Sabtu, 25 Juni 2022, Prodi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan adakan Workshop Peninjauan Kurikulum. Kegiatan yang terselenggara di KJ Hotel tersebut, mengundang berbagai pihak yang diharapkan memberikan sumbang masukan positif untuk kemajuan kurikulum berikutnya, antara lain dari unsur Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhamamdiyah dan Pesantren Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (PERSADA). Termasuk juga perwakilan alumni yang telah berkiprah di masyarakat serta perwakilan mahasiswa ILHA.
Dari unsur UAD, hadir Wakil Rektor Bidang al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Parjiman, S.Ag., M.Ag, Ketua Lembaga Pusat Studi Islam (LPSI) UAD, Anhar Anshari, Ph.D., dan Dekan FAI, Dr. Nur Kholis, M.Ag. Ketiganya juga merupakan dosen Prodi ILHA. Turut hadir juga jajaran Kaprodi dan Sekprodi ILHA, Jannatul Husna, Ph.D., dan Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th.I., M.Us beserta para dosen ILHA.
Dalam sambutannya, Jannatul Husna mengatakan bahwa Kurikulum yang berjalan saat ini merupakan kurikulum yang telah ditetapkan pada tahun 2017. “Dalam aturannya, masa berlaku kurikulum maksimal empat tahun. Itu berarti kurikulum kita sekarang telah sampai pada batas waktu maksimalnya dan untuk semester berikutnya sudah harus menggunakan kurikulum yang baru. Oleh karenanya di acara workshop ini kami harapkan masukan dari bapak ibu terhadap kurikulum yang baru ini yang insya Allah akan diterapkan pada tahun ajaran berikutnya,” imbuh Kaprodi ILHA.
Pakar tokoh-tokoh hadis Nusantara ini juga mengatakan bahwa profil lulusan prodi ILHA yang telah direncanakan untuk kurikulum baru ini ada empat; ahli hadis pemula, peneliti hadis pemula, ahli digitalisasi hadis dan praktisi hadis. Dua pertama mengakomodir apa yang telah dirumuskan oleh ASILHA, dua terakhir merupakan wajah profil lulusan yang merupakan khas Ilmu Hadis UAD.
Dekan FAI UAD, Nur Kholis dalam kesempatan itu juga memberikan beberapa penegasan sebagai rambu yang bisa dipedomani untuk menyusun kurikulum yang baru nanti. Ia menyebutkan, workshop kurikulum ini sifatnya peninjauan, karena itu, kalau ada hal yang dianggap penting dan masih relevan dari kurikulum sebelumnya, hendaknya dipertahankan, sembari menambah hal-hal lain yang juga dianggap penting ke depannya.
Beliau juga mengingatkan agar setiap dosen untuk tidak kehilangan fokus dan teguh loyalitas untuk membangun prodi ini, mengingat ILHA bukan semata sebuah jurusan dalam satu universitas saja, melainkan dalam sejarahnya juga memiliki misi persyarikatan, yaitu untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah yang nantinya diharapkan memenuhi kebutuhan persyarikatan dan amal usaha. “Prodi Ilmu Hadis UAD adalah satu-satunya prodi Ilmu Hadis yang ada di antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Jadi, kebutuhan PTM terhadap dosen hadis akan bertumpu pada UAD, begitu pula dengan amal-usaha Muhammadiyah. Sehingga kami betul-betul mengharapkan masukan bapak ibu sekalian agar ILHA dapat tetap eksis dan berperan positif ke depan” ujarnya.
Hadir juga Dr. Indal Abror, M.Ag yang memberikan banyak masukan dan usulan atas rancangan kurikulum yang sebelumnya dipresentasikan oleh Miftah Chilmi Hidayatulloh, Lc. M.Hum, sebagai Penjamin Sistem Mutu Prodi. Kaprodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga itu mengatakan bahwa kurikulum yang akan dirancang hendaknya menyesuaikan diri secara bijak terhadap Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar dapat berjalan satu rel dengan orientasi yang telah dicanangkan pemerintah sekarang tanpa kehilangan jati diri dan idealitas keilmuan yang memang menjadi spirit prodi ILHA. (qaem/rbs)