Qurban dan Cinta Penyembelihan Nafsu Hayawaniyah

Qurban dan Cinta Penyembelihan Nafsu Hayawaniyah

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Banyuraden menyelenggarakan shalat ‘Idul Adha di lapangan Banyuraden, Gamping 10 Zulhijjah1443 H/ yang bertepatan dengan hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022 M. Agenda hari Raya ini sukses terselenggara atas kerja sama Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, para Takmir Masjid hingga masyarakat Banyuraden.

Bertindak sebagai Imam Khatif yaitu Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Prof Dr H.M. Jandra MAg. Dalam khutbahnya Prof Jandra mengangkat tema tentang “Qurban dan Cinta Penyembelihan Nafsu Hayawaniyah untuk Meningkatkan Kesalehan Pribadi dan Sosial.” Berikut petikan lengkapnya:

Saat ini sekitar 4 juta lebih umat manusia dari seluruh penjuru dunia datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dengan susah payah dan berdesak-desakan dan pagi ini mereka sudah sampai di Mina setelah kemarin wuquf di Arafah. Mereka sampai kelelahan bahkan ada yang meninggal dunia. Kalaulah bukan panggilan iman, mana mungkin seseorang mau meninggalkan urusannya dengan PENGORBANAN harta, waktu, tenaga serta jiwanya.

Judul Khutbah pagi ini adalah; Qurban dan Cinta; menyembelih nafsu hayawaniyah untuk meningkatkan kesalehan pribadi dan social.

Kaum Muslimin/mat rahimakumullah, Bersyukurlah kita hidup sekarang dizaman yang sudah maju, di dunia modern, dunia yang sudah berubah, dunia yang sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Perubahan adalah suatu keharusan dalam hidup ini. Suka atau tidak, perubahan sudah terjadi. 10 tahun lalu, surat kabar, majalah, dan televisi adalah media informasi paling efektif, tapi kini, mereka tergusur oleh YouTube, Facebook,Twitter, Instagram.

Toko Matahari, Ramayana, Carrefour, Hypermart adalah raja dunia retail. Fakta hari ini, gerai mereka tergeser bahkan ada yang tutup, tergantikan oleh Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dll. Dulu pejabat pemerintah tidak pernah tertangkap. Sekarang puluhan bahkan hampir ratusan pejabat yang terdiri dari: Kepala Desa, Bupati, Walikota, DPR, DPD, Gubernur bahkan Menteri telah tertangkap KPK karena korupsi.

10 tahun lalu pesan Taxi kadang menjengkelkan, sekarang pesan Grab, atau Go Car bisa 5 menit datang. Pesan makananpun tak lama bisa sampai dirumah kita dgn gofood. Yang belum berubah adalah pembagian kurban. Daging kurban sejak dulu sampai kini masih dibagi mentah, entah kapan ada perubahan daging kurban dibagi setelah dimasak lebih dulu, seperti yang terjadi di DKI Jakarta.

10 tahun lalu mencari teman lama cukup sulit terutama teman sekolah SD, SMP ataupun SMA saat ini HP sudah penuh dengan Group WA Alumni semua teman/ kawan SD dulu bisa ketemu di media sosial.

Itulah perubahan yang dahsyat sdr2. Jika kita tidak terbuka pada perubahan jaman, maka kita adalah orang yang tergilas oleh jaman dan percayalah sepuluh tahun yang akan datang sdr2 akan berada pada barisan orang yang “Tertinggal”. Karena Perubahan & Inovasi, tidak akan pernah berhenti, meski bersikeras untuk tidak ikut berubah. Karena Allah SWT berfirman “Innallaha la yugayyiru ma biqaumin hatta yughayyiru ma bianfusihim (Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka merubah diri mereka sendiri). (QS Ar-Ra’du : 11)

Memang hidup kita harus berubah dan maju serta modern, itulah fenomena alam,

itulah ayat Allah di alam atau yang disebut dengan ayat Kauniyah, sedangkan yang tertulis dalam Al-Quran disebut ayat-ayat Qauliyah, kedua-dua ayat Allah ini harus dibaca oleh seorang Mukmin sehingga akan terjadi perubahan dan tambah iman. Iman harus bertambah (Al-Anfal 8; 2);

Artinya: Sesungguhnya orang mukmin bila mengingat Allah bergetar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambahlah iman mereka dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Iman bertambah dalam dan kokoh, Iman tidak boleh turun sehingga amalpun kurang, saudara-saudara jangan sampai tidak pernah ke mesjid, tidak pernah sholat berjamaah, tidak pernah menolong orang, tidak pernah memberi-beri. Sekali iman goncang dan berubah maka hancurlah kehidupan ini.

