BEKASI, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pondok Gede Kota Bekasi Jawa Barat terpaksa menyelenggarakan dua sesi shalat Iduladha 1443 H yang bertempat di halaman gedung Depo Bangunan Jatiwaringin Pondok Gede (9/7/2022).
Suasana ramai shalat Iduladha 1443 H ini, di luar dugaan pihak panitia karena banyaknya jamaah dari berbagai darah sekitar Pondok Gede maupun dari daerah lainnya turut berdatangan sehingga harus terlaksana shalat Iduladha menjadi dua sesi padahal halaman gedung Depo Bangunan Jatiwaringin begitu luas.
Pada sesi pertama shalat Iduladha terlaksana pada pukul 06.45 WIB yang diimami oleh Ustadz Syaifullah Agam dan pada sesi kedua diimami oleh Ustadz Abu Gia pada pukul 07.00 WIB.
Walaupun shalat Iduladha terlaksana dua sesi, tidak menyurutkan para jamaah menyimak khotbah yang disampaikan Ustadz Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd. dengan begitu tenang.
Dalam khotbahnya, Ustadz Dr. H. Edy Sukardi, M.Pd. menyampaikan akan 4 harapan Nabi Ibrahim As yang akan menjadi harapan bagi kita semua yang harus diperjuangkan, berikut 4 harapan Nabi Ibrohim As yang disampaikan dalam khotbah.
Harapan Pertama, harapan atas Nabi Ibrahim As itu sendiri, amat berharap agar dirinya terhindar dari kemusyrikan. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS Ibrahim ayat 35).
Di samping itu, Nabi Ibrahim As juga ingin memper-oleh ilmu dan hikmah, sesuatu yang amat penting agar kehidupan bisa dijalani dengan mudah dan bermakna. Nabi Ibrahim juga meminta agar termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa pentingnya menjadi shalih. Hal ini tercermin dalam doanya:
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Ya tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.” (QS. Asy-Syu’ara’ ayat 83).
Dari doa Nabi Ibrahim di atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi shalih sehingga orang sekaliber Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang shalih.
Hal penting lainnya dari harapan Nabi Ibrahim As adalah agar amal-amalnya diterima oleh Allah SWT, termasuk orang yang tunduk dan taubatnya diterima oleh Allah SWT. Terimalah tobat kami. Sesungguhnya engkaulah yang maha penerima tobat lagi maha penyayang. Firman Allah SWT:
{127} وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {128} رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ {129} رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (mem-bina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah ayat 127–129).
Harapan Kedua, adalah harapan atas keluarga, mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada Allah SWT, karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۖ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan (ingatlah) di waktu ibrahim berkata kepada bapaknya, aazar, “pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.” (QS An’am ayat 74).
Selain istrinya yang sudah shalihah, beliau juga ingin agar anak-anaknya menjadi anak shalih, taat kepada Allah SWT dan orang tuanya dengan karakter akhlak yang mulia, ini merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” (QS As-Saffat ayat 100).
Harapan Ketiga, yang merupakan harapan nabi ibrahim adalah terhadap masyarakat agar beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak hanya pada masanya, tapi juga generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda nabi Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusyrikan dalam kehidupan masyarakat, Allah SWT berfirman:
{59} قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَٰذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ {58} فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ {57} وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ {60} قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama ibrahim”. (QS Al Anbiya ayat 57-60).
Harapan Keempat, Nabi Ibrahim, atas negara dan bangsa, yaitu ingin negara ini aman damai dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah SWT:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Ya tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “dan kepada orang yang kafir pun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (QS Al Baqarah ayat 126).