GOWA, Suara Muhammadiyah – Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Fallaah Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Rapat Kerja TA 2022-2023 di Desa Bissoloro Kabupaten Gowa, Ahad (3/7/2022).
Wakil Rektor IV Unismuh Makassar, KH Mawardi Pewangi, saat membuka kegiatan berpesan agar pengurus Ponpes membuat perencanaan program dengan baik dan melaporkannya secara tertulis.
“Kerjakan apa yang ditulis dan tulislah apa yang dikerjakan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Ponpes Darul Fallaah, Dr Dahlan Lama Bawa menjelaskan analisisnya terkait kebutuhan dasar Ponpes.
“Yang dasar adalah kurangnya sarana dan prasarana. Dalam LPJ Kepsek dan Kamad, disebutkan kekurangan 6 RKB. Karena itu, bismillah kita mulai kelola lahan yang telah diserahkan oleh Pak Rektor sebagai solusi. Saat ini, proposal Program Pertanian Terpadu juga sedang berproses di kementerian,” ungkapnya.
Kepala Desa Bissoloro yang diwakili Kasi Pemerintahan, Abd Rahim Dg Nassa, berharap agar pihak Ponpes terus melakukan pembinaan umat melalui khutbah jum’at dan ceramah tarawih pada 9 masjid yang ada di Desa Bissoloro.
“Kami berharap agar Pak Direktur Ponpes bersama jajarannya mengaktifkan kembali khutbah jum’at rutin yang sempat terhenti karena Covid 19. Kami akan terus mendukung pembinaan santri,” ujarnya.
Sebelumnya, kegiatan ini dirangkaikan dengan Ceramah Prasaran Rapat Kerja bertema Menakar Potensi dan Hasil Produksi Lahan 75 ha yang menghadirkan Ketua LP2M PWM Sulsel dan Ketua PD Muhammadiyah Takalar.
Ketua LP2M PWM Sulsel, Lukman Abd Samad mencerahkan peserta rapat kerja dengan kajian surah Al Quran.
“Pesantren itu dipercaya masyarakat dan diangkat derajat oleh Allah karena memiliki tiga hal, yakni beriman, berilmu dan berakhlak,” ucapnya.
Adapun Ketua PD Muhammadiyah Takalar, Iqbal Rasyid, dalam ceramahnya membuat identifikasi potensi tanaman hortikultura yang cocok dengan struktur lahan dan karakter cuaca di dataran tinggi 6.500 kaki di atas permukaan laut.
Tanaman yang dimaksud, yakni jagung, padi, tomat, lombok, pepaya jenis california, marica, kangkung, mentimun, jahe, porang, pisang, sukun, dan lain lain.
“Kecuali mangga saya tidak rekomendasikan karena curah hujan di Bissoloro cukup tinggi. Jenis tanaman hortikulturanya akan kita analisis lebih lanjut untuk memilih yang tidak rawan hama. Setelah ada kesepakatan dengan Rektor Unismuh tentang berapa luas lahan yang disepakati untuk dikelola, barulah kita mulai dengan luas 5 -10 hektar,” tukas Iqbal yang merupakan profesional eksportir pangan lokal.