JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 1.371 mahasiswa dilepas untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Jakarta Tahun 2022. Pelepasan mahasiswa peserta KKN UMJ ditandai dengan dibukanya secara resmi program KKN UMJ 2022 oleh Rektor UMJ pada Jumat (22/07). Rangkaian acara tersebut disertai dengan seminar nasional yang digelar secara daring.
Berdasarkan data dari laporan Ketua Pelaksana KKN UMJ 2022, Dr. Lusi Andriyani, M.Si., KKN UMJ melibatkan mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang tergabung melalui 91 kelompok masing-masing 1 DPL, terdiri dari 1371 mahasiswa dari 7 fakultas. KKN yang mengusung tema Bersama UMJ Menyiapkan Karakter Mahasiswa yang Unggul dan Berkemajuan dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), akan mulai dilaksanakan pada 22 Juli sampai dengan 23 Agustus 2022.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si., Ketua LPPM UMJ menyampaikan bahwa saat ini UMJ telah memiliki sistem tata kelola KKN yang dapat diakses oleh seluruh mahasiswa peserta dan DPL KKN UMJ. Konsultasi dan laporan harian dapat dilakukan secara hybrid.
Sebagai salah satu penerapan pengabdian kepada masyarakat, KKN menjadi agenda penting bagi setiap perguruan tinggi walaupun masih dalam masa pandemi Covid-19. Pandemi yang melanda sejak 2020 mendorong UMJ, khususnya Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai pelaksana program KKN untuk melakukan inovasi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penghargaan Rekor MURI yang diberikan kepada UMJ pada 2020 atas KKN Online Pertama di Indonesia dan pada 2021 atas Luaran KKN Online terbanyak.
Pencapaian tersebut diapresiasi oleh Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.SI. “Ini prestasi yang saya kira tidak mudah untuk dicapai. Terkait dengan pelaksanaan KKN yang dua tahun terakhir terutama dalam suasana covid, kami berterima kasih sekali kepada LPPM dengan segala inovasinya”, ungkap Ma’mun.
Pada kesempatan tersebut, Ma’mun juga menyampaikan bahwa KKN 2022 dilakukan di daerah domisili mahasiswa karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. Namun ia berharap tahun berikutnya KKN dapat dilaksanakan secara terpadu dalam satu wilayah seperti masa-masa sebelum pandemi Covid-19.
“Kalau KKN itu dilaksanakan secara terpadu, tentu masalah akan lebih banyak, maknanya juga akan lebih banyak. Salah satunya makna dakwah yang bersifat berjamaah, apalagi kalau kita mau menggunakan pendekatan dari dakwah kultural yang juga dalam beberapa tahun terakhir dikembangkan oleh Muhammadiyah,” ungkap Ma’mun.
Rangkaian acara pembukaan diikuti dengan seminar nasional yang menghadirkan Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP. (Kepala LLDIKTI Wilayah III) dan Dr. M. Nurul Yamin, M.Si. (Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah). (DN/KSU)