hadir warga Persyarikatan kita ke Muktamar kali ini. Maka saatnya kita konversi dengan informasi-informasi dengan acara-acara dan dengan berbagai macam publikasi yang disyiarkan secara digital,” tukasnya.

“Kendala-kendala yang dihadapi oleh daerah yang terjauh tentu harus menjadi pikiran MPI bagaimana caranya berbuat. Kita punya perangkat amal usaha di setiap daerah, punya perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, dan amal usaha yang lain. Di samping jaringan persyarikatan Muhammadiyah, justru saatnya kita mobilisasi dan dinamisasi agar siap untuk menjadi tempat dan pusat syiar di setiap tempat. Itu artinya Muhammadiyah memasuki era modern yang betul-betul mampu bukan hanya beradaptasi tetapi juga mampu memanfaatkan era digital ini dengan cara yang siap, seksama, proaktif, dan bahkan kita mampu hadir secara dinamis,” terangnya.

Dalam transformasi kehidupan masyarakat tatkala relasi-relasi langsung yang terjadi masyarakat komunal, tanpa kehilangan akal daya komunalitas yang harus dirawat, maka harus menghadirkan syiar yang bersifat digital, syiar lewat media sosial yang sekarang menjadi tren baru, syiar yang bersifat daring, disamping adaptasi yang bersifat teknik yang makin menyesuaikannya. Sehingga warga Muhammadiyah juga memperoleh dan merasakan kegembiraan.

Sebagai penutup, Prof Haedar berharap acara ini dapat membuat masyarakat cerdas, tercerahkan, dan mampu membangun kebersamaan. “Ciptakan lewat syiar MPI dan seluruh organ pelaksana Muktamar. Mari bermuktamar dengan penuh persaudaraan, merawat Muhammadiyah, menjaga marwah dan muru’ah Muhammadiyah, tidak lewat retorika, tetapi lewat perbuatan nyata. Insya Allah kita semua dari pusat hingga bawah mempunyai tradisi besar menjaga marwah Muhammadiyah, menjaga muru’ah Muhammadiyah, menjaga kehormatan Muhammadiyah tanpa diajari oleh siapapun. Itulah kepribadian kita (Muhammadiyah),” tutupnya. (Cris)

Exit mobile version