Jangan sampai iman goncang atau turun karena uang dan harta benda. Di dunia yang selalu berubah ini, yang sangat dicintai adalah uang atau harta benda. Karena uang orang berkonflik bermusuhan korupsi dll. Seorang Muslim tidak perlu ngoyoworo atau berspekulasi dalam mencari harta, karena rejeki telah dijamin Allah, “Tidak ada satu mahluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Allah rezekinya” Q.S.11-Hud- ayat 6.

Setidaknya ada 7 jalan rezeki yang diberikan Allah SWT untuk hamba-hambanya

yaitu:

  1. Ada Rezeki Karena Usaha. Rezeki Karena Bersyukur. Rezeki Tak Terduga. Rezeki Karena Istighfar.
  2. =Ada Rezeki Karena Menikah. “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karunia-Nya.” (QS. an-Nur : 32), Contoh: Ketika masih bujangan, Abdurrahman bin Auf ra. hanya seorang penjual tali, namun setelah menikah ia menjadi pengusaha besar owner pasar Madinah.
  3. Rezeki Karena Anak. “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (QS. al-Isra: 31), Contoh: Yakub waktu mudanya hijrah dari rumahnya dan menjadi pengembala kambing, setelah menikah dan memiliki 12 anak, justru kambing- kambingnya juga makin bertambah banyak.
  4. Rezeki Karena Sedekah. “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak” (QS. Al Baqarah: 245),

Contoh: kedermawanan Utsman bin Affan ra. hingga kini masih ada warisannya dan tabungannya masih tersimpan di no. rekening Bank syariah Arab Saudi.

Oleh karena itu Marilah kita tempatkan harta yang merupakan rezeki dalam kehidupan kita pada posisinya yang proporsional. Harta adalah alat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alat untuk beribadah kepada Allah SWT. Alat untuk menolong sesama. Jika ada uang maka berkurbanlah masih ada 3 hari lagi (ahad, senin, dan selasa) untuk menyembelih hewan kurban. Janganlah terlalu mencintai harta berlebihan. Karena harta bukanlah tujuan, kita tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Kita harus mencari harta yang halal dengan jujur, amanah dan bertanggungjawab. Sekali-kali jangan pernah manipulasi, korupsi atau yang batil sehingga harta tidak berkah.

Dalam hidup ini kita wajib meniru atau ikut Rasulullah, ittiba’ Rasul. Kadang2 umat Islam lebih menyukai meniru Barat dalam banyak hal seperti model berpakaian, cara bergaulan, bahasa dan simbol-simbol budaya lainnya. Kemudian ini juga berlanjut dengan menganggap baik segala apa yang berasal dari Barat dan sebaliknya menganggap yang dari Islam itu jelek dan ketinggalan jaman, bahkan sampai pada taraf anti yang berbau arab karena diidentikkan dengan islam. Memakai jilbab dilarang dan dipanggil kadrun, berjenggot dianggap ciri teroris dst. Ini adalah suatu keburukan atau kemunkaran yang harus dicegah.

Menyingkap rahasia keburukan dan kemunkaran adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk menjelaskan kebaikan dan kemaslahatan, bukan ghibah dan gunjing. Abu Faras al-Hamdani berkata:

“Aku kenali keburukan tidak untuk berbuat buruk, akan tetapi untuk menghindarinya. Barangsiapa yang tidak mengenali keburukan dari manusia, maka akan terjerumus ke dalamnya”.

Keburukan dan kemungkaran harus dihilangkan. Orang-orang baik tak boleh diam melihat kemungkaran.

Orang Inggris mengatakan “enough for evil to thrive when the good people do nothing”. (“cukuplah kejahatan itu akan merajalela ketika orang-orang baik tidak melakukan apa-apa”.)

