JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional mengapresiasi konferensi internasional komunitas masjid ASEAN. terutama dalam rangka menta’mirkan masjid khususnya yang ada di wilayah Asia Tenggara. Dalam rangka memperkokoh jamaah dan kerjasama antar masjid, memaksimalkan pemanfataan masjid sebagai pusat ibadah, Ta’lim (pendidikan) atau literasi keagamaan dan peradaban, ekonomi dan kemanusiaan dan dakwah Islamiyah.
“Selamat dan apresiasi yang tinggi atas diselenggarakannya konferensi ini. Semoga berjalan lancar dan berhasil merumuskan pandangan-pandangan penting dari seluruh peserta,” ungkap Sudarnoto Abdul Hakim, Rabu (20/7/2022).
Penyelenggaraan konferensi ini sangat tepat seiring dengan berkembangnya berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh umat Islam. Ada salah satu masalah internal umat yang dalam tingkat tertentu mengganggu Ukhuwah Islamiyah akibat perbedaaan faksional politik yang cukup tajam atau bahkan karena perbedaan pandangan pemahaman dan raktek keagamaan di kalangan umat.
Karena itu Masjid haruslah secara maksimal dijadikan sebagai pusat literasi keagamaan yang baik, penguatan Islam Wasathiy dan Ukhuwah Islamiyah. Karena itu, perlu dirumuskan secara matang tentang format kerjasama antar masjid di ASEAN dalam rangka memperkokoh Ukhuwah Islamiyah ini.
Beberapa masalah lain yang muncul dan dihadapi oleh umat Islam antara lain ialah semakin merebak dan berkembangnya Islamofobia di banyak negara yang juga perlu menjadi agenda dan perhatian dalam konferensi. Atas masukan OKI, PBB sudah menetapkan sebuah keputusan penting untuk melawan Islamofobia (Combat Islamophobia).
Masukan OKI dan keputusan PBB ini menunjukkan bahwa gerakan Islamofobia ini sudah mencapai tingkat yang sangat menghawatirkan. Tidak saja sekedar sangat mengganggu dan merusak Islam dan umat islam, pemikiran dan gerakan Islamofobia ini merusak atau menginjak-injak kedaulatan dan martabat manusia dan bahkan dengan hukum internasional.
Karena itu, pemikiran dan gerakan Islamofobia ini adalah musuh bersama lintas agama, budaya dan bangsa. Masjid di manapun haruslah menjadi salah satu instrumen penting dalam melakukan perlawanan terhadap pemikiran dan gerakan Islamofobia ini dengan cara-cara yang berkeadaban.
Isu lain yang penting menjadi perhatian ialah masjid al-Aqsho yang dalam waktu panjang terancam oleh tindakan-tindakan brutal zionis Israel. Masjid al-Aqsho sebagai tempat ibadah menjadi tidak aman karena sering diinjak-injak dan diserang oleh kelompok-kelompok ekstrim Yahudi dan didukung oleh tentara Israel.
Masyarakat dan penguasa zionis Israel benar-benar menunjukkan kebencian yang sangat luar biasa dan ini mengancam eksistensi majidil Aqsho sebagai masjid yang sangat bersejarah dan djaga oleh umat Islam selain masjid Nabawy di Madinah dan masjid di Mekah. Karena itu, konferensi diharapkan melahirkan sebuah resolusi penting tentang pembelaan terhadap Masjidil Aqsha. (Riz)