ANKARA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki melakukan kunjungan silaturahmi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Turki, Kamis (21/7). Pada kesempatan tersebut, Ketua PCIM Turki, Dinil Abrar Sulthani bersama dengan lembaga otonom PCIM Turki seperti PCIA, LAZISMU dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah serta juga Tim Ad Hoc KKN/Pengabdian Masyarakat Internasional dan Tim Ad Hoc Kelompok Riset Muhammadiyah Turki, terdapat juga perwakilan dari lembaga amal usaha PCIM Turki yaitu Egimu Turki.
PCIM Turki bersama semua perwakilan yang datang berkesempatan untuk berbincang santai dengan Duta Besar LBBP (Luar Biasa Berkekuasaan Penuh) RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal yang juga bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Sebagaimana adik yang bersilatuhrahmi dengan kakak, ada banyak sekali petuah dan arahan yang diberikan oleh Beliau kepada PCIM Turki terkait kualitas dan kuantitas aktivitas Persyarikatan di negara dua benua ini kedepannya.
Dimulai dari legalitas yang sedang diikhtiarkan oleh PCIM Turki agar dapat segera terwujud demi mempermudah kegiatan ke-Muhammadiyah-an di Turki. Meskipun ada banyak sekali halangan tapi PCIM Turki tetap optimis untuk mendapatkan legalitas keorganisasian. Salah satu syarat penting legalitas adalah harus adanya sekretariat yang berkedudukan di Turki.
Pencarian sekretariat ini bukan perkara mudah, mengingat adanya pergantian regulasi dari pemerintahan Turki yang perlu effort lebih dalam pencarian calon kesekretariatan untuk PCIM Turki. Bapak Lalu Muhamad Iqbal berpesan supaya PCIM Turki harus lebih semangat dan hati-hati menentukan untuk memilih tempat sekretariat yang aman baik dari kondisi lingkungan sosial maupun politik di area sekitar calon tempat sekretariat PCIM Turki.
Kemudian untuk lembaga-lembaga otonom seperti Tapak Suci juga diarahkan untuk dapat memperkuat Gerakan dakwah di Turki ini. Dalam perbincangan malam itu, Bapak Lalu Muhamad Iqbal juga menyarankan agar Tapak Suci ini dapat sesegera mungkin menjadi Lembaga yang memiliki pengakuan secara resmi dan kokoh dihukum internasional. Mengingat di Turki sendiri sudah memiliki dua Lembaga pencak silat yang belum memiliki legalitas secara resmi dan kokoh dibidang hukum.
Harapan beliau kepada Pencak Silat Tapak Suci agar dapat menjadi Federasi yang bisa berdiri di Turki. Dengan dibentuknya Lembaga Tapak Suci Turki ini menumbuhkan semangat baru dan dapat menjadikan olahraga asli Indonesia ini berkedudukan hukum dan diakui secara legalitas, yang dapat merekrut anggota dari WNI dan juga WNT (Warga Negara Turki).
Kemudian berlanjut ke Otonom selanjutnya yaitu LAZISMU Turki atau Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah Turki. Pada malam ini beliau menyampaikan Lembaga-lembaga ini harus terus berjalan menjadi ladang dakwah seperti halnya dalam menampung zakat, infaq dan shadaqah sebagai salah satu jalan dakwah dan penyebaran nilai-nilai muhammadiyah. Serta dapat membantu sesama muslim baik orang Indonesia ataupun saudara sesama muslim lainnya.
Serta dalam proses dakwah juga dapat terus melibatkan rekan-rekan Aisyiyah yang tentunya semakin eksis di dunia ini dan mereka juga berhak untuk menyuarakan serta bereksistensi di dunia organisasi.
Kemudian arahan beralih untuk amal Usaha PCIM Turki dalam hal ini adalah Egimu atau Eğitim Muhammadiyah yang dikenal juga dengan Edu-Travel Muhammadiyah. Beliau menyoroti serius bidang amal usaha ini agar dapat dikembangkan secara signifikan. Mengingat pentingnya amal usaha di dunia dakwah ini. Karena dalam berdakwah kita harus memiliki dana sendiri agar dapat berdikari atau berdiri diatas kaki sendiri. Adapun tujuan dari amal usaha ini agar PCIM dapat terus menyiarkan nilai-nilai Muhammadiyah dan dapat berdakwah tanpa adanya intervensi serta tekanan dari berbagai kalangan yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu amal usaha menjadi catatan penting yang Beliau berikan kepada PCIM Turki. Beliau juga menyampaikan, Perkembang secara signifikan di Pendidikan dan pembangunan di Turki ini dapat di manfaatkan secara bijak dan terarah agar saling mendapatkan keuntungan dari kedua belah pihak. Seperti halnya pembangunan di bidang Teknik sipil dan perairan Turki yang sudah diakui oleh dunia menjadi salah satu yang terbaik.
Mengingat hal tersebut, untuk Tim Ad Hoc KKN/Pengabdian Masyarakat Internasional dan Tim Ad Hoc Kelompok Riset Muhammadiyah Turki untuk dapat mengali lebih dalam lagi terkait pendidikan dan riset di negara ini. Terus cari keterkaitan dan kesinambungan antara Turki dan Indonesia agar dapat memiliki keterikatan yang kuat dalam bidang penelitian. Seperti contohnya teman-teman di Australia dan negara lain.
Secara garis besar pertemuan malam itu ada banyak sekali petuah dan arahan yang diberikan kepada PCIM dan Lembaga otonom, tim teknis dan badan amal usaha PCIM Turki. Selanjutnya Beliau juga menekankan kepada PCIM agar menjalankan 3 cara bermuhammadiyah di dunia Internasional.
Tiga cara bermuhammadiyah adalah 1)berdakwah, 2) menjalankan kegiatan secara berkelanjutan dan 3) menjalankan amal usaha. Beliau juga menambahkan bahwa PCIM Turki harus dapat menjalankan suatu program yang dapat membangun arus pemikiran kearah yang lebih baik lagi serta terus menyebarkan nilai-nilai ke-Muhammadiyah-an kepada seluruh umat.
Kegiatan tadi malam juga ditutup dengan foto bersama dan penyerahan plakat kenangan-kenangan dari PCIM Turki kepada Dubes Turki. Serta acara ramah tamah dengan perkenalan perwakilan yang hadir kepada Bapak Lalu Muhammad Iqbal. (Julia/Riz)