Wisudawan Terbaik Unismuh, Hafiz Al-Quran 30 Juz
MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Eka Mahendra Putra, Wisudawan dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam ditetapkan sebagai wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Ia menyelesaikan studi selama 3 tahun 7 bulan, dengan IPK 3,95.
Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Andi Sukri Syamsuri membacakan SK penetapan Eka Mahendra sebagai pada Wisuda ke 76. Acara dihelat di Balai Sidang Muktamar ke-47 Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin Kamis, 23 Juni 2022.
Andi Sukri menyampaikan bahwa penetapan wisudawan terbaik berdasarkan seleksi tim universitas tentang pengetahuan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, pemahaman Al-Quran, pegetahuan akademik, organisasi perguruan tinggi dan kemahasiswaan.
Penegasan prestasi Eka Mahendra kembali ditegaskan Pelaksana Harian Rektor Unismuh Dr Abd Rakhim Nanda. Ia menyebut bahwa wisudawan terbaik itu merupakan hafiz 30 juz. Ia mulai menghafal sejak bergabung di Unismuh Makassar, melalui Ma’had Al-Birr.
Selain Mehendra ada tujuh wisudawan lainnya yang juga disebutkan sebagai wisudawan terbaik di fakultas masing-masing. Wisudawan terbaik Fakultas Pertanian, Rifaldi Gunawan dari Prodi Agribisnis, dengan IPK 3,97 dan lama studi 4 tahun 6 bulan.
Nurul Arkanila menjadi wisudawan terbaik FISIP Unismuh, dari Prodi Administrasi Negara. Ia meraih IPK 3,77 dengan masa studi 4 tahun 6 bulan. Wahdania menjadi wisudawan terbaik FEB Unismuh dengan IPK 3,92 dengan lama studi 3 tahun 8 bulan.
Wisudawan terbaik FKIP diraih Nurul Hilma Safar. Ia berasal dari Prodi PGSD dengan IPK 3,91 dan lama studi 3 tahun 9 bulan. Suaib dari Teknik Elektro menjadi wisudawan terbaik Fakultas Teknik. Ia menyelesaikan kuliah selama 4 tahun 6 bulan dengan IPK 3,60.
Sementara itu, M Muhlis Ananta NS, wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh dari Prodi Pendidikan Dokter. Ia selesai dalam jangka waktu 3 tahun 5 bulan, dengan IPK 3,97. Wisudawan terbaik Program Pascasarjana diraih Hasan, dari Magister Pendidikan Dasar, dengan IPK 3,94 dan masa studi 1 tahun 9 bulan.
Testimoni Wisudawan Terbaik
Saat menyampaikan kesan dan pesan sebagai wisudawan terbaik, Eka Mahendra mengungkapkanrasa terima kasihnya kepada kedua orang tuanya.
“Terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kami. Hadist mengatakan bahwa ada 3 doa yang tidak akan ditolak, salah satunya yaitu doa orang tua untuk anaknya,” ujarnya.
Disertai rasa haru, wisudawan asal Sidrap ini mengenang momen yang dirasakannya selama kuliah di Unismuh Makassar.
“Ada banyak hiruk pikuk. Tapi akhirnya kita menyelesaikan studi di sini. Terima kasih kepada pimpinan universitas dan seluruh staf akademik tercinta. Setiap kami bersua, seperti salat berjamaah, seakan tidak ada jarak antara kita dan pimpinan. Kita dinaungi Muhammadiyah, itulah yang kita rasakan. Ketika ada yang kami urus di fakultas, dosen dan karyawan juga sangat ramah,” kenangnya.
Tak lupa ia berterima kasih kepada elemen Unismuh lainnya, seperti IMM, BEM, HMJ, dan pesantren mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina).
Dalam kesempatan lain, Mahasiswa yang juga adalah seorang pembina ini, menyampaikan kesehariannya sebagai seorang Pembina dan Koordinator Muqaddam di Pesmadina yang telah dianggap sebagai rumah keduanya itu.
“Pesmadina menjadi rumah kedua bagi kami karena disini kami belajar banyak hal, mulai dari kedisiplinan dan pembinaan yang mana dua hal ini notabenenya kita bisa dapatkan di rumah kita. Di Pesmadina, banyak hal yang telah kami dapatkan mengenai pembelajaran akan kehidupan, di sini adalah miniatur tentang kehidupan dalam bermasyarakat seperti pengabdian dan sebagainya.
Di Pesmadina ini juga dirinya mengaku termotivasi untuk mnghfal Qur’an hingga menyelesaikannya dan juga belajar tentang keislaman dan kemuhammadiyahan, itulah alasan kami menjdikan Pesmadina sebagai rumah kedua dan tentunya sbgai bentuk upaya ril pengabdian untuk persyarikatan Muhammadiyah.
Eka lalu menyerukan kepada wisudawan lainnya untuk tetap melangkah dan berjuang dalam persyarikatan Muhammadiyah.
“Yang kita dapat hari ini bukanlah akhir perjalanan kita, melainkan awal dari titik kebangkitan. Mari kita jadi insan bermanfaat bagi ummat dan bangsa, khususnya persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya.
Hafidz 30 Juz ini menutup penyampaiannya dengan sebuah pepatah arab, ilmu tanpa pengamalan bagai pohon tanpa buah (tidak berguna).
“Apa yang kita dapat selama di Unismuh, kita aktualisasikan di masyarakat. Istiqamah membaca, istiqamah diskusi, mari berjuang bersama, billahi fii sabilil haq faastabiqul khairaat,” tutupnya.