JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebagai kampus terakreditasi Unggul dan kampus Islam terbaik, Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) siap cetak lulusan yang mampu menguasai kemampuan berbahasa Jepang khususnya pada bidang pendidikan, penerjemah, dan edupreneur.
Dalam peningkatannya, Pendidikan Bahasa Jepang terus meningkatkan sinergi dan capaian program Internasionalisasi diantaranya dengan cara menyelenggarakan kegiatan International Short Course dengan tema “Language and Tourism” bersama negara ASEAN diantaranya Malaysia, Filipina, dan Indonesia itu sendiri.
Acara yang diselenggarakan selama dua pekan yakni tanggal 5-15 Juli 2022 yang dilaksanakan secara daring melalui platform zoom meeting. Kegiatan ini telah diadakan kedua kalinya dengan diikuti lebih dari 200 peserta yang berasal dari 3 negara terdiri dari Malaysia, Filipina dan Indonesia.
Turut hadir, Desvian Bandarsyah selaku Dekan FKIP Uhamka, Purnama Syaepurohman selaku Kepala Kantor Urusan Internasional Uhamka, Hari Naredi selaku Wadek III FKIP Uhamka, Muhammad Dwifajri selaku Wadek IV FKIP Uhamka, dan Rita Agustina Karnawati selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Dalam sambutannya Desvian mengatakan bahwa bahasa dan pariwisata merupakan dua hal yang penting pada era kemajuan teknologi sekarang ini.
“Di era sekarang semakin ditandai dengan menguatnya ekonomi berbasis jasa dan hiburan. Maka bahasa dan turisme menjadi bagian yang tidak terbantahkan untuk mengambil peran yang semakin signifikan,” tutur Desvian.
Lebih lanjut, Desvian menjelaskan jika bahasa dan turisme menjadi faktor yang menentukan dari proses perkembangan ekonomi berbasis jasa dan hiburan. Karena di sana selalu ada destinasi hiburan dan makanan yang menjadi bagian dari kekayaan masyarakat Jepang.
“Di sisi lain, bahasa Jepang juga telah lama menjadi bahasa penting dalam dunia yang terus berkembang. Itu disebabkan peran ekonomi jepang sebagai negara yang kuat di masa lalu sampai kini telah menempatkan bahasa Jepang sebagai bahasa Internasional.” Tambah Desvian.
Sementara itu, Rita Agustina selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang menyampaikan bahwa bahasa sangat dibutuhkan dalam dunia pariwisata yang tumbuh secara eksponensial dan telah mempengaruhi semua aspek kehidupan sosial. Saat ini, pariwisata dan semua yang terkait dengannya, adalah salah satu industri paling penting dan dinamis di dunia.
Rita berharap dengan adanya kegiatan dapat memberikan ruang bagi peserta untuk mengeksplor kemampuan dalam bidang berbahasa dan memandu wisata. “Melalui International Short Course ini diharapkan para peserta dapat memberikan penjelasan tentang destinasi wisata, makanan dan matsuri khususnya yang ada di Jepang dengan menggunakan bahasa Jepang dasar yang telah mereka pelajari.” tutup Rita.