PCM Plantungan Gelar Kajian Rabu Pagi
KENDAL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Muhammadiyah ( PCM) Plantungan, Kendal menyelenggarakan kajian Al Islam setiap Rabu pagi bertempat di gedung dakwah PCM setempat.
Kajian yang dimulai setelah jamaah sholat subuh tersebut menghadirkan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhamnadiyah Kendal, KH. Iskhaq.
“Tugas sebagai muslim adalah menyampaikan kebenaran kepada sesama dan kepada yang bukan muslim. Masalah mereka taat kepada Allah atau tidak itu bukan urusan kita, tapi itu wilayah kekuasaan Allah” kata Iskhaq Rabu (15/6).
Iskhaq menjelaskan, mengajak kebaikan, seperti ngaji bersama, dan apabila ajakan itu sudah kita tunaikan, perkoro gelem ngaji atau tidak itu sudah urusan dia sama Allah.
“Dan sebagai orang yang beriman dan taat kepada Allah, wajib menjalankan perintahNya apa yang kita sukai atau yang tidak, selama tidak diperintah kepada kemaksiatan” ungkapnya.
Orang muslim ketika ada kemaksiatan, kata dia, kita jangan melihat, mendengar dan jangan mengikuti kemaksiatan. Sedangkan orang-orang kafir, bersifat reaktif, menolak terhadap kebaikan yang datangnya dari Allah. Karena menolak kebaikan berakibat sengsara.
Menurut Iskhaq, orang yang menolak kebaikan seperti orang kafir yang pendengaran dan hatinya tertutup rapat, terkunci.
“Mereka orang-orang kafir suka membantah terhadap kebaikan yang datangnya dari Allah” tegasnya.
Di bagian lain, KH. Iskhaq yang juga Wakil Ketua PDM menyinggung tentang sikap orang muslim yang merasa tersindir terhadap materi pengajian yang disampaikan.
“Orang yang merasa tersinggung terhadap isi ceramah mestinya tidak putus asa dan menyalahkan penceramahnya. Tetapi perlu instropeksi diri, karena yang disampaikan adalah membaca dan menyampaikan ayat-ayat Al qur’an dan hadist Nabi” tukasnya.
Hal tersebut, menurut Iskhaq, ibarat orang yang tertabrak kereta api, yang salah bukan masinisnya, buka kereta apinya. Tetapi orang yang tertabrak, karena kereta api punya rel sendiri, dan mestinya orang tidak berada di tengah-tengah rel kereta api.
Di bagian akhir Iskhaq memberi nasehat kepada seluruh anggota jamaah tentang sikap seorang muslim yang merasa tersinggung terhadap isi materi dari penceramah.
“Kita renungkan apa yang disampaikan penceramah, beristighfar kepada Allah, karena belum bisa melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah” pungkasnya. (aris)