MAKASAR, Suara Muhammadiyah – Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar bersama Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Komunikasi dan Penyiaran Islam menggelar Konferensi Internasional Moderasi Beragama di Aula Fakultas Kedokteran, Kamis, 30 Juni 2022.
Agenda ini mengetengahkan tema, ‘Moderation of Islam, Its Feild and Applications in The Globalization Era’ yang dihadiri oleh para akademisi dari berbagai kampus di Sulawesi Selatan.
Konferensi Internasional Moderasi Beragama tersebut menghadirkan Narasumber dari berbagai Negara secara langsung dan via daring Zoom Meeting. Di antaranya Mesir, Kuwait, Turki dan Singapura.
Dr. Amirah Mawardi, Dekan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar mengatakan konferensi internasional tersebut sekaligus Launching atas agenda Internasional Conference on Actual Islamic Studies (ICAIS) yang akan diselenggarakan secara berkala ke depan.
Dr. (Cand.) Fahmi Salim (UFS), Dosen FAI Uhamka Jakarta dan juga Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah mengungkapkan makna Wasatiyah Islam dalam perspektif Alquran (Wahyu).
“Makna Wasatiyah ini di antaranya adalah umat terbaik, umat adil, dan umat pilihan, serta ummat yang istiqamah di atas jalan yang lurus,” ungkapnya.
Ustadz Fahmi Salim lebih jauh menjelaskan bahwa wasatiyah Islam dalam implementasinya berada pada posisi di antara dua kutub ekstrim yaitu praktik beragama yang eksesif mengada-ngada atau melebih-lebihkan (ifrath, termasuk bid’ah akidah dan ibadah) dan praktik beragama secara reduktif atau mengurang-ngurangi (tafrith).
Contohnya, “Naskah akademik dan kampanye legalisasi perkawinan sejenis dan perkawinan beda agama yang berujung kepada putusan PN Surabaya baru-baru ini adalah ancaman bagi upaya pembumian Islam wasathiyah. Karena mereka ingin menyeret makna Islam moderat kepada model liberalisasi syariat Islam”, tegas Fahmi.
Sementara Prof. Dr. Emad Mahmood, Pakar Tafsir dan Ilmu Alquran Universitas Al-Azhar Kairo Mesir menjelaskan bahwa wasatiyah Islam adalah salah satu karakteristik khas milik umat Islam.
“Di antara sifat yang melekat dalam diri seorang muslim adalah wasatiyah,” terangnya.
Prof Dr Emad lebih jauh mengungkap Wasatiyah Islam dengan menerangkan ayat yang menyebutkan tentang wasatiyah yang letaknya persis berada di tengah-tengah surah Al-Baqarah. Begitu juga dengan letak Ka’bah yang persis berada di tengah-tengah bumi.
Bahkan Prof Dr Emad Mahmood menyebutkan bahwa wasatiyah adalah fitrah manusia yang selamat. Salah satu upaya Allah menanamkan karakter wasatiyah pada muslim adalah kewajiban surat Al-Fatihah dibaca dalam tiap rakaat shalat baik fardhu atau sunnah. Karena, “Ayat shiratal mustaqim (ayat 6) adalah moderasi antara 2 model keberagamaan Yahudi yang materliastik dan Nasrani yang spiritualistik. Model pertama dimurkai Allah dan model kedua disesatkan Allah,” pungkasnya. (rpd)