Idul Adha di Aceh Teladani Ketaqwaan Nabi Ibrahim

Idul Adha di Aceh Teladani Ketaqwaan Nabi Ibrahim
TAKENGON ACEH, Suara Muhammadiyah  –  Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah menggelar salat Idul Adha di tiga lokasi berbeda. Ketiganya lokasi itu dipadati jamaah. Bahkan jamaah harus salat di luar lokasi yang sudah disiapkan panitia.  Tiga lokasi yang disiapkan Muhammadiyah Aceh Tengah adalah, Halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Jalan Tengku Paya, Tansaril Bebesen,  Kompleks Masjid At-Taqwa Alur Kumer, Angkup, Silihnara, Lapangan SD YPI Jalan Burtelege, Lut Tawar.( diselenggarakan simpatisan Muhammadiyah).
Di lokasi Masjid Taqwa Tansaril bertindak sebagai imam Tgk M. Thaib Isa MPd dan Khatib Dr. Almusanna MA.. Di lokasi Alur Kumer Angkup sebagai imam Tgk Isnawi Gayo MPd dan khatib Dr. Ahmad  Sugianto MA. Dilokasi  SD YPI Jalan Burtelege bertindak sebagai imam/khatib dr. Adyka Agung Tamara.
Dr.  Almusanna MA pada khutbah Idul Adha itu mengingatkan kepada hampir 1000 jamaah untuk belajar bagaimana nabi ibrahim telah menukilkan sejarah kemanusian yang hakiki. Ibrahim nabi yang oleh Allah disebut sebagai uswatun hasanah itu telah memberi teladan yang cukup kepada manusia setelahnya untuk tetap istiqomah pada Allah yang Esa.
Dr. Almusanna MA menegaskan bahwa umat Islam hari ini menghadapi cobaan yang demikian berat. Cobaan itu akan terus berlangsung. Cobaan tidak akan berakhir hanya dengan ratapan, keluh kesah atau dihadapi secara sendiri-sendiri. Masalah umat Islam hari ini akan terpecahkan bila dihadapi secara bersama-sama atau berjamaah. Diingatkan, kepada semua jamaah untuk membangun semangat jamaah yang kuat dengan tauhid lewat pendidikan keluarga. Tanpa itu mustihil umat Islam mampu lepas dari masalah yang saat ini dihadapi.
Masih terkait dengan ukiran sajarah yang dituliskan Ibrahim, Almusanna menegaskan bahwa persoalan yang mendera keluarga umat Islam hari ini disebabkan banyak orangtua sebagai imam di dalam keluarga tidak memahami fungsi dan kewajibannya. Akibatnya banyak keluarga Islam menghadapi kasus demi kasus yang berujung pada gugatan perceraian. ” Tingginya angka perceraian di Aceh adalah musibah besar bagi umat Islam hari ini,” tegas Almusanna.
Diingatkan juga bahwa Muhammadiyah Aceh Tengah yang sudah hadir sejak tahun 1928 itu, saat ini sedang dalam proses pengembangan dakwah lewat pembangunan masjid dan amal usaha pendidikan. ” Dibutuhkan dana yang besar. Tapi dana yang besar itu akan menjadi ringan bila dihadapi secara berjamaah,” kata Almusanna.

Bedah Rumah LazisMu

Pada awal kegiatan salat Idul Adha itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Aceh Tengah Drs. Mirwansyah MSi melaporkan berbagai kegiatan yang sedang dilakukana PDM Aceh Tengah. Selain satu masjid yang sedang dalam proses penyelesaian, Muhammadiyah Aceh Tengah juga sedang membangun satu amal usaha pendidikan di kawasan Angkup, kecamatan Silihnara.
Program lain adalah pengembangan cabang dan ranting serta LazisMu. Kata Mirwansyah, lewat LazisMu pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan bedah rumah untuk kaum dhuafa. Diharapkan eksistensi Lazismu dapat berkembangan sebagai bagian dari dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat. (Syaifulh/Agusnaidi B)
Exit mobile version