SRAGEN, Suara Muhammadiyah – Pada Rabu, 13 Juli 2022 Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen menyambut kedatangan santri baru kelas VII dan kelas X sejak pagi hari pukul 06.00 – 14.00 WIB di Lapangan Ponpes Dimsa. Turut hadir membersamai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, K.H Abdullah Afandi, M.Ag, Ketua Komite Sekolah Drs Taqdir Supriyono, MPd, mudir Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, K.H Ali Rosyidhi, S.Pd, , Kepala SMP dan MA Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, Ustadz Wibowo Juli Saputro, M.Pd dan Ustadz Fuad Ibrahim, SM, guru serta karyawan dan seluruh Wali Santri baru baik SMP maupun MA Dimsa.
Dalam sambutannya, Kyai Abdullah Afandi manyampaikan kepada segenap Wali Santri untuk menjadi orang yang cerdas yaitu orang yang selalu mengingat mati dan berusaha mencari bekal hidup sesudah mati. ” Hidup setelah mati itulah hidup yang sebenarnya maka mari kita siapkan dengan cara Muhammadiyah, saling mengingatkan dengan Al-Qur’an,” ujarnya.
Salah satu perwakilan Wali Santri dalam ikrar penyerahan amanah kepada Ponpes Dimsa diwakili oleh Bapak Syahidun, S.Ag “Kami yakin, mantap dan ikhlas memasrahkan putra putri kami di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen untuk dididik dibina dan dibimbing menjadi putra putri yang sholih sholihah yang diridhoi oleh Allah SWT. Kami mohon betul kepada Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen untuk memberikan tarbiyah kepada putra-putri kami,” tambahnya.
Kemudian dalam kesempatan itu juga Mudir Ponpes Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen mengatakan “Jangan memanjakan anak di waktu kecil tetapi berilah kemandirian kepada anak-anak biar anak-anak itu menjadi pribadi-pribadi yang tangguh karena mereka akan menggantikan kita yang sudah tua ini, karena mereka akan menghadapi tantangan jaman yang berbeda dengan jaman kita,” ujarnya.
Kemudian Kepala SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Wali Santri kepada Ponpes Dimsa untuk menjadi lembaga pendidikan yang dipilih bagi putra-putrinya. “Dimsa itu adalah Pondok kader, tugas kita adalah mencetak kader-kader ummat yang nanti kedepannya siap menjadi penerus yang meneruskan estafet kepemimpinan terutama di Muhammadiyah dan lebih luas lagi di masyarakat,” imbuh Wibowo Juli Saputro, M.Pd.
Tangis haru dan pelukan menjadi adegan drama ketika orang tua hendak meninggalkan ponpes seusai menyelesaikan registrasi dan administrasi santri. Para orang tua juga berpesan “ ustadz dan ustazah kami titip anak kami. Semoga kelak mereka menjadi anak yang sholeh sholihah dan jalan bagi kami orangtuanya ke surga. Aamiin”.