Menjadi Guru Idola ala Motivator

Menjadi Guru Idola ala Motivator

MALANG, Suara Muhammadiyah – Training kompetensi guru diikuti puluhan tenaga pendidik SMK Muhammadiyah 2 Pagak Kabupaten Malang di hall hotel Mirabel, Sabtu (16/7/2022). Menggugah guru untuk bisa menjadi ‘Guru Idola’ bagi siswa-siswinya kelak.

Training ini sejatinya kelas motivasi bagi para guru, untuk bisa lebih berkualitas dalam memerankan tugas dan fungsinya. Fasilitatornya, konsultan pendidikan sekaligus trainer muda berpengalaman, Hanif Asyhar MPd.

Training motivasi ini diharapkan berdampak bagi munculnya keunggulan diri tenaga kependidikan yang kuat. Keunggulan yang akhirnya bisa menempatkan mereka sebagai ‘guru idola’.

Makna umum idola berarti, yang terkenal atau yang kerap dipuja. Lalu, apakah guru idola itu sebatas dikenal semua siswa dan selalu mendapatkan pujian di hadapan para siswanya?

Sebuah perenungan, guru tentunya sebagai orang yang mampu membelajarkan, mengedukasi untuk mencerdaskan. Lebih dari itu, guru juga menjadi panutan dan bisa diteladani. Keteladanan yang tentunya bisa menginspirasi dilakukannya hal sama atau melebihi yang sudah ada.

Menjadi guru idola bermodalkan apa? Dan, apa dampak yang bisa dimunculkan darinya? Beberapa hal terkait ini lah yang coba dipaparkan ala Hanif Asyhar.

Menurut Hanif, bisa menjadi idola itu bisa dalam lingkup keluarga, lingkungan sekolah, baik sesama guru maupun di tengah-tengah siswa.

“Dari training motivasi ini dibangun persepsi yang sama, seperti apa untuk bisa menjadi guru idola itu. Tentu saja, guru idola adalah yang bisa menjadikan orang lain respek (menghormati),” jelasnya.

Respek dari orang lain ini, lanjut Hanif, tidak lah serta merta dan karena dipaksakan. Sebaliknya, respek berawal dari persepsi diri yang baik pada kita.

“Ketika orang sudah respek, maka dengan sendirinya akan mau mengikuti kita. Bahkan, saat salah pun, idola akan dibela oleh yang mengidolakannya,” imbuhnya.

Hanif menegaskan, persepsi diri guru idola bisa dibangun dari setidaknya satu potensi diri yang dipunyai. Ia mencontohkan, potensi diri sebagai guru yang sabar dan telaten, atau yang ahli menghasilkan suatu karya.

Jika semua guru punya persepsi diri positif yang bisa dimunculkan, maka akan terbangun persepsi lebih luas, tentang hal-hal dan praktik baik yang bisa ditiru murid.

Pun sebaliknya, setiap orang jangan salah persepsi pada orang lain. Karena, mispersepsi akan bisa menyebabkan meremehkan, atau salah memaknai apa yang dilakukan orang lain.

Kepala SMK Muhammadiyah 2 Pagak, Sukadi mengungkapkan, kegiatan training ini juga untuk mengoptimalkan sumberdaya tenaga kependidikan yang ada.

“Motivasi seperti ini penting, agar lebih terbangun kebersamaan guru dan karyawan untuk memajukan sekolah. Motivasinya harus selalu diperkuat dan dioptimalkan,” kata Sukadi.

Menurutnya, kuliah tamu motivasi ini masih upaya awal, untuk dilanjutkan dengan berbagai upaya lainnya. Apalagi, tantangan SMKM 2 ke depan tetap besar, untuk bisa menghasilkan output lulusan terbaik dan mengantarkan mereka mendapatkan peluang kerja sebaik-baiknya. (Choirul Amin)

Exit mobile version