SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr. H. Saidul Amin, MA, hadiri Rapar Koordinasi Nasional (Rakornas) Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah (PTMA) se Indonesia di Surabaya, 4-6 Juli 2022. Acara yang digagas oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah itu dihadiri oleh 88 PTMA dan 210 peserta. Agenda Rakornas ini membahas isu-isu AIK di pendidikan tinggi Muhammadiyah, serta Internasionalisasi dan Internalisasi Persyarikatan Muhammadiyah.
Di sela-sela penutupan Rakornas pada Rabu (6/7/2022), Rektor Umri Dr. H. Saidul Amin yang turut hadir bersama Anggota Badan Pembina Harian Prof. Dr. HM. Nazir Karim MA, Wakil Rektor 3 Dr. Jufrizal Syahri, M.Si dan ketua Lembaga Al-Islam Kemuhammadiyahan Dr. Santoso, MSi berkesempatan menjelaskan bahwa internasionalisasi dan internalisasi persyarikatan adalah keniscayaan yang harus saling menguatkan.
“Kedua konsep itu sesungguhnya seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Internasionalisasi tanpa Internalisasi akan rapuh, sementara Internalisasi tanpa Internasionalisasi membuat persyarikatan ini zumud dan tersisih di kancah global” jelas Saidul Amin.
Saidul Amin menjabarkan “Bentuk Internalisasi Muhammadiyah dapat diwujudkan dengan menanam, memupuk, mengembangkan dan mengekalkan nilai-nilai murni Muhammadiyah di setiap denyut dan derap langkah warganya. Sementara Internasionalisasi bisa diwujudkan dengan membangun dan membina jaringan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri”.
Selain itu Saidul Amin menjelaskan bahwa perkembangan IT dan ICT dapat dimanfaatkan untuk menyandingkan falsafah Islam berkemajuan yang mencerahkan dan mencerdaskan di belantika pemikiran Islam Global. Sebab ideologi itu tidak terikat dengan ruang dan waktu. Ia mencontohkan, faham ikhwanul musliminnya Hasan al-Banna meriah di Indonesia tanpa ada PCII (Pimpinan Cabang Istimewa Ikhwanul Muslimin). Demikian juga faham Jemaah Islamiyah Maududi di Pakistan, memasuki Indonesia tanpa melalui PIIJ (Pimpinan Cabang Istimewa Jamiah Islamiyah).
Untuk penerapan di Umri, Saidul Amin membeberkan bahwa internalisasi Muhammadiyah dilakukan dengan penguatan perkaderan tenaga pendidik dan kependidikan serta Mahasiswa melalui Baitul Arqam oleh Lembaga Al-Islam Kemuhammadiyahan (LAIK) Umri.
Sementara itu dengan strategisnya posisi Umri di Provinsi Riau yang berdekatan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand, Saidul Amin menyebut semangat kedekatan kemelayuan negara serumpun mempermudah langkah internasionalisasi. Untuk itu, bersama PW Muhammadiyah Riau pihaknya telah membina hubungan baik diantaranya bidang pendidikan, penelitian dan kerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan di negara-negara Asia Tenggara itu.
“Tentu untuk internalisasi kita lakukan penguatan perkaderan oleh LAIK. Kita juga telah lakukan internasionalisasi, menjalin hubungan baik dengan Malaysia, Singapura dan Thailand melalui pendidikan, penelitian dan kerjasama. Kiita juga berharap keberadaan Muhammadiyah di Asia Tenggara berkembang pesat” sebut Saidul Amin lagi.
Ia juga menceritakan bahwa selama ini telah intens menjalin kemitraan dengan kerajaan Perlis, Malaysia dan beberapa perguruan tinggi yang ada di sana.
“Pertengahan Juni lalu, saya mengunjungi perlis untuk mengisi kuliah tamu di Kolej Universiti Perlis (KUIPs) dan menyampaikan sejarah Muhammadiyah dihadapan warga Perlis. Alhamdulillah mereka antusias. Bentuk Antusiasme itu, pemangku kepentingan di Perlis bahkan menyiapkan Perkampungan Muhammadiyah sebagai simbol kedekatan hubungan itu. Sebagai informasi pula, bahwa Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) telah berdiri di Perlis tahun 2021 lalu” ujar Saidul Amin mengakhiri.
Sementara itu, wakil Rektor 3 Umri Dr. Jufrizal Syahri, M.Si menjelaskan AIK merupakan ruh utama dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah. “Konsep pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) sebaiknya diintensifkan melalui monitoring, evaluasi dan asesmen lapangan oleh majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah. Hal ini bertujuan untuk memastikan program penguatan AIK terimplementasikan dengan baik di lapangan.
Jufrizal Syahri juga menjelaskan “Saat ini AIK di UMRI mendapatkan perhatian khusus oleh pimpinan, baik dari sisi program maupun penganggaran. Selain itu Pengembangan lembaga AIK juga dilakukan dengan penambahan Koordinator-koordinator program, sehingga SDM dari lembaga AIK Umri sudah memenuhi Standar Mutu AIK yang ditetapkan oleh Majlis Dikti Litbang PP Muhammadiyah”. (Riz)