Sarasehan Pemuda Memaknai Pemikiran Bung Karno
MALANG, Suara Muhammadiyah – Cakrawala pemikiran Bung Karno mewarnai diskusi dalam acara Sarasehan Kebangsaan yang digelar PD Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Malang, Sabtu (11/6/2022).
Berbagai gagasan Keindonesiaan dan cinta Tanah Air menjadi pemantik dalam diskusi yang juga diikuti elemen OKP lain ini. Seperti, GP Ansor, Pemuda Pancasila, GM FKPPI, Pemuda Demokrat, juga beberapa organisasi pelajar/mahasiswa.
Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, menjadi keynote speaker sekaligus membuka sarasehan kebangsaan ini. Didik menyatakan apresiasinya atas sarasehan yang diprakarsai PD Pemuda Muhammadiyah ini.
Dalam sarasehan ini, menjadi panelis diskusi Ketua MUI Kota Batu, Nurbani Yusuf, Wakil Ketua DPRD, Sodiqul Amin, dan Wakil Rektor II UMM, Nazarudin Malik.
Dalam pengantarnya, Wakil Ketua DPRD Sodiqul Amin menyampaikan sambutan tegas. Menurutnya, orang yang berjiwa Pancasila berarti bisa mau berbuat bagi kemanfaatan orang lain.
“Pancasilais berarti bisa menghadirkan kemanfaatan hari ini dan esok, bagi orang lain. Kalau tidak bisa bermanfaat sama sekali, jangan sekali-kali berbicara Pancasila,” tegas Amin sembari mengutip satu dalil Al-qur’an.
Ia juga menyitir pesan almarhum Buya Syafii Maarif, bahwa membumikan Pancasila tidak sebatas melalui slogan dan hanya dengan lisan.
Ketua MUI Kota Batu, Nurbani Yusud, juga memberi penegasan soal lahirnya Pancasila. Ia mengutip pernyataan Bung Karno, yang menyatakan diri sebagai kader Muhammadiyah.
“Saya kader Muhammadiyah, yang merumuskan Pancasila juga (ada) dari Muhammadiyah. Karena itu, jangan meragukan Muhammadiyah,” kata Nurbani menirukan pernyataan Bung Karno.
Tak hanya itu, isteri Bung Karno, Fatmawati, juga diakui sebagai kader Aisyiyah. Saat masa kemerdekaan, Fatmawati lah yang juga menjadi penjahit bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan RI.
Sebaliknya, lanjut Amin, membumikan Pancasila berarti bisa mengaktualisasikan nilai-nilai luhurnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tokoh pemuda dari KNPI Kabupaten Malang, Ahmad Faiz Wildan, menyatakan apresiasinya atas nilai-nilai filosofis Bung Karno, yang mendasari kebangsaan dan gerakan kepemudaan di Indonesia.
Faiz Wildan begitu fasih memaknai pemikiran Sang Proklamator jauh sebelum Indonesia yang sekarang ini.
“Saya sepakat, untuk bisa melihat masa depan, maka harus melihat dulu masa lampau. Jasmerah, jangan sampai melupakan sejarah,” tegasnya. (choirul ameen)