UMPAR Semakin Berkembang dan Bergengsi
PAREPARE, Suara Muhammadiyah – Kepala LLDIKTI Sultanbatara, Andi Lukman menyebut Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) sudah setara dengan perguruan tinggi besar dan bergengsi di wilayah Timur Indonesia, seperti Unhas, UNM, dan UMI.
Hal ini ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana dan Pascasarjana XXXIII, Senin, 13 Juni 2022 di Lapangan KH Sanusi Maggu Kampus UMPAR.
“Berdasarkan data LLDIKTI, UMPAR memang mengalami perkembangan yang luar biasa. UMPAR ini sudah mengelola S3, itu artinya sudah sejajar dengan UNHAS, UMI, UNM,” ungkap Lukman.
Ia juga mengatakan, perkembangan UMPAR ini didukung oleh kualifikasi tenaga pengajar yang sudah S3. Lukman juga mengaku bersyukur, karena baru-baru ini, sudah ada lima professor baru di UMPAR.
“Karena itu, mari kita memikirkan bagaimana mengembangkan capaian-capaian UMPAR ini dan capaian untuk selanjutnya. Karena sekarang sudah di tahun ketiga. Tahun ke lima nanti, kami akan mengevaluasi dengan meninjau tracer study alumni UMPAR,” kata Lukman.
Lukman kembali mengingatkan, UMPAR harus terus memacu pengembangan sumber daya manusia di kampusnya.
“Untuk dosen, terus tingkatkan jumlah dosen yang sudah mencapai kualifikasi S3. Yang juga tidak kalah penting, sudah berapa banyak yang sudah sertifikasi dosen? Karena akan ada satu peridoe nanti, yang bisa dikatakan dosen hanyalah yang sudah tersertifikasi” kata Lukman.
Terkait sarana dan prasarana, Lukman menyarankan, fokus UMPAR bukanlah pembangunan fisik atau gedung, melainkan penguatan sistem jaringan komunikasi.
“Hentikan saja pembangunan gedung untuk kelas, kalau hanya untuk transfer pengetahuan. Dua tahun ini kita lihat buktinya, ruang kelas kita kosong berdebu, digantikan dengan daring. Kalau UMPAR membangun, bangun perpustakaan, tempat-tempat mahasiswa mengakses internet,” kata Lukman.
Menanggapi saran Lukman, Prof Dr Irwan Akib yang mewakili Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah mengaku setuju.
“Saya pernah berpikir, bagaimana kalau ruang kelas itu kita ubah menjadi seperti kafe, tempat nongkrong mahasiswa, belajar dengan mengakses internet. Karena saya perhatikan, mahasiswa sekarang senang sekali kalau di tempat-tempat seperti itu,” kata Prof Irwan.
Irwan menegaskan, meski demikian, dosen dan kampus harus tetap memfasilitasi. “Saya yakin, dengan seperti itu, mahasiswa pasti akan lebih nyaman dalam proses pembelajaran. Tidak terikat lagi dengan ruang kelas yang sempit itu,” kata Irwan.
Menurut Irwan, saat ini, ruang kelas seperti dahulu memang sudah tidak terlalu penting. Ia mendukung jika UMPAR akan lebih berfokus kepada penguatan jaringan sistem komunikasi dan informasi di kampusnya. (Fikar)