Umri Rumuskan Strategi Integratif Pengarusutamaan AIK

Umri Rumuskan Strategi Integratif Pengarusutamaan AIK

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menekankan Internalisasi Muhammadiyah di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), kamis (14/7/2022) gelar seminar Strategi Integratif Pengarusutamaan Al-Islam Kemuhammadiyahan. Seminar dilaksanakan di auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus Umri jalan Tuanku Tambusai ujung, Pekanbaru dengan narasumber Prof Dr Sutrisno MAg dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah.

Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA mengatakan bahwa Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) harus menjadi ciri utama di kampus Umri. Ia tidak ingin nilai-nilai AIK hilang di kampus Umri.

“Saat ini banyak perguruan tinggi yang menghadapi permasalahan kehilangan dua hal penting, seperti yang dituliskan oleh akademisi Harvard University, yaitu ideologi dan moral responsibility. Para dosen dan mahasiswa berada di menara gading perguruan tinggi, sehingga tidak berpijak pada bumi kenyataan. Sehingga ketika keluar dari kampus mereka galau dan gagap menghadapi kehidupan” jelas Saidul Amin.

Jika ini terus terjadi maka perguruan tinggi tidak lagi menjadi pembina intelektual tetapi peternakan intelektual.”Di sinilah kelebihan perguruan tinggi Muhammadiyah yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan baik secara ideologis, filsafat dan akademis. Artinya alumni Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus membumi dalam kehidupan dan menjadi duta Muhammadiyah di tengah masyarakat. Dan Umri harus menjadi miniatur Muhammadiyah itu sendiri,” kata Saidul Amin lagi.

Sementara itu Prof Dr Sutrisno MAg mengatakan Strategi Integratif Pengarusutamaan Al-Islam Kemuhammadiyahan diantaranya; Pertama, Menegakkan budaya mutu AIK. Seluruh aspek dan proses kebijakan beserta implementasi terdokumentasi secara tertulis. Implementasi Standar Mutu AIK yang objektif dan terukur. Kedua investasi maksimal pada aspek SDM AIK.

Ketiga, AIK sebagai Ruh PTMA. Penekanannya pada aspek pendidikan bukan pengajaran AIK. Adanya AIK Perspektif Multikultural bagi civitas non-muslim. Keempat, keterlibatan semua pihak dan stakeholder; dosen, karyawan, pimpinan PTMA, demikian pula dengan pimpinan persyarikatan.

Prof Sutrisno menekankan “Strategi pengarusutamaan Al-Islam dan kemuhammadiyahan ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan generasi kompetitif di era industri digital. Selain itu untuk penguatan dapat pula dilakukan program diantaranya; Penguatan SDM berkemajuan; Pembenaguannan sistem integratif; Penguatan kerja sama eksternal”

Turut hadir dalam seminar ini anggota Badan Pembina Harian Prof Dr HM Nazir Karim MA, lima puluh peserta yang terdiri dari para Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi dan para dosen pengampu mata kuliah AIK. (Jayus/Riz)

Exit mobile version