Alquran surat Ali Imran ayat 104 memerintahkan kita untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Bahkan ada yang mengatakan seandainya ada rukun Islam yang ke-6 maka “amar ma’ruf dan nahi mungkar” adalah rukunnya yang ke-6

Akhir-akhir ini penghinaan demi penghinaan terus berlangsung terhadap Islam karena didiamkan dan tidak dijalankan hukum yang berlaku yaitu penistaan agama dan ujaran kebencian. Ada seseorang mengatakan bahwa Islam itu agama pendatang baru dan arogan, sudah dilaporkan kpd yang berwajib tapi bebas. Kemudian seorang Rektor sebuah Universitas di Kalimantan mengatakan bahwa pakai jilbab itu adalah kadrun atau kadal gurun. Ada yang terlompat kata suara adzan seperti gonggongan anjing. Bahkan baru-baru ini penghinaan yang lebih dahsyat lagi yaitu mereka mengatakan : siapa yang bernama Muhammad dan Maria gratis minum alkohol di klab-nya/restorannya. Ini semua adalah bentuk penghinaan terhadap Islam belum lagi rumah makan Padang diiklankan pakai babi.

Kenapa banyak orang diam terhadap kemungkaran ini?? Dimana imanmu dimana istiqamah mu?

Pada hal Hadits Nabi yang populer shahih yang kita kenal menyatakan: “siapa yang melihat kemungkaran, hendaklah merubah dengan tangannya. Jika tidak mampu maka dengan lisannya. Dan Jika masih tidak mampu maka dengan hatinya tapi itu selemah-lemah iman”.

Diam dihadapan kemungkaran, kezholiman dan kesemena-menaan itu pertanda jika iman anda sedang mengalami krisis berat. Anda perlu segera ke bengkel hati sebelum hati anda mengalami kematiannya.

Tapi yang lebih berbahaya lagi adalah ketika diamnya anda ternyata memang bukti jika anda telah menjadi bagian kolaborasi yang terbangun antara anda dan kejahatan itu.

Maklumlah Iblis dan konco-konconya itu cerdas dalam membangun networking dan kolaborasi.

Seringkali orang mencoba mengelabui opini publik dengan melemparkan cara pandang yang kotor namun berselimut keindahan. Salah satunya adalah konsep toleransi yang tertunggangi intoleransi bahkan kebencian.

Pengiklanan minuman keras dengan dua nama yaitu Muhammad dan Maria jelas merupakan penghinaan terhadap dua sosok atau figur dua agama yang sangat dimuliakan.

Para Ulama harus menyuarakan resistensi atau perlawanan sesuai koredor hukum yang ada. Dan Rakyat luas juga perlu menyikapi sesuai batasan hukum yang ada. Mengenkspresikan perlawanan tanpa melakukan hal-hal yang merusak.

Tapi yang terpenting dari semua itu adalah urgensi pemerintah untuk menyikapinya secara jelas dan tegas sesuai hukum yang ada. Jika pemerintah mendiamkan maka boleh jadi timbul kesalah pahaman, jangan-jangan ini menjadi bagian dari phobia yang sedang dipiara. Al-Quran menggambarkannya dengan: “ba’dhuhum aulaiya-u ba’dha” (mereka para syetan dan penjahat itu saling ber kolaborasi dan saling melindungi di antara mereka). Nauzu billah! Demikian gambaran iman yang lemah.

Muhammadiyah perlu bersikap lebih tegas dan tidak diam, Muhammadiyah telah banyak melakukan amar makruf telah banyak amal usaha, tetapi lembek dalam hal nahi munkar. kita mengapresiasi sikap tegas dan kebijakan Pemerintah DKI yang menghentikan izin operasi seluruh outlets Holywings di Jakarta. Sementara pemerintah daerah lain belum. Ini bukan masalah toleransi dan intoleransi. Tapi ini masalah keadilan dan penegakan hukum.

Pemerintah memang seharusnya hadir untuk memberikan kepastian hukum. Sehingga masyarakat tidak meraba-raba, apalagi main hukum sendiri. Di samping berdoa kepada Allah SWT kita harus menyuarakan ketidaksetujuan terhadap penghinaan ini.

Kalau diam, maka itulah iman yang lemah dan akibat nya adalah;

  1. Terjerumus dalam kemaksiatan. 2. Hati tidak tenang dan selalu resah. 3. Mudah tergoda oleh godaan syaiton. 4. Diri kita akan dikuasai oleh nafsu

Sungguh, rugi orang orang yang tidak beriman, karena manisnya iman itu sungguh nikmat yang tiada duanya.

Oleh karena itu Kita wajib bersyukur dan berkurban karena masih ada iman didada.

Kita telah dua tahun mengalami mushibah covid19 yang telah menggoncangkan seluruh lini kehidupan, banyak orang yang meninggal dunia. Menurut WHO 13 juta orang telah wafat, dan di Indonesia sekitar 450 ribu orang lebih korban jiwa. Bersyukurlah kita yang masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT, tetapi mana dan apa kesyukuran kita itu?

Mari kita merenung bersama. Bisakah meneteskan air mata saat mengenang dosa dan tidak pernah bersyukur atas nikmatNya? ataukah kita tenang-tenang dan biasa-biasa saja menyelamatkan diri sendiri tanpa peduli dengan pihak lain. Setelah mengalami cobaan demi cobaan mampukah kita memberikan sesuatu yang sangat kita cintai dalam rangka mematuhi perintah Allah SWT? Atau tidak.

Inilah sesungguhnya hikmah dari kurban, yaitu dengan mengenang ketaatan Nabi Ibrahiem AS ketika menerima cobaan menyembelih Ismail tercinta yang merupakan puncak batu ujian dalam mentaati perintah Allah, setelah beliau melaksanakan bermacam-macam ujian yang cukup berat. Oleh karena itu patut kita kenang untuk kita teladani sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS As-Shaffat 37:102 sbb.

(Tatkala Ismail mencapai umur dan sanggup berusaha, maka ayahnya Ibrahim berkata: Hai anakku aku bermimpi menyembelihmu sebagai korban. Katakanlah bagaimana pendapatmu! Anaknya menjawab Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kau akan mendapati aku orang yang sabar).

Kurban sekaligus merupakan simbol dari rasa kasih sayang dengan memberikan daging, menolong sesama, semua orang diberi daging kurban, tidak terbatas hanya fakir miskin saja seperti zakat fitrah. Dengan memberikan daging kurban maka hubungan dengan sesama semakin akrab, sehingga hilanglah kecemburuan sosial, kedengkian, pembunuhan dan kejahatan lainnya. Sifat suka memberi dan rasa toleran inilah yang telah hilang dalam diri manusia sekarang, karena orang hidup semakin egoistis dan kehidupan menjadi semakin keras dan brutal bahkan sadisme.

Kurban syaratnya harus ihlas, Allah tidak membutuhkan materi yang dikorbankan, namun ketaqwaan yang menjadi ukurannya. Firman Allah dalam surat al-Hajji ayat 37;

Islam mengajarkan berkorban untuk memberi tanpa mengharap, tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadinya. Ajaran kurban menimbulkan sifat tidak serakah, senantiasa mensyukuri nikmat Allah.

Kita diberi Allah SWT harta yang cukup, tetapi kita sering tidak memedulikan dari mana barta itu kita dapatkan. Yang haram kita ambil, hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Na’uzubillahi min zalik. Di sisi lain kita bangga dengan kendaraan yang mewah, rumah yang megah, dan perhiasan yang gemerlap. Padahal sungguh, semua itu adalah sekadar titipan Allah, yang diberikan juga kepada makhluk-makhluk nista lainnya: para penjahat, para pelacur, pezina. Orang-orang yang durjana pun diberi dunia oleh Allah karena dunia ini bukanlah tanda kemuliaan bagi seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh malang orang yang takabur dengan tempelan duniawi, padahal Allah menghinakan seseorang karena salah memahami dan mengguna dunia itu sendiri.

Nikmat itu memang dengan pengorbanan. Rasululah SAW mulia karena pengorbanannya untuk umat. Harta, tenaga, waktu, dan perhatian dikorbankan demi

kemaslahatan umat. Kebahagiaan yang tinggi nilainya adalah berkurban untuk orang lain. Yakinlah bahwa apa pun yang dimiliki dan diberikan kepada pihak lain maka akan bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah. Karena sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak manfaatnya bagi manusia. (Khyrunnasi anfa’uhum linnas)

Allhu akbar Allhu akbar walillahil hamd, Jamaah idul adha rahimakumullah!

