Pandangan Islam terhadap Penciptaan Alam
Oleh: Dwi Arianto, S.Pd.
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menunjukan dan menjelaskan terkait dengan penciptaan alam jagat raya ini. Jika kita melihat sejarah kebelakang tentang penciptaan Nabi Adam as, Allah swt telah memberikan kejelasan tentang penciptaan Alam ini. Hingga kisah Nabi Ibrahim as mencari Tuhan dalam QS. Al-An’am ayat 74-83 juga berbicara tentang penciptaan Alam. Perlu dipahami bagaimana Islam memandag penciptaan alam ini, dengan bagaimana pandangan di luar Islam. Allah swt berfirman:
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Ali-Imran [6]: 190-191).
Dalam ayat ini jelas, bahwa Islam memandang fenomena Alam tidak berdiri sendiri dan tanpa adanya relasi kuasa dari sang pencipta Allah swt. Islam memandang bahwa penciptaan Alam berhubungan erat dengan kuasa Ilahi, bahwa Allah swt lah yang menciptakan Alam jagat raya ini. Sedangkan menurut Muhammad Iqbal dikatakan, bahwa alam jagat raya ini merupakan medan kreatif Tuhan, sehingga mengenal dan mempelajari alam secara dekat, merupakan salah satu bentuk kita mengenal sang pencipta, yaitu Allah swt. Memahami alam jagat raya ini adalah satu dari beberapa kewajiban umat Islam untuk senantiasa memahami segala ciptaan Allah swt. Dengan demikian kita akan semakin dekat dengan Allah swt, melalui penciptaan dan kekuasaan-Nya yang begitu agaung dan indah.
Bukankah telah dikatan di dalam QS. Ali-Imran ayat 190-191, Bahwa mereka yang senantiasa beribadah dan mengingat Allah swt baik siang ataupun malam, baik duduk ataupun beridiri, itulah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah swt menciptakan alam ini tanpa adanya sia-sia. Artinya, umat Islam yang berakal akan senantiasa memahami kekuaasaan Allah swt. Allah swt Berfirman:
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا لَٰعِبِينَ
Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main” (QS. Ad-Dukhan [44]: 38).
Allah swt mencitakan alam ini untuk manusia yang senantiasa beriman kepada-Nya, senantiasa mengunakan untuk beribadah, berfikir dan berdzikir kepada-Nya. Berfikir kritis dalam ciptaan alam semesta ini sudah seharusnya, dengan cara berfikir kita akan semakin faham, bahwa Allah swt menciptakan Alam ini tanpa adanya main-main bahkan tanpa adanya kesia-siaan. Dalam salah satu tafsir dijelaskan, bahwa kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dengan main-main, Kami tidak menciptakan keduanya kecuali dengan kebenaran yang merupakan sunnah Allah pada makhluk-Nya dan pengaturan-Nya. Akan tetapi orang-orang musyrik itu tidak mengetahui hal itu. Oleh karenanya mereka tidak memikirkannya, karena mereka tidak berharap pahala dan tidak takut hukuman.
Barat memandang, bahwa penciptaan alam ini tidak ada relasinya dengan Tuhan, akan tetapai alam ini tercipta sesuai dengan hukum alam itu sendiri. Alam sepenuhnya teratur oleh hukum alam yang bekerja secara liner, tersusun, sistematis dan mekanik. Mislanya, hukum atas air adalah mengalir kebawah, hukum alamnya api adalah panas. Hukum-hukum alami ini menurut pandangan Naturalisme Barat sudah ada secara alami, berdiri sendiri tanpa ada campur tangan dari Tuahan.
Pemikiran Barat terhadap alam ini muncul dari penelitian, observasi dan eksperimen yang dilakukan, sehingga munculah teori, simbol dan informasi yang demikian yang telah elalui uji validasi dan verifikasi. Begitu juga yang terjadi pada teori darwin yang dikatakan bahwa alam ini bergerak sesuai dengan teori evolusi, di contohkan bahwa manusia ini adalah hasil dari perkembangan makhluk secara sederhana, sama halnya dengan kecambah lalu berubah menjadi kecebong, ikan, kera, lalu manusia. Namun demikian, bahwa pemikiran ini adaah pemikiran yang salah. Segala penciptaan yang ada di bumi dan langit adalah ciptaan Allah swt. Allah swt Berfirman:
مَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَمَّآ أُنذِرُواْ مُعۡرِضُونَ قُلۡ أَرَءَيۡتُم مَّا تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُواْ مِنَ ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ لَهُمۡ شِرۡكٞ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِۖ ٱئۡتُونِي بِكِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ هَٰذَآ أَوۡ أَثَٰرَةٖ مِّنۡ عِلۡمٍ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar” (QS. Al-Ahqhaf [46]: 3-4).
Ayat ini secara terang dan jelas, menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi adalah penciptaan dari yang maha Kuasa yaitu Allah swt dengan tujuan yang benar dan waktu yang telah ditentukan. Namu, banyak orang-orang yang tidak memahami yang demikian dikarenakan mereka adalah orang-orang jauh terhadap Allah swt. Begitu juga dengan orang-orang Barat yang tidak faham dengan ayat-ayat Allah swt, padahal begitu jelas Allah swt mejelaskan kepada hamba-Nya. Apa yang dilakukan oleh Barat adalah penyimpangan yang jelas dijunjung ditinggi oleh sains. Padahal Allah swt Berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا مِّنۡهُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir” (QS. Jasiyat [45]: 13).
Lalu yang harus dilakukan dan menjadi kewajiaban umat Islam adalah tetap berpegang teguh terhadap keimanannya. Memahami dan berfikir bahwa alam jaga raya ini tidak akan ada tanpa ada yang menciptakan, yaitu Allah swt. Dengan berfikir demikian, maka hal ini akan menambah keimanan dan ketaqwaan umat Islam. karena segala sesuatu yang Allah swt ciptakan di bumi dan langit adalah sebagai bahan hambanya untuk berfikir. Segala sesuatu yang ada di alam ini, adalah kepunyaan Allah swt. Allah swt berfirman:
وَلَهُ ٱلۡكِبۡرِيَآءُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
Artinya: “Dan bagi-Nya-lah keagungan di langit dan bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Jasiyat [45]: 37).
Di dalam ayat lain Allah swt menjelaskan, bahwa apa yang ada di langit dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang senantiasa beriman kepada-Nya.
إِنَّ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
Artinya: “Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman” (QS. Al-Jasiyat [45]: 3).
Tugas umat Islam terhadap pandangan penciptaan Alam adalah meyakini secara penuh, bahwa alam jagat raya ini adalah kepunyaan Allah swt. Segala ciptaan yang ada di dalamnya tunduk dan patuh terhadap perintah-Nya, serta sebagai tanda-tanda kekuasan Allah swt bagi mereka selalu berfikir, beriman bertaqwa dan berdzikir kepada-Nya.
Dwi Arianto, S.Pd., Alumni PUTM & UMY, Pengembang MBS At-Tanwir Sukarame, Guru MTs Muhammadiyah Sukarame, Bandar Lampung