Prof Lincolin: Perguruan Tinggi Bagus Jika Pengajarnya Berkualitas

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Sampaikan Kuliah Umum di UM Bandung

Prof Lincolin: Perguruan Tinggi Bagus Jika Pengajarnya Berkualitas

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof H Lincolin Arsyad MSc PhD mengatakan bahwa selain mengajar di kampus, dosen juga dituntut banyak melakukan penelitian dan produktif berkarya.

Hal itu disampaikan Prof Lincolin Arsyad dalam acara “Kuliah Umum dan Rektor Award” yang digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung), Selasa 12 Juli 2022.

”Syarat perguruan tinggi untuk menjadi terbaik atau bagus itu bisa ditunjang kalau tenaga pengajarnya juga bagus. Kalau pengajarnya kurang bagus, jangan berharap peruguruan tinggi itu akan unggul di masyarakat,” ucapnya.

Prof Lincolin Arsyad berharap UM Bandung tidak lelah untuk terus-menerus membangun dan mengembangkan sumber daya manusia agar di masa mendatang UM Bandung menjadi kampus terbaik dan terkemuka di Indonesia.

Harapan itu beralasan karena Prof Lincolin Arsyad menilai hingga enam tahun ini, meski baru enam tahun berdiri, tetapi UM Bandung mengalami perkembangan yang pesat, mulai dari fasilitas hingga sumber daya manusianya.

Di samping itu, Prof Lincolin Arsyad tidak lupa berpesan agar seluruh sumber daya manusia yang ada di UM Bandung dapat bekerja sama dalam mengembangkan ideologi Muhammadiyah dan universitas.

Kualifikasi dosen

Hal yang tidak kalah penting, Prof Lincolin Arsyad menekankan mulai saat ini UM Bandung harus memperbanyak dosen yang berpendidikan S3 atau bergelar doktor bahkan hingga profesor.

Kalau satu perguruan tinggi dosen-dosennya tidak banyak bergelar doktor, menurut Prof Lincolin Arsyad, perguruan tinggi itu tidak akan laku di masa mendatang

“Oleh karena itu, saya katakan tadi makanya dosen-dosen yang belum doktor, segera meraih doktor, baik itu di dalam maupun luar negeri,” katanya.

UM Bandung juga perlu berlari kencang mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) lain yang lebih dulu ada dan eksis.

”UM Bandung baru enam tahun, tetapi gedung sudah punya sendiri, sumber daya manusia juga kita kembangkan, maka mengejar PTMA yang terkemuka pun bukan hal yang tidak mungkin dilakukan UM Bandung,” tuturnya.

Promosi dan karakter

Soal promosi kampus, Prof Lincolin Arsyad berharap UM Bandung tidak berhenti melakukannya. Promosi selalu dibutuhkan, baik melalui personal, lembaga, maupun melalui cara-cara yang lain.

Pesan selanjutnya, Prof Lincolin Arsyad berharap mahasiswa UM Bandung bisa menjaga perilaku yang baik. Perilaku itu harus mencerminkan sebagai warga Muhammadiyah dan pribadi muslim yang Islami, baik, dan sabar.

“Jadi, mahasiswa kita itu dididik di sini bukan hanya dalam materi kuliah, melainkan juga soal karakter. Pendidikan di Muhammadiyah itu adalah pendidikan karakter, itulah gunanya Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK),” tandasnya. (Firman/Feri)

Exit mobile version