Ketahuilah bahwa hakekat kebahagiaan bukanlah dengan menumpuk uang banyak. Tetapi kebahagian itu justru datang dengan menafkahkannya. Kita tidak akan bahagia dengan ingin ditolong orang lain. Tetapi kebahagiaan itu justru dengan menolong orang lain. Kita tidak akan bahagia dengan dihormati orang lain, kebahagiaan hati kita justru dengan menghargai orang lain. Jadikanlah diri kita orang yang tidak pernah berharap apa pun selain dari berharap kepada Allah SWT. Itulah arti Tawhid dan itulah kebabagiaan awal dari diri manusia mukmin. Itulah pengertian qurban yaitu pendekatan diri terhadap Allah SWT.

Renungkan sekali lagi bahwa kita tidak akan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita harapkan, tetapi kita akan mendapatkan banyak dari apa yang diberikan kepada pihak lain. Semakin gemar bersedekah, maka, insya Allah, akan semakin melimpah rezeki kita dari-Nya. Semakin senang menolong orang lain, akan semakin banyak orang menolong kita. Semakin kita biasakan untuk memudahkan urusan orang lain, maka rasakanlah, betapa akan semakin banyak hal-hal yang dapat mendatangkan kebahagiaan sementara segala urusan kita pun dimudahkan oleh Allah

Hendaknya, di mana kita berada, kita harus membuat orang lain merasa diuntungkan dengan kehadiran kita. Setidaknya keberadaan kita jangan sampai merugikan orang lain. Rumah tangga yang memiliki komitmen hidup semacam ini niscaya akan mendapati

jaminan Allah teramat mengesankan.

Barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesunggahnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (QS Al- Baqarah [2]: 158).

Sebaliknya, semakin pelit, maka hidup ini akan terasa banyak menemukan kesulitan. Semakin senang berlaku aniaya terhadap orang lain, niscaya akan semakin banyak orang yang menzalimi kita. Inilah hukum alam atau rumus sunatullah yang akan dialami oleh siapa pun, sebagaimana pula telah ditegaskan oleh-Nya, Dan masing-masing orang mem- peroleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak Iengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al-An’am [61: 132). Namun tidak berarti kita boleh boros dan mubazir.

Jadi kurban sebagaimana halnya haji sesungguhnya adalah suatu kegiatan simbolik yang memiliki berbagai rahasia yang harus dapat ditangkap maknanya, antara lain: (l). sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan yang telah diterima, sebagai pertanda dari sikap suka memberi bukan suka menerima. Oleh karena itu maka ucapan takbir, tahmid dan tahlil lebih penting dari proses penyembelihan itu sendiri. Jika manusia bersyukur pasti ditambahi nikmat oleh Allah SWT. (2). Sebagai ungkapan rasa cinta kasih/simpatik kepada kepada kaum lemah (3). Sebagai simbol penyembelihan nafsu kebinatangan seperti kekerasan, kezaliman, perkosaan, pengambilan hak orang dll yang sekaligus merupakan kesediaan kita untuk mengenyahkan dan melawan sesuatu yang menjauhkan kita kepada Allah SWT.

Jamaah shalat idul adha rahimakumullah.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari terasa bahwa kita memang sedang diuji: lebih cinta kepada Allah ataukah lebih cinta kepada ego (diri) kita sendiri, kepada uang, jabatan, pekerjaan dll. Mampukah kita mengurbankan kepentingan diri pribadi demi kebaktian kepada Allah swt?

Sedang sibuk berjualan, waktu lohor hampir habis, sedang serius mengikuti rapat, waktu ashar hampir lenyap, manakah yang dipilih, meninggalkan pembeli dan rapat ataukah meninggalkan sholat

Peristiwa semacam itu juga sering dialami guru/dosen yang sedang mengajar dan mahasiswa kuliah pada tenggang waktu sholat. Para penonton sepak bola, para muda mudi yang asyik bergurau, para bapak2/ibu2 yang serius dengasn WA, salat asar sampai bergabung dengan magrib.

Demikianlah sesungguhnya hakikat dari “kurban” yaitu merelakan keinginan dan kecintaan lepas dari tangan demi menuju keridlaan Allah. Allahu akbar 3 x la ila ha illalah huwallahu akbar walillahilhamd.

Kalau diantara kita ada yang telah diberikan sedikit nikmat oleh Allah umpamanya harta kekayaan, kecantikan atau jabatan, derajat keilmuan yang tinggi dst maka janganlah lupa diri, angkuh, semua orang dianggap bodoh, orang lain dilecehkan, ingat bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia itu adalah sedikit “Wama utitum minal ilma illa qalil”.

Kaum Muslimin jamaah idul adlha yang berbahagia!

