Semangat Menuntut Ilmu sebagai Kunci Keberhasilan
Oleh: Tito Yuwono
Minggu ini adalah minggu pertama tahun ajaran baru 2022/2023 untuk pendidikan dasar dan menengah. Minggu pertama biasanya diisi dengan acara MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Di lingkungan pendidikan Muhammadiyah dinamakan Fortasi (Forum Ta’aruf Orientasi). Pihak sekolah memperkenalkan kepada siswa baru (terutamanya) terkait dengan SDM, sarana dan prasarana sekolah, peraturan-peraturan sekolah, organisasi-organisasi kesiswaan di lingkungan sekolah serta bagaimana metode belajar dan evaluasinya yang akan dilakukan di sekolah terkait.
Pada momentum Fortasi ini juga tak kalah pentingnya adalah memberikan motivasi dan semangat dalam menuntut ilmu bagi pelajar. Semangat inilah yang paling berperan, apapun kendalanya, insyaa Allah akan selalu ada jalan bagi yang bersemangat.
Rasulullah bersabda Ihris ‘alaa yanfa’uka wasta’in billahi wa laa ta’jiz (Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah). (HR. Muslim). Yahya Ibnu Abi Syakir mengatakan laa yustato’u ‘ilma birohatil jismi (tidak akan didapatkan ilmu bagi badan yang bermalas-malasan/berleha-leha). Juga semboyan man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapatkan.
Kita mempunyai keteladanan para ulama terdahulu menjadi motivasi bagi pelajar. Seperti Jabir bin Abdullah, melakukan perjalanan dari Madinah ke negeri Syam, yang saat ini bernama suriah. Perjalanan yang ditempuh selama satu bulan perjalanan, dengan tujuan mendapatkan sebuah hadis dari Abdullah bin Unais. Juga, Imam Ahmad ibnu Hambal, yang keluar rumah sebelum subuh dalam rangka untuk belajar ke guru beliau. Imam Syafi’i yang menghafal Quran dalam umur tujuh tahun, dan menghafal kitab muwattho’ Imam Malik dalam usia 10 tahun. Tentu ini didorong semangat yang tinggi sehingga mampu menghafal dalam usia yang masih sangat belia, bahkan usia anak-anak. Imam Nawawi, penulis banyak kitab seperti Riyadhus Shalihiin, Hadis Arba’in, Al-adzkar, At-tibyan fi Hamalatil Quran dan lain-lain, beliau menggunakan waktunya untuk membaca dan menelaah. Waktunya disibukkan dengan ilmu baik siang maupun malam. Dan masih banyak lagi keteladanan ulama kita dalam bersemangat mendapatkan ilmu dengan berbagai keterbatasan pada masa itu hingga mewariskan kitab-kitab yang sangat berkualitas dan bermanfaat. Dan sampai saat ini warisan beliau-beliau menjadi pelita ummat.
Begitu juga dengan ulama nusantara seperti KH Ahmad Dahlan, HAMKA, Muhammad Natsir dan lain-lain (rahimahumullah). Beliau adalah teladan dalam menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, mengamalkan ilmu dan mendakwahkan ilmu.
Sebagai penyemangat lagi adalah, sebuah hadis yang menyatakan bahwa Allah Ta’ala memudahkan masuk ke surga bagi orang yang menempuh perjalanan menuntut ilmu. Kata menempuh perjalanan konteks sekarang adalah selain daripada melakukan rihlah dalam rangka menuntut ilmu, juga bisa dimaknai dengan usaha-usaha untuk mendapatkan ilmu walaupun secara fisik tidak menempuh perjalanan. Seperti mengikuti pelajaran dengan baik via daring, mencari dan mempelajari ilmu yang diperlukan melalui internet, membeli gawai dan kuota untuk keperluan tersebut dan sebagainya.
Di masa pandemi kemaren, menjadi pelajaran berharga bahwa proses belajar mengajar dengan daring mestinya tidak menjadi hambatan bagi para pelajar yang bersemangat menuntut ilmu. Apalagi saat ini banyak sumber ilmu, selain Bapak Ibu Guru kita di sekolah yang kita muliakan, juga sumber ilmu yang ada dalam genggaman kita. Kita tinggal memasukkan dari genggaman tersebut ke dada kita. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah syair Al-‘ilmu maa fiishudur laa fiisuthur (Ilmu itu apa yang ada di dada, bukan di tulisan).
Untuk memasukkan ilmu dalam dada banyak usaha yang harus dilakukan, yaitu dengan memperhatikan sungguh-sungguh, mencatatnya, menghafal, muroja’ah (mengulang-ulang), menelaahnya, dan mengamalkannya/mempraktikannya. Tentu diiringi dengan doa kepada Allah Ta’ala.
Terakhir, dengan semangat menuntut ilmu dan meneladani ulama-ulama kita terdahulu, semoga pelajar-pelajar kita sukses dalam belajar. Wallahu a’lam.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman