Mahasiwa UM Sumbar Lounching Buku Antologi Puisi

Mahasiwa UM Sumbar Lounching Buku Antologi Puisi

PADANGPANJANG, Suara Muhammadiyah – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat gelar lounching buku antologi puisi. Bertempat di Aula kampus II FKIP UM Sumbar, kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana. Ada sekitar 67 puisi dalam buku tersebut yang merupakan karya dari 13 orang mahasiswa dan dosen Prodi PBSID.

“Launching buku ini sebagai healing moments bagi civitas akademika FKIP UM Sumbar dan juga bangsa Indonesia, ditengah-tengah kepungan tekhnologi dan arus globalisasi kita harus tetap semangat dalam melahirkan terobosan untuk menambah wawasan dalam khazanah kesusastraan Indonesia. Serta melalui puisi yang disuarakan oleh civitas akademika Prodi PBSID lewat buku ini, mewakili semangat kita untuk terus belajar apa pun keadaannya,” terang Dr. Gusmaizal Syandri, M.Pd selaku Dekan FKIP saat memberikan kata sambutan. Selasa (05/07).

Dilanjutkannya bahwa sebagai lembaga, pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi untuk proses kreativitas ini. Baginya tidaklah mudah bagi orang biasa dalam membuat sebuah puisi apalagi dibentuk menjadi antologi seperti ini. Tentu saja proses kontemplasi dalam membuat puisi ini perlu diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya.

Sejalan dengan itu ketua pelaksana kegiatan lounching, Ilham Zanuari mengatakan bahwa dalam buku tersebut termuat beberapa puisi yang isinya berbicara tentang kritik sosial yang mana sering ditemukan di tengah masyarakat perihal hujan tengah hari. Hal inilah yang menjadikan buku ini berjudul “Hujan Ditengah Hari”.

“Kenapa hujan tengah hari yang menjadi judul buku ini? Semua karena sebuah pradigma di tengah masyarakat kita. Seringkali kita mengeluh jika sedang panas-panasnya tiba-tiba hujan turun. Sebetulnya, jika kita mau sedikit merenung dan memahami hakikat hujan kita akan menemukam butir kebijaksanaan di dalamnya,” beber mahasiswa semester 4 ini.

Dilanjutkannya bahwa dalam buku yang membutuhkan waktu 2 bulan penggarapannya ini memuat segala bentuk kisah yang dialami oleh para penulis tatkala hujan datang. Semuanya bermuara pada rangkaian kata-kata yang memiliki medan makna leksikal dan gramatikal.

“Ada luka di sana, airmata, trauma, lara dan tentu saja bahagia. Semuanya dikemas dalam balutan kata-kata estetis dan tentu saja kisah-kisah itu dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi pembacanya, sehingga fungsi karya sastra sebagai didaktif dapat kita temukan di dalam buku yang tebalnya hanya 75 halaman ini,” jelasnya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini juga membahas perihal proses kreatif dalam membuat puisi ini. Dihadiri sekitar 30an mahasiswa dan dosen ini diakhiri dengan pembacaan 3 buah puisi yang termaktub dalam buku tersebut serta sesi foto bersama para penulis. (darwis/riz)

Exit mobile version