Muhammadiyah Yaman Gelar Bedah Manaqib Buya Syafii Maarif
MUKALLA, Suara Muhammadiyah – Buya Syafii Maarif telah berpulang. Jasad beliau boleh berada di Taman Husnul Khatimah akan tetapi ruh pemikiran beliau akan tetap hidup sepanjang masa. Maka dari itu demi mengenang kisah hidup beliau Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Yaman gelar ‘Bedah Manaqib Buya Syafi’i Maarif’. Acara yang digelar di Sakan Bahrunnur Universitas al-Ahgaf, Mukalla, Hadramaut itu berlangsung pada Jum’at, 10 Juni 2022 selepas shalat maghrib hingga isya.
Acara tersebut dihadiri oleh segenap elemen Muhammadiyah dan para mahasiswa Universitas al-Ahgaf. Manaqib ditulis dan dibacakan oleh Ust. Arsyad Arifi selaku murid langsung dari Buya Syafi’i Ma’arif dan juga Ketua PCIM Yaman. Beliau bercerita tentang kisah kesederhanaan hidup buya. Buya adalah orang yang ‘prasaja’, qanaah, zuhud dan tidak memandang siapapun lebih mulia darinya.
Buya Ahmad Syafii Maarif sejatinya mempunyai segala atribut untuk hidup dengan beragam fasilitas. Tapi, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu memilih jalan sunyi hidup dengan kesederhanaan. Penyandang gelar master Universitas Ohio AS dan doktor di Universitas Chicago AS itu jamak dikenal dengan kesehariannya yang jauh dari fasilitas mentereng. Bahkan, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menggambarkan Buya Syafii sebagai seorang tokoh yang langka karena tidak haus dengan harta dan kekuasaan.
“Hidup beliau boleh dikatakan terbilang sederhana sehingga banyak orang yang terkejut bila berhadapan dengannya,” ucap Anwar Abbas dalam keterangannya, Jumat (27/5). “Banyak tokoh yang dekat dengan beliau mengingatkan siapa saja yang ingin bertemu dengan beliau jangan coba-coba untuk merayu beliau dengan uang dan kemewahan. Barangsiapa yang mencoba-coba melakukannya maka pasti akan kena semprot dari beliau,” imbuhnya.
Ust. Arsyad Arifi juga mengkisahkan bahwasannya salah satu ‘karomah’ beliau adalah sebelum buya meninggal beliau menyadari bahwasannya umurnya tidak panjang lagi. Buya bahkan memesan makamnya sendiri sebulan sebelum beliau meninggal kepada Ketum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir. Bahkan ikut mengunjungi makamnya dan membangun masjid disana. Sungguh suatu hal yang sangat menarik dari beliau.
Selain meneladani beliau. Acara ini dilakukan juga dalam rangka menjalin ukhuwwah dakwah Muhammadiyah. Hal ini terbukti selepas acara dilakukan banyak dari mahasiswa tertarik dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang menyatakan bergabung dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Yaman.
Hal ini merupakan salah satu metode dakwah PCIM Yaman. Ust. Arsyad Arifi berpesan, “Mari kita semua meneladani Buya Ahmad Syafii Ma’arif yang selalu tawadhu’, zuhud, qanaah, dan tidak pernah merasa lebih tinggi daripada orang lain. Mari kita do’akan beliau supaya ditinggikan derajatnya di sisi Allah swt dan mendapatkan Husnul khatimah. Aminn yaa rabbal ‘alamin”. (Arsyad Arifi)