Berprestasi, Tapak Suci UM Bandung Sabet 7 Medali dalam Kejuaran Silat D2AM
SUKABUMI, Suara Muhammadiyah – Tim Tapak Suci dari Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) berhasil menyabet 7 medali dalam kejuaraan pencak silat D2AM se-Jawa Barat yang digelar di Gor Surya Kencana, Sukabumi, pada 24-26 Juni 2022.
Sebanyak 7 medali itu terdiri atas 1 medali emas, 1 medali perak, dan 5 medali perunggu. Medali emas Tapak Suci UM Bandung asuhan pelatih Rheza Fasya dan M Haikal Zidan (prodi PAI) ini dipersembahkan oleh Naufal Faadhilah dari prodi Manajemen. Sementara itu medali perak dipersembahkan oleh Cahya Sumarna dari prodi Ekonomi Syariah.
Adapun medali perunggu diraih oleh Naufal Zuhdan dari prodi Ilmu Komunikasi, Isa Hasanudin dari prodi Farmasi, Yuni Rizki Fitriani dari prodi Teknik Industri, Seni Agustiani dari prodi Hukum Keluarga Islam, dan Indi Herlianti dari prodi Manajemen.
“Awalnya saya pribadi enggak menyangka bisa meraih medali emas, dengan latar belakang yang belum pernah turun bertarung pada kejuaraan sebelumnya. Namun alhamdulillah Allah memberikan hasil yang terbaik untuk saya dan kawan-kawan,” kata Naufal Faadhilah di kampus UM Bandung, Selasa 28 Juni 2022.
Mahasiswa UM Bandung kelahiran Kota Kembang ini sangat bersyukur atas raihan yang membanggakan ini. Dirinya berharap ke depan bisa lebih banyak mengembangkan prestasi di bidang olahraga tapak suci dan menuai prestasi yang tak kalah membanggakan.
Naufal Faadhilah mengaku prestasinya ini diraih berkat latihan, kerja keras, doa, dan juga mengikuti arahan dari para pelatih. Selain itu, dirinya pun sering melatih fisiknya dengan joging dan olahraga sehat lainnya.
”Intinya tetap berlatih dan kerja keras di mana saja. Semoga prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi saya dan juga kawan-kawan untuk lebih berprestasi lagi di masa mendatang,” tandas alumnus Mualimin Persis 03 Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, ini.
Senada dengan dengan Naufal Faadhilah, peraih perunggu, yakni Naufal Zuhdan, mengaku bersyukur kepada Tuhan karena bisa mengharumkan kampus, perguruan Tapak Suci, dan juga keluarganya berkat prestasi yang diraih dirinya dan kawan-kawan yang lain di kejuaran silat.
Namun, suatu saat Naufal Zuhdan berharap bisa meraih prestasi lebih tinggi lagi dengan mendapatkan dan mempersembahkan medali emas. ”Alhamdulillah yang pasti saya bersyukur dengan prestasi ini. Insyaallah saya akan mencoba lagi untuk mendapatkan medali emas,” ucapnya.
Bagi Naufal Zuhdan, latihan, kerja kera, dan doa harus selalu dilakukan untuk meraih prestasi. Oleh karena itu, terus berlatih dan bekerja keras. “Jika tanpa latihan, kita semua tidak mungkin bisa di titik ini. Sejatinya tidak ada pesilat yang terlatih, tapi yang ada hanya pesilat yang terus berlatih,” tandas Naufal Zuhdan.
Peraih perunggu lainnya, Indi Herlianti, awalnya tidak percaya dirinya bisa mempersembahkan medali bagi Tapak Suci Putera Muhammadiyah UM Bandung dan mengharumkan nama kampus tercinta. “Ini pertama kali saya ikut kejuaran tersebut, tapi alhamdulillah bisa mendapat hasil terbaik,” ucap Indi Herlianti.
Oleh karena itu, dirinya berterima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung dari awal sampai akhir, khususnya kepada tim pelatih.
”Mereka sangat mendukung penuh dalam pelatihan dan selalu memberikan motivasi tentunya serta memberi saya sebuah peluang untuk menggapai tujuan saya di tapak suci ini,” ujar Indi Herlianti.
Pelatih Tapak Suci Putera UM Bandung Rheza Fasya merasa bangga atas capaian dan raihan 7 medali yang dipersembahkan oleh Naufal Faadhilah dan kawan-kawan. Menurut Rheza, raihan ini merupakan buah dari kerja keras dan latihan yang tidak pernah lelah.
“Secara teknis para atlet yang mengikuti kejuaraan 80 persen memang perdana dan belum pernah sama sekali mengikuti kejuaraan sehingga kami memaksimalkan sisa waktu yang ada. Namun, pada saat pertandingan mereka bisa membuktikan bahwa Tapak Suci UM Bandung bisa berhasil,” katanya. (feri/riz)