Marilah kita bersyukur kepada-Nya, minta ampun dan bertaubat atas segala keteledoran kita selama ini dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Insyaallah kita akan dirahmati dan nikmatNya akan ditambahi.

Lalu demikian, andaikan rasa cinta kita masih terpatri kepada Allah sebagaimana Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, lantas sejauh mana pengorbanan atas nama cinta kita ? Contoh sederhana Infaq dan sadaqah. Sejauh mana kita menganggarkan dana untuk sadaqah dibanding dana untuk kosmetik , belanja dan hand phone atau rokok.

Andaikan anggaran kosmetik, handphone dan belanja lebih besar dari infak sadakah kita, lalu sejauh mana dan sebesar apa pengorbanan dan cinta kita kepada Allah berbanding cinta kepada dunia. Cinta duniakah atau cinta pada Allah SWT . Ada kenyataan lain seperti kajian-kajian keislaman, terlihat sepi dan jauh  berkurang  dan telah didominasi oleh Youtub yang  penuh  dengan  hiburan. Orang sekarang sudah sangat sibuk dan menghabiskan waktunya dengan WhatsApp. Dimana dia berada di sana ada Handpohone dan selalu sibuk dengan WA.

Jujurlah, bahwa selama ini kita rajin ibadah ketika ada masalah. Kita menangis berdoa ketika  ada  duka.  Kita  perlu Allah ketika berbagai masalah dan duka datang menghampiri kita. Ingatalah ketika musibah corona ini kita rajin ibadah sholat 5 waktu tetapi ketika corona sudah melandai kita pun pergi meninggalkan Allah. Hal ini membuktikan bahwa memang nafsu hewaniyah masih mendominasi dalam semua lini kehidupan kita. Nafsu-nafsu seperti inilah yang dimaksud dalam konteks idul kurban, yang harus disembelih dan dihapus dalam setiap hati sanubari manusia.

Inilah yang digambarkan dan dicontoh oleh Nabi Ibrahim yang pada hakekatnya ‘menyembelih’ cinta-cinta lain yang ada di hatinya. Itulah makna Idul Adha. Di samping berlomba menyembelih kambing kita  harus iringi dengan menyembelih cinta lain yang ada di hati kita. Itulah pengorbanan atas nama cinta yang paling indah.

Di akhir khutbahnya Prof Jandra mengajak kepada saudara-saudara kaum Muslimin semoga ‘Idul Adha kali ini tidak sekedar rutinitas tahunan, tapi terus menjadi sarana pendidikan untuk menjadi pribadi lebih baik. Dirinya mengajak semua sebagai berikut:

  1. Jika saudara sebagai seorang pelajar/ mahasiswa latihlah diri anda agar benar- benar menjadi orang yang jujur dengan keimanannya, dan tetap mampu mengendalikan hawa nafsu, selalu mengerjakan yang baik dan jangan sekali-kali berbuat maksiyat dan
  2. Jika saudara sebagai pedagang, jadilah pedagang yang jujur lillahi ta’ala jauh dari kendali hawa nafsu dan penipuan sekecil apapun.
  1. Jika anda sebagai karyawan baik ASN atau swata bekerjalah dengan disiplin, ikhlas karena Allah SWT bertanggungjawab sehingga gaji menjadi
  2. Jika sdr sebagai orang tua didiklah anak dengan penuh tanggungjawab, kasih sayang, disiplin penuh iman, taqwa, jauh dari sifat egois dan otoriter. Sadarilah bahwa sekolah hanya mengajarkan kecerdasan otak dan tidak membentuk kepribadian.
  3. Jika saudara sebagai pendidik, guru atau dosen sisipkanlah iman dan takwa serta pesan bahaya hawa nafsu kedalam hati anak didik
  4. Bagi saudara yang menjadi politikus jujurlah dalam berkata dan berbuat, janganlah memperkaya diri dan membohongi rakyat tapi wajib membela
  5. Jika saudara sbg seorang pejabat atau penguasa atau atasan berlaku adillah dalam melayani masyarakat, tanamkanlah iman dan takwa dan rasa kasih sayang dalam hati bawahan, berani melarang kemungkaran dan selalu menyuruh yang

Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah yang berbahagia.

Marilah kita minta ampun dan bertaubat atas segala dosa, keteledoran dan kesalahan kita selama ini dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Exit mobile version