YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) menyelenggarakan Baitul Arqam untuk thalabah angkatan XIX (2018) pada Ahad-Senin (3-4/7).
Baitul Arqam adalah kegiatan yang di dalamnya berisikan pemberian materi-materi sebagai bekal untuk mengabdikan diri pada umat dan persyarikatan Muhammadiyah di manapun berada.
Adapun thalabah PUTM yang mengikuti acara ini berjumlah 55 orang. Dengan rincian 25 putra dan 30 putri. Semua thalabah yang telah menyelesaikan pendidikan S-1ini diwajibkan untuk mengabdi selama 3 tahun di berbagai amal usaha persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Wakil Mudir PUTM, ustaz Muhajir Mahmudi menyampaikan bahwa semenjak di PUTM kami berusaha untuk membekali para thalabah bagaimana kebiasaan-kebiasaan muslim sejati dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sejak bangun dari tidur hingga tidur kembali. Ini bertujuan untuk menghasilkan kader-kader yang berkualitas.
“Acara Baitul Arqam ini sebagai sentuhan akhir ketika teman-teman hendak diterjunkan ke tengah-tengah masyarakat. Sebelum terjun kami berusaha untuk memberikan bekal yang terbaik dengan mendatangkan pemateri-pemateri yang kompeten dalam bidangnya masing-masing.” Tutur
Salah satu pengurus MTT PP Muhammadiyah, ustaz Mas’udi dalam sambutannya menyampaikan bahwa problematika di Muhammadiyah saat ini adalah langkanya ulama Muhammadiyah terutama dari kalangan putri, sehingga PUTM dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Menjadi kebanggaan bagi kami di Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah bahwa kalian sebentar lagi akan melakukan pengabdian. Kami bangga karena karena kalian menjadi anak panah-anak panah dalam menyampaikan Paham agama Muhammadiyah kepada masyarakat.” Ungkap beliau.
Ustaz Mas’udi menambahkan ada dua hal yang perlu diemban dan perlu dicermati; pertama, kalian adalah kader-kader ideologis Muhammadiyah. kalian menjadi bagian daripada orang-orang yang terpilih bisa belajar di PUTM. Kalian harus mencerminkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan paham keagamaan Muhammadiyah. Jika ada kekurangan, maka menjadi tugas kita bersama untuk membenahinya.
Kedua, kalian harus menjadi bagian daripada kadar organisatoris Muhammadiyah. Mau tidak mau kalian harus bisa menjadi bagian dari struktur organisasi minimal bisa berkecimpung di seluruh MTT yang ada di Indonesia.
“Menjadi kader itu harus ada proses. Tidak bisa dadakan. Kalau dadakan hasilnya akan seperti pisang yang dikarbit agar cepat matang. Kaderitu harus berproses. Dengan proses yang panjang, maka kelak tidak akan mudah tergiur oleh rumput tetangga yang lebih hijau.” Pesan beliau.
Pada Baitul Arqam ini para thalabah PUTM akan diberikan materi-materi yang dapat menjadi bekal dalam menjalankan pengabdian kelak; pertama, manajemen pondok pesantren; kedua, peran Thalabah PUTM sebagai kader Majelis Tarjih dalam bermasyarakat; ketiga, nilai-nilai keulamaan bagi kader Majelis Tarjih dalam merespon problem umat; keempat, penjelasan teknis dan dinamikan yang terjadi dalam pengabdian; kelima, penguatan ideologi Muhammadiyah. (AF)