Terus Berprestasi, Farmasi UM Bandung Raih Medali Perak Lomba Sains Internasional

Terus Berprestasi, Farmasi UM Bandung Raih Medali Perak Lomba Sains Internasional

Terus Berprestasi, Farmasi UM Bandung Raih Medali Perak Lomba Sains Internasional

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) menorehkan prestasi! Kali ini salah satu prodi favorit tersebut memperoleh medali perak dalam lomba penemuan sains tingkat internasional.

Adapun hasil temuan mahasiswa farmasi dalam lomba sains tingkat internasional ini adalah menciptakan lilin aromaterapi untuk mencegah hipertensi.

Sementara judul jurnal yang mereka buat, yakni “Lilin Aromaterapi: Terapi Alternatif pada Pasien Hipertensi”.

“Ini idenya dari rekan kita, Hayatul Azizah. Lalu kita kembangkan dan dijadikan produk untuk diikutkan lomba,” kata Azril Maulana Apandi, mahasiswa Farmasi angkatan 2020, sesaat setelah pengumuman Awarding Night di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Minggu (12/06/2022).

Azril menekankan bahwa produk yang dibuat bersama tim mestilah mengarah ke life science yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

“Maka kami formulasikan ke ranah kesehatan, yakni membuat lilin aromaterapi untuk menurunkan tensi pasien yang terkena hipertensi,” terang Azril yang diamini rekan-rekannya.

Lilin aromaterapi tersebut, papar Azril, dibuat menjadi beberapa varian, yang fungsinya sangat efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

“Kita buatnya macam-macam, ada sereh wangi, kayu manis, dan lavender,” ujar Azril, yang menjadi anggota laki-laki satu-satunya dalam lomba tersebut.

Penuh percaya diri

Azril dan rekan-rekan satu tim, yakni Alzahra Salsabila, Ifalda Febriana, Hayatul Azizah, dan Dewi Sekar Anggraeni tak menyangka bakal memenangi lomba penemuan sains itu.

“Jujur, persiapan kami hanya satu minggu. Apalagi ini (lomba) tingkat internasional. Pada awalnya kami pasrah dan benar-benar pesimis,” ungkap Ifalda Febriana penuh haru.

Namun, temuan mereka berupa lilin aromaterapi untuk penderita hipertensi mencuri perhatian para juri. “Ini benar-benar perjuangan yang melelahkan. Dan barangkali ini hikmahnya,” ucap Ifalda.

Apalagi, khusus lomba tingkat internasional, para juri menanyakan kepada para peserta lomba tentang produk yang dibuat dengan menggunakan bahasa Inggris.

“Juri sangat pasih mengucapkan bahasa Inggrisnya. Kami pun menjawabnya dengan percaya diri, walau secara grammar mungkin belum sempurna,” ucapnya.

Pembimbing yang selalu mendukung

Dosen Farmasi UM Bandung sekaligus pembimbing, apt. Rizky Dwi Larasati, M.S.Farm. memuji kesungguhan mahasiswanya mempersiapkan produk yang akan disajikan dalam lomba itu.

“Ide mereka luar biasa dan saya pun enggak kepikiran ide tersebut. Beberapa kali mereka harus bolak-balik ke lab, bahkan sampai bergadang,” papar Rizky antusias.

Dosen berkaca mata itu pun awalnya tak yakin anak didiknya mampu bersaing dalam ajang lomba penemuan sains tingkat internasional itu.

“Tapi mungkin, saya akhirnya percaya bahwa usaha itu tak pernah mengkhianati hasil. Alhamdulillah dapat medali perak,” tutupnya.

Para pencetus lilin aromaterapi untuk penderita hipertensi dan pembimbing berharap mahasiswa Farmasi UM Bandung tak pernah takut untuk mencoba hal baru dan selalulah optimis!

Dalam lomba penemuan sains tersebut, Tim Farmasi UM Bandung mendapatkan dua kategori: Life Sciene Category for University Level (offline competition) dan Dean of Faculty Sains and Technology UIN SGD Special Award (offline) IICYMS.

Penyelenggara lomba penemuan sains ini adalah Indonesian  Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Fakultas Sains dan Teknologi UM Bandung dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Tema lombanya adalah National Invention Competition For Young Moslem Scientist (NICYMS) dan International Invention Competition For Young Moslem Scientist (IICYMS) 2022.

Lomba yang diadakan pada 10-12 Juni 2022 ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti 146 tim yang berasal dari 12 negara.

Di antaranya: Malaysia, Indonesia, Brazil, Turki, Montenegro, India, Meksiko, Qatar, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Thailand.

Pesertanya tak hanya dari kalangan mahasiswa, tapi terdiri atas SD, SMP, dan SMA. Dan UM Bandung menjadi salah satu tempat perlombaan penemuan sains ini secara offline.***(Firman/Cecep)

Exit mobile version