Menjadi Santripreneur, Mengapa Tidak?

Menjadi Santripreneur, Mengapa Tidak?

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan baru saja menyelenggarakan seminar kewirausahaan dengan tema “Santripreneur Why Not?” pada Jum’at Malam (1/7). Acara ini diselenggarakan secara offline di Amphitheater Gedung Fakultas Kedokteran dan secara online via Youtube di channel “Persada Uad TV”.

Seminar ini bersifat terbuka untuk umum. Tidak hanya pengurus dan maha santri Persada yang mengikutinya, tetapi juga ada dari alumni Persada dan Mahasiswa UAD dari berbagai prodi. Adapun narasumber pada acara ini adalah M. Abduh Zulfikar (PP Pemuda Muhammadiyah Bidang Buruh Tani & Nelayan, Ketua DPD Pemuda Tani HKTI DIY).

Mudir Persada, Ustaz Tonthowi dalam sambutanya menuturkan bahwa acara ini diselenggarakan untuk memberikan bekal pada santri Persada terkait dengan Entrepreneurship. Ini penting. Sebagaimana motto Persada, yaitu santri berkemajuan.

“Santri kok belajar entrepreneur? untuk santri persada mottonya adalah berkemajuan. Makanya harus dibekali juga dengan jiwa entrepreneur. Karena Rasulullah telah memberikan contoh kepada dunia bahwa beliau juga seorang entrepreneur. Jadi harapan kami, santri Persada itu multitalent. Sehingga ke depan siapapun kita dapat menjadi entrepreneur yang santri. Kalau ada pejabat negara, pejabat negara yang santri. Kalau ada pengusaha, pengusaha yang berjiwa santri. Santri Persada tidak hanya alim, tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sesuai prodi mereka, tapi juga amil, mereka akan melakukan inovasi dan kreatifitas sesuai dengan bidangnya masing-masing.” Tutur beliau

Beliau juga menyampaikan penggalan dari QS. al-Qasas ayat 77 bahwa setiap Muslim diperintahkan untuk tidak hanya fokus pada urusan akhirat saja sehingga melupakan dunia, melainkan perlu memperhatikan urusan dunia, dan sebaliknya kita hidup di dunia jangan sampai sibuk pada urusan-urusan dunia sehingga melupakan urusan akhirat.

Kemudian, M. Abduh Zulfikar yang akrab disapa “Mas Zul” membuka materinya dengan membaca QS. al-A’raf ayat 96. Ayat ini menjadi pondasi bagai para entrepreneur. Dalam ayat tersebut disebutkan dua pondasi dalam berwirausaha; iman dan takwa. Dua pondasi tersebut menjadi penentu berkah-tidaknya usaha yang dilakukan.

Mas Zul menjelaskan dalam berwirausaha atau berbisnis tidak selamanya berjalan mulus, pasti akan ada jalan terjal yang akan didapati, baik itu kegagalan, kritikan, dan sebagainya. Hal ini pernah terjadi pada pendiri Facebook, yaitu Mark Zuckerberg. Dirinya sempat diprotes oleh berbagai pihak karena Facebook dinilai tidak menguntungkan. Sebetulnya dirinya memiliki ide yang canggih untuk memulai bisnis, tetapi dia kurang kompeten dalam membuat sustainable and scalable businsess. Cerdasnya dia adalah mengajak Sheryl Sandberg, sosok yang pandai dalam hal advertising (periklanan) sehingga Facebook dari tahun ke tahun mengalami lonjakan kemajuan yang signifikan. Inilah pentingnya seorang wirausaha memperbanyak relasi bisnis.

Selanjutnya Mas Zul menjelaskan dua jenis strategi dalam bisnis; Emergent Strategy dan Deliberate Strategy. Ciri dari emergant strategy adalah strategi yang didaptkan berdasarkan pada keputusan yang spontanitas (tiba-tiba, tidak direncanakan sebelumnya. Sedangkan ciri dari deleiberate strategy adalah strategi yang berdasarkan pada rencana yang didapat dari analisis yang cukup komprehensif dan detail.

Sebagian besar entrepreneur berjiwa emergent leader. Sebagian besar executives (CEO, direktur, dsb) berjiwa deliberate leader. Menurut Mas Zul seorang entrepreneur yang ideal adalah seseorang yang memiliki jiwa emergent dan deliberate leader. (AF)

Exit